Tidak selamanya nyeri di dada merupakan pertanda penyakit jantung. Berikut ini 7 penyebab nyeri dada lainnya yang perlu Mama Papa pahami.
Rasa nyeri di dada seringkali ditakuti sebagai gejala awal penyakit jantung. Padahal tidak selamanya nyeri di dada menunjukan masalah pada jantung, lho. Pasalnya, penyebab nyeri dada sangat beragam, mulai dari yang sederhana hingga berbahaya.
Meski begitu, Mama Papa jangan menyepelekan kondisi nyeri di dada, ya. Agar bisa dijadikan deteksi dini, berikut penyebab nyeri dada yang sering dialami:
Penyakit asam lambung (GERD)
Kadangkala kita akan kebingungan membedakan antara penyakit asam lambung dengan serangan jantung. Pasalnya, kedua penyakit tersebut memiliki ciri-ciri yang mirip, yakni nyeri di dada.
Namun, penyebab nyeri dada akibat GERD, biasanya disertai sensasi “terbakar” yang terasa lebih parah saat posisi berbaring. Kondisi ini akan menyebabkan kita kesulitan untuk menelan, atau seperti ada yang tersangkut di tenggorokan.
Pneumonia
Saat kita merasakan nyeri di dada, dan terasa semakin buruk ketika menghirup lalu menghembuskannya, bisa jadi hal ini adalah pertanda pneumonia. Pada penderita penumonia, gejala nyeri di dada akan diikuti dengan batuk dan sesak napas.
Pneumonia sendiri merupakan radang pada paru-paru yang umumnya terjadi karena infeksi. Kondisi ini tidak dapat disepelekan, terlebih di situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini. Pasalnya, salah satu gejala COVID-19 bisa ditunjukan dengan keluhan pneumonia.
Baca Juga: Perhatikan, Ini Tanda-Tanda Anak Terkena Pneumonia
Angina
Kondisi ini terjadi karena suplai darah yang mengalir ke otot jantung berkurang. Angina merupakan penyebab nyeri dada yang cukup sering terjadi. Dikutip dari Kompas.com, angina sebenarnya bukanlah penyakit, kondisi ini merupakan gejala dari penyakit tertentu.
Namun berbeda dengan serangan jantung, angina tidak menimbulkan kerusakan permanen pada jaringan jantung. Umumnya angina akan hilang jika kita istirahat yang cukup.
Ketegangan otot dada
Penyebab nyeri dada bisa berhubungan dengan masalah otot dan tulang. Ketika dada terasa nyeri saat disentuh, hal ini bisa menandakan otot dada yang tegang.
Ketegangan pada otot dada dapat dipicu mengangkat sesuatu yang terlalu berat, atau justru tidak mengangkatnya dengan benar. Nyeri yang diakibatkan ketegangan otot dada akan hilang setelah kita cukup istirahat.
Serangan panik
Rasa nyeri atau bahkan sakit yang terjadi di dada bisa diakibatkan masalah psikologis. Gangguan cemas atau sengaran panik, bisa menjadi salah satu penyebab nyeri dada yang menusuk di bagian tengah dada.
Gejala lain yang akan dialami bersamaan dengan nyeri dada adalah mual, jantung berdebar, pusing, keringat dingin, dan kesulitan bernapas.
Jika seseorang mengalami nyeri di dada akibat serangan panik, maka satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah meredakan terlebih dahulu kepanikannya, yaitu tarik napas yang dalam lalu hembuskan.
Pankreatitis
Penyebab nyeri dada bisa jadi karena pankreatitis, atau peradangan mendadak yang akut di pankreas. Umumnya, kondisi ini ditandai rasa nyeri pada perut yang muncul secara tiba-tiba. Lalu secara cepat rasa nyeri merambat ke dada dan punggung.
Penderita pankreatitis akan mengalami gejala lainnya, seperti demam, muntah, mual, dan denyut nadi yang cepat.
Jika Mama Papa merasa penyebab nyeri di dada akibat pankreatitits, sebaiknya segera bawa ke dokter, ya. Pasalnya, penyakit ini tidak dapat disepelekan.
Emboli paru
Meskipun bukan serangan jantung, namun nyeri di dada satu ini cukup berbahaya. Emboli paru merupakan kondisi di mana gumpalan darah terbentuk di arteri, salah satu paru-paru.
Kondisi ini dapat mengancam nyawa seseorang, karena dapat menyebabkan jaringan paru-paru mati akibat minim darah dengan suplai oksigen.
Selain di bagian dada, emboli paru dapat menyebabkan sakit di area punggung atas. Gejala lainnya yang menyertai emboli paru adalah kaki bengkak, susah bernapas, dan batuk darah.
Itulah 7 penyebab nyeri dada, selain serangan jantung. Meski begitu, sebaiknya Mama Papa tidak menyepelekannya, ya. Segera bawa ke dokter jika rasa nyeri di dada disertai dengan gejala lain.
Baca Juga: 7 Penyebab Dada Sesak, Tanda Penyakit dan Gangguan Psikis