Keputihan memang hal normal bagi setiap wanita. Tapi ternyata, setiap warna keputihan yang kita alami bisa dijadikan penanda kondisi kesehatan kita, lo. Salah satunya bisa karena bakteri!
Keputihan adalah keluarnya lendir dari vagina, yang menjadi hal normal bagi setiap wanita. Sayangnya, ada kalanya kita dibuat bingung dengan warna keputihan yang kadang berbeda-beda. Apakah Mama salah satu yang bingung dengan perbedaan warna lendir keputihan?
Sebenarnya, perubahan warna keputihan bisa kita jadikan penanda kondisi kesehatan, lo. Terlebih lagi jika lendir keputihan mengeluarkan bau tidak sedap.
Sebelum terlambat, kenali 6 perbedaan warna keputihan di bawah ini, yuk! Supaya kita dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat:
Bening
Keputihan berwarna bening licin, seperti putih telur dan tidak berbau, adalah hal yang normal. Kondisi keputihan ini menandakan bahwa tubuh sedang mengeluarkan sel mati, dan sekaligus menyeimbangkan diri.
Kondisi keputihan satu ini bisa terjadi kapan saja, bahkan di setiap bulannya. Selain itu, warna keputihan bening bisa menjadi tanda gairah seksual yang meningkat, hingga kehamilan.
Baca Juga: 7 Ciri Masa Subur Wanita, Tanda Siap Hamil
Putih susu
Suka heran dengan warna keputihan seperti susu? Jangan khawatir, karena kondisi ini masih tergolong keputihan yang normal, selama tidak mengeluarkan aroma tertentu. Keputihan berwarna putih susu bisa sebagai pelumas alami pada vagina.
Sebaliknya, apabila mengeluarkan aroma amis, gatal, rasa terbakar, hingga kemerahan dan bengkak tentu patut waspada. Karena bisa saja ini sebagai tanda adanya gejala infeksi jamur, atau dikenal dengan candida albicans.
Kuning pucat hingga hijau
Selanjutnya, warna keputihan kuning pucat sebenarnya masih menjadi hal yang normal. Ada beberapa kemungkinan penyebab berwarna kuning pucat, salah satunya karena makanan yang kita konsumsi.
Namun apabila keputihan berwarna kuning gelap, bahkan hingga kehijauan, bisa sebagai penanda adanya infeksi bakteri. Terlebih lagi jika keputihan tersebut terasa gatal, dan mengeluarkan aroma tidak sedap atau bau busuk.
Patut waspada, karena ini bisa saja adanya tanda penyakit menular seksual, atau dikenal dengan gonore. Jadi, pastikan segera konsultasikan pada dokter spesialis, ya.
Baca Juga: Cara Alami Mengatasi Keputihan yang Upnormal
Berwarna agak pink
Warna keputihan yang sering kita alami selanjutnya adalah kemerahan. Untuk jenis keputihan satu ini bisa saja sebagai penanda awal periode menstruasi, dan awal kehamilan, lo.
Sebaliknya, munculnya keputihan berwarna pink menjadi penanda gejala penyakit serius. Seperti adanya infeksi bakteri pada vagina, hingga masalah hormonal.
Tidak hanya itu, Mama juga patut waspada jika mengalami keputihan berwarna pink di masa kehamilan, terutama saat usia janin belum genap 10 minggu.
Pasalnya, warna keputihan pink ini bisa saja sebagai tanda keguguran, terutama jika muncul nyeri perut bagian bawah, dan ada cairan yang menggumpal pada vagina. Jadi, lebih waspadai, ya!
Merah kecokelatan
Saat warna keputihan merah kecokelatan, tentunya tidak perlu khawatir. Kondisi keputihan ini adalah hal normal, atau kita sering menyebutnya dengan istilah flek. Biasanya flek terjadi saat sebelum dan sesudah menstruasi.
Hanya saja, jika kondisi keputihan terus terjadi sepanjang bulan, Mama patut waspada. Bisa saja ini menjadi salah satu tanda mengalami infeksi. Oleh karena itu, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter, ya.
Abu-abu
Warna keputihan tidak normal selanjutnya adalah abu-abu. Keputihan ini sebagai penanda adanya infeksi bacterial vaginosis (BV). Tidak hanya sekadar keputihan, biasanya akan dibarengi rasa gatal, bau tidak sedap, hingga adanya kemerahan.
Tentunya masalah ini bukan hal sepele, lo. Mama harus segera mengonsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pasalnya kondisi ini dapat menyebabkan infeksi menular seksual, seperti; trikomoniasis, klamidia, atau gonore.
Baca Juga: Ini Penyebab Keputihan Upnormal yang Harus Diwaspadai
Nah, itulah 6 jenis warna keputihan yang penting untuk dikenali. Selain melakukan pengecekan kepada dokter spesialis, Mama juga harus rutin menjaga kebersihan vagina setiap harinya.
Paling simpelnya dengan mencuci vagina dengan air bersih, dan tanpa menggunakan sabun atau cairan pembersih. Selanjutnya, pastikan menggunakan celana yang tidak terlalu ketat, dan menerapkan pola hidup sehat.
Semoga bermanfaat, Mama!