Berutang itu boleh, asalkan utang yang kita ambil masih dalam kategori “sehat”. Lantas, bagaimana mengetahui sehat tidaknya kondisi keuangan kita? Simak penjelasannya di bawah ini.
Mama Papa, berutang itu boleh dilakukan, kok. Asalkan, utang yang kita ambil masih dalam kategori “utang sehat”. Bagi yang belum tahu, utang sehat adalah utang yang produktif.
Bisa dibilang, utang ini diambil karena memiliki tujuan dan menambah manfaat. Bahkan, bisa saja digunakan untuk menambah aset investasi. Dalam kata lain, utang sehat akan memberikan manfaat dalam keuangan Mama Papa.
Lantas, bagaimana kita mengetahui utang sehat atau tidak? Selengkapnya simak penjelasan di bawah ini, yuk!
Utang untuk menambah aset
Seperti yang kita tahu, harga tanah dan tempat tinggal selalu naik setiap tahunnya. Maka, jika ingin menambah aset properti, tidak ada salahnya dengan berutang. Jangan khawatir, membeli tanah termasuk berutang kategori sehat, kok. Terlebih lagi, kita memang membutuhkan rumah sebagai hunian bersama keluarga.
Baca Juga: Kelebihan dan kekurangan Tinggal di Perumahan
Menggunakannya sebagai modal usaha
Syarat utang sehat adalah digunakan sebagai modal usaha. Seperti yang Mama Papa tahu, setiap usaha pastinya membutuhkan modal. Maka tidak ada salahnya kita mengajukan utang untuk menambah modal usaha yang ingin kita jalankan.
Harapannya, dengan adanya tambahan modal bisa membantu bisnis/usaha yang kita jalankan semakin berkembang. Namun, jangan asal berutang, ya! Pastikan Mama Papa mempertimbangkan secara matang. Selain itu, pastikan jika bisnis yang dijalankan bisa terus berkembang, dan pendapatannya meningkat.
Membeli aset rumah tangga jangka panjang
Berutang untuk membeli aset rumah tangga termasuk utang sehat. Asalkan manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang; minimal 5 tahun. Biasanya, jenis utang yang diambil lebih pada perlengkapan elektronik yang dibutuhkan di rumah.
Misalnya mesin cuci, kulkas, AC, dan beberapa hal penting lainnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Mama Papa menggunakan kartu kredit saat membeli aset rumah tangga ini. Terlebih lagi, sering ditemukan fasilitas cicilan bunga 0% pada beberapa kartu kredit.
Namun ingat, pastikan menggunakan kartu kredit dengan bijak. Jangan lupa juga membayar tagihan sebelum tanggal jatuh tempo, ya. Jangan sampai, Mama Papa melakukan 5 kesalahan dalam menggunakan kartu kredit.
Total cicilan tidak lebih 30% pendapatan
Sehat tidaknya utang yang kita miliki bisa dilihat dari total cicilan yang harus kita bayar. Idealnya, utang sehat memiliki total cicilan tidak lebih dari 30% pendapatan bulanan Mama Papa.
Sebagai contoh, pendapatan bulanan Mama Papa adalah Rp20 juta. Maka, tergolong “sehat” apabila total cicilan tidak lebih dari Rp6 juta per bulan. Mengapa?
Jumlah cicilan yang terlalu besar justru akan menyulitkan Mama Papa saat harus membayarnya, atau bahkan melunasinya. Bahkan, jumlah cicilan terlalu besar berisiko memengaruhi kondisi keuangan keluarga. Jadi, bijaklah dalam berutang, ya!
Baca Juga: 5 Cara Mudah Bebas Utang
Bukan untuk memenuhi gaya hidup
Satu syarat penting dalam kategori utang sehat adalah berutang yang tidak digunakan untuk memenuhi gaya hidup. Mama Papa harus ingat, bahwa gaya hidup tidak ada habisnya.
Mengikuti tren pun selalu muncul yang baru; bahkan tanpa henti. Maka, mulailah mengurangi kebiasaan berutang hanya untuk memenuhi gaya hidup.
Seperti dijelaskan laman pritaghozie.com; kalau kita masih membeli gadget, lalu nongkrong di tempat ngopi kekinian dengan berutang; atau menggunakan kartu kredit, tapi tetap tidak memiliki penambahan aset, sudah dipastikan termasuk utang yang tidak sehat.
Nah, kira-kira dari beberapa syarat di atas; apakah Mama Papa tergolong berutang yang sehat, atau justru sebaliknya, nih?
Baca Juga: Hutang Konsumtif vs Hutang Produktif, Mana yang Lebih Baik?