Tidak sedikit orangtua yang percaya bahwa baby walker dapat membantu bayi belajar berjalan. Tapi tahukah Mama Papa, fakta pakai baby walker ternyata tidak aman untuk bayi?
Tidak sedikit orangtua yang memasukan baby walker ke dalam daftar kebutuhan wajib yang harus dipersiapkan untuk si kecil, utamanya saat memasuki usia belajar jalan. Meski kedengarannya canggih, ternyata manfaat pakai baby walker untuk belajar berjalan masih diperdebatkan, lo!
Jika dilihat sekilas, baby walker memang terlihat memudahkan bayi dalam belajar berjalan. Namun menurut ahli tidak demikian. Bahkan, para ahli kesehatan anak menyarankan untuk tidak menggunakan baby walker selama proses belajar jalan si kecil.
Pakai baby walker tidak aman untuk bayi?
Mama Papa, ada beragam alasan yang membuat para ahli menyarankan kita untuk tidak pakai baby walker. Alih-alih membuat perkembangan motorik si kecil berkembang, pakai baby walker justru berisiko memperlambatnya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pakai baby walker disebut-sebut dapat membuat si kecil malas berjalan sendiri.
Dokter spesialis anak, Evita Hamoniati, dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com mengatakan, baby walker tidak akan membuat si kecil berjalan heel to toe (tumit ke jari).
Pola berjalan anak yang menggunakan baby walker agak berbeda, karena terlalu sering menggeser atau mengayuh.
Selain faktor motorik, pakai baby walker juga berpengaruh pada beberapa aspek penting pada anak, antara lain:
Menghambat pertumbuhan tulang belakang
Masalah ini berpotensi muncul karena baby walker dilengkapi kursi yang mampu menopang berat badan si kecil. Kebiasaan sering ditopang berisiko menyebabkan pertumbuhan tulang belakang anak terhambat dan ototnya kurang terlatih.
Hal ini tidak boleh dibiarkan, karena tulang belakang merupakan pusat dari berbagai saraf penting dalam tubuh.
Baca Juga: Mama Papa, Berikut 5 Stimulasi Anak Cepat Berjalan
Risiko kehilangan kesembangan
Kemudahan berjalan menggunakan baby walker justru kurang bermanfaat untuk anak. Karena dengan adanya roda, anak yang baru belajar berjalan pun dapat bergerak dengan kecepatan tinggi.
Hal ini tentutnya sangat berbahaya. Karena mereka belum dapat memahami tubuh dan kendalinya, sehingga berisiko gagal berhenti dan kehilangan keseimbangan.
Otot kaki menjadi tegang
Stimulasi kemampuan motorik anak dilakukan untuk melatih kekuatan di seluruh tubuhnya. Sementara itu, hal ini justru tidak terjadi saat anak pakai baby walker. Si kecil akan melewatkan tahapan latihan penting, yaitu gerakan berulang yang seharusnya dilatih.
Gerakan berulang ini seperti: belajar merayap di tembok, mencoba berdiri, hingga posisi duduk setelah berdiri. Meski dalam praktiknya anak sering jatuh, namun proses belajar gerakan ini penting untuk melatih kekuatannya.
Nah, ketika anak terbiasa menggunakan baby walker, beberapa tahapan berulang tersebut akan terlewat. Efeknya, otot kaki anak jadi lebih mudah tegang saat digunakan untuk berjalan.
Selain tiga alasan di atas, pemakaian baby walker cenderung lebih berbahaya jika anak terjatuh. Meski didesain untuk melindungi si kecil, namun saat anak menggunakan baby walker akan lebih sulit untuk bangun ketika jatuh. Kondisi ini berisiko membuat anak terjepit, atau memar karena terbentur baby walker.
Baca Juga: 5 Cara Stimulasi Sederhana Agar Bayi Cepat Merangkak
Alternatif belajar jalan selain baby walker
Melihat beragam penjelasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan jika penggunaan baby walker kurang disarankan. Bahkan dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga tidak sepakat dengan argumen: pakai baby walker membuat anak lebih cepat berjalan.
Tidak perlu khawatir Mama Papa, karena ada alternatif pengganti baby walker yang dapat membantu si kecil berjalan:
Pertama adalah mainan dorong. Alat ini dapat membantu stimulasi si kecil agar lebih bersemangat dalam belajar berjalan. Namun Mama Papa harus mengawasi si kecil saat bermain dengan mainan dorong, ya.
Kedua, Mama Papa dapat belajar mentitah si kecil sebagai pengganti baby walker. Cara ini tidak hanya aman dan efektif untuk menstimulasi motorik anak, namun juga sarana untuk bonding, lo!
Ketiga yang tidak kalah penting: biarkan si kecil mengeksplorasi lantai dengan instingnya sendiri, Mama Papa. Cara ini lebih aman dibandingkan harus pakai baby walker untuk belajar berjalan. Asalkan, selama proses eksplorasi si kecil tetap dalam pengawasan kita, ya.