Mendaftarkan anak les dari kecil mungkin masih dianggap baik bagi sebagian orangtua. Padahal mengikutkan anak les dari usia prasekolah bukanlah hal yang bijak, lo! Lantas, berapa usia yang tepat si kecil ikut les?
Mama Papa, normal rasanya jika kita menginginkan si kecil menjadi anak yang pintar. Untuk mengejar harapan tersebut, biasanya para orangtua kerap mendaftarkan anak les dari kecil, bahkan dari prasekolah; sekitar umur 4-5 tahun.
Banyak orangtua yang beranggapan bahwa semakin dini mendaftarkan anak les akan semakin bagus. Alasan lainnya karena orangtua takut si kecil tidak mampu bersaing dengan teman sebayanya tanpa mengikuti les.
Padahal, tidak sedikit ahli yang kontra dengan anggapan tersebut, lo! Lantas, berapa usia ideal anak ikut les? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini, ya!
Anak prasekolah butuh les?
Para ahli berpendapat jika memberikan les pada usia dini kurang disarankan. Anak lebih membutuhkan jam bermain untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan motoriknya.
Sebenarnya belum ada usia ideal kapan anak dapat ikut les tambahan. Pada usia prasekolah biasanya proses belajar yang disarankan untuk anak yang berbentuk fisik, untuk melatih kemampuan motoriknya. Ditambah lagi, usia ini mereka sering tidak merespons proses belajar yang berlebihan.
Jadi ketika masih berusia 4-5 tahun, si kecil masih belum membutuhkan les tambahan, ya, Mama Papa.
Kapan anak butuh les tambahan?
Nah, sekarang yang jadi pertanyaan, kapan waktu yang tepat anak mendapat pelajaran tambahan? Anak usia 7-8 tahun, atau saat anak kelas 2-3 SD boleh mengikuti les tambahan dengan berbagai pertimbangan.
Salah satu tanda si kecil membutuhkan les tambahan adalah saat mereka mengalami kesulitan dalam pelajaran. Namun kita sebagai orangtua juga tidak boleh berlebihan, dan menyesuaikan dengan kemampuan si kecil dengan teman sebayanya.
Misalnya, standar nilai di sekolah adalah 6, dan si kecil berhasil memperoleh nilai 8, sedangkan Mama Papa berharap ia mendapat nilai 9. Secara tidak langsung nilainya sudah di atas rata-rata. Bahkan, tidak ada salahnya Mama Papa tanyakan langsung pada si kecil ketertarikannya mengikuti les tambahan.
Hal ini juga terjadi pada jenis-jenis les mengasah skill lainnya, seperti les gambar, piano, atau renang. Jangan sampai si kecil mengikut berbagai les tambahan karena terpaksa dan untuk memenuhi ekspektasi Mama Papa.
Baca Juga: Usia Ideal Anak Mulai Belajar Membaca
Dampak anak mengikuti les dari kecil
Mengikutkan anak les tambahan karena ketertarikannya, bukan karena paksaan adalah prinsip yang harus kita pegang.
Pasalnya, ketika si kecil terlalu banyak melakukan les tambahan, apalagi dalam bidang yang tidak menarik minatnya, maka waktu bermainnya akan hilang. Hal ini dapat menyebabkan fase tumbuh kembang si kecil jadi kurang sempurna.
Dampaknya sangat beragam, mulai dari masalah fisik, emosi, hingga hubungan sosial anak dengan teman sebayanya berkurang. Jangan dianggap sepele, bermain justru punya banyak manfaat baik untuk si kecil.
Bahkan bermain masuk sebagai salah satu hak anak yang wajib dipenuhi orangtua. Bahkan, anak yang kekurangan waktu bermain akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengolah emosi.
Dikutip dari Kompas.com, anak yang kekurangan waktu bermain berisiko tumbuh jadi pribadi yang selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan, lo! Jadi, pastikan kalau si kecil mengikuti les berdasarkan apa yang ia minati, ya.
Baca Juga: Jarak Usia Anak, Ini Usia Ideal Antar Kakak dan Adik
Pertimbangkan ini sebelum anak ikut les tambahan
Sebelum mendaftarkan si kecil kursus atau les tambahan, ada tiga pertimbangan yang harus diperhatikan orangtua. Sebagai berikut:
- Pahami tujuan dari les yang diikut si kecil.
- Orangtua boleh mendaftarkan anak ketika mereka sudah siap.
- Pertimbangkan kegiatan yang akan diikuti si kecil dan kapasitas kemampuannya.
Mama Papa, saat si kecil memenuhi berbagai pertimbangan di atas, maka Mama Papa bisa mulai memikirkan tempat les untuk si kecil.
Nah, selain poin di atas, Mama Papa juga bisa mendaftarkan les sesuai minat atau hobi si kecil. Misalnya si kecil suka menggambar atau menari, tapi kita tidak bisa mengajarinya, maka kita bisa menawari les sesuai dengan hobinya.
Jadi, sekali lagi, jangan paksa si kecil untuk mengikuti les tambahan, ya, Mama Papa!