Porang masih menjadi salah satu tanaman hias yang populer di kalangan pecinta tanaman hias di Indonesia. Wajar saja, pasalnya tanaman porang memiliki nilai yang sangat tinggi. Apakah Mama Papa tertarik mulai menanam dan membudidayakan porang? Jika iya, simak cara menaman porang yang benar di bawah ini dulu, ya!
Mama Papa pastinya ingat kabar tanaman porang yang sempat viral beberapa saat lalu, kan? Yup, tentang seorang petani porang asal Madiun yang menjadi miliarder berkat menanam porang.
Bukan karena daunnya yang cantik, namun kepopuleran tanaman yang memiliki nama ilmiah Amorphophallus muelleri ini karena bisa menjadi bahan baku tepung, lem, industri kosmetik, hingga penjernih air.
Tidak hanya sampai di situ. Pasalnya, umbi porang juga memiliki harga jual yang sangat tinggi di pasar ekspor. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor tanaman porang adalah Jepang, China, Taiwan, Australia, Vietnam, hingga Korea.
Dilihat dari keunggulannya, tentu tidak heran jika saat ini semakin banyak orang yang menanam dan membudidayakan tanaman porang. Terlebih lagi, cara menanam porang juga cukup sederhana.
Apakah Mama Papa tertarik mencobanya? Berikut cara menanam porang yang benar agar cepat besar dan tumbuh subur:
1. Siapkan lahan
Sebelum menanam porang, pastikan Mama Papa sudah menyiapkan lahan terbuka yang akan digunakan. Kemudian, usahakan tanaman porang tidak digunakan sebagai tanaman tumpang sari, ya!
Tanaman tumpang sari adalah bentuk penanaman campuran yang melibatkan dua jenis tanaman pada satu area lahan dalam waktu bersamaan. Alih-alih menjadi subur, kondisi tersebut akan menyebabkan antara tanaman utama dan porang saling berebut nutrisi.
Baca Juga: 6 Tanaman yang Cepat Berbuah dan Mudah Dirawat
2. Olah tanah
Cara menanam porang selanjutnya adalah mengolah tanah. Bersihkan seluruh gulma yang tersisa pada lahan, kemudian olah tanah agar menjadi gembur. Mengapa?
Mengutip dari Kompas.com, tanah yang gembur akan menghasilkan umbi porang yang berbentuk bulat besar dan sempurna. Sebaliknya, menanam porang di tanah yang keras justru akan membuat bentuk umbi porang kurang menarik; memanjang mirip singkong.
3. Beri jarak antar tanaman
Sambil mengolah tanah, jangan lupa untuk membuat lubang-lubang tanaman porang. Jangan terlalu dekat, karena akan membuat tanaman porang sulit tumbuh maksimal. Sehingga, umbi porang akan sulit tumbuh besar, bulat, dan sempurna.
Baca Juga: Cara Menanam Tomat di Pot, Tiga Bulan Langsung Panen!
4. Jangan menanam terlalu dalam
Bukan hanya memerhatikan jaraknya saja. Saat menanam porang, kita juga perlu memerhatikan kedalaman tanah, agar tanaman porang tumbuh subur dan besar.
Disarankan menanam bibit porang di kedalaman sekitar 10-15 cm dari permukaan tanah. Menanam porang terlalu dalam bisa menyebabkan bentuknya memanjang dan bersekat seperti singkong.
5. Rutin memberi pupuk
Cara menanam porang agar tumbuh besar dan subur berikutnya adalah memberi pupuk. Disarankan melakukan dua kali proses pemupukan agar tanaman porang tumbuh subur.
Proses pemupukan yang pertama dilakukan sebelum porang ditanam. Mama Papa bisa memberikan pupuk kompos oragnik agar porang tumbuh subur.
Setelah itu, proses pemupukan kedua dilakukan saat tanaman porang mulai tumbuh. Untuk tahap ini tetap disarankan menggunakan 1 kg pupuk kandang untuk sekali masa tanam.
6. Bersihkan rumput di sekitarnya
Tidak kalah penting, jangan lupa membersihkan rumput dan alang-alang yang tumbuh liar di sekitar tanaman porang, ya! Memang benar tanaman porang bisa tumbuh dengan sendirinya, namun kalau dibiarkan alang-alang dapat merusak umbi porang. Jadi, pastikan mencabutnya hingga bersih, ya!
7. Semprot tanaman porang secukupnya
Ada kalanya tanaman perlu disemprot pestisida agar bebas hama dan dapat tumbuh subur. Namun, khusus tanaman porang kita tidak perlu menyemprot pestisida terlalu sering. Kecuali tanaman porang berada di tanah yang terlalu lembap dan diserang jamur.
Baca Juga: 7 Cara Alami Membasmi Semut di Tanaman dengan Mudah
8. Saatnya panen porang
Wah, tidak terasa kita memasuki masa panen, ya! Biasanya, masa panen porang datang setelah enam bulan ditanam, atau setelah musim kemarau berakhir. Tanda tanaman porang siap panen adalah layu dan seolah mati.
Meskipun begitu, Mama Papa tidak perlu khawatir. Pasalnya, tanaman porang tidak benar-benar mati. Bahkan, kalau kita tetap merawat dan memberi pupuk saat memasuki musim kemarau, tanaman porang bisa kembali tumbuh subur, lo!
Bagaimana, ternyata menanam porang tidak serumit yang dibayangkan, bukan? Selamat mencoba di rumah, Mama Papa!
Baca Juga: 5 Cara Merawat Tanaman Hias saat Musim Hujan