Kalau biasanya tempe yang kita tahu terbuat dari kedelai, ternyata ada banyak jenis tempe lainnya yang terbuat bukan dari kedelai, lo! Lantas, apakah hal ini mengubah cita rasa tempe itu sendiri? Nah, biar enggak penasaran, baca artikel ini sampai habis, ya!
Mama Papa, tempe sudah jadi makanan khas Indonesia yang telah mendunia. Cita rasa yang unik dan lezat membuat banyak orang sangat menyukai olahan tempe. Namun uniknya, kalau selama ini kita tahu tempe terbuat dari kedelai, ternyata ada banyak jenis tempe lainnya yang terbuat bukan dari kedelai, lo!
Walau begitu, setiap jenis tempe ini tentunya punya kandungan gizi yang beragam. Menariknya, hal ini membuat cita rasa dari tempe tidak berubah, lo! Rasanya tetap nikmat dan menggugah selera makan kita.
Nah, sebagai varian menu sehari-hari, Mama Papa bisa banget mengolah setiap jenis tempe ini menjadi masakan yang enak. Yuk, kita lihat ada jenis tempe apa saja di Indonesia!
1. Tempe kedelai
Sudah mendunia, tempe berbahan dasar kedelai bisa dengan mudah kita temui di Indonesia, bahkan hingga luar negeri. Tempe kedelai mengandung protein, lemak, serat, karbohidrat, zat besi, kalium, kalori, dan magnesium.
Bagi kaum vegetarian, tempe kerap dimakan sebagai pengganti olahan daging. Salah satu olahan tempe untuk harian yang paling umum adalah digoreng, atau dibuat sebagai sambal tempe yang menggugah selera makan
2. Tempe gembus
Kalau tempe kedelai sudah mendunia, jenis tempe ini hanya umum ditemui di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta saja. Diberi nama tempe gembus karena tempe ini terbuat dari ampas tahu, dan punya tekstur yang lebih empuk dibandingkan tempe lainnya.
Uniknya, tempe gembus harus dimakan 28 jam setelah proses produksi, karena mudah basi. Biasanya jenis tempe gembus paling cocok digoreng dengan tepung tebal. Meski terbuat dari ampas tahu, kandungan gizi tempe gembus tetap tinggi, lo!
Dalam satu buah tempe gembus terdapat 11,05 gram karbohidrat, 4,2 gram serat, dan 12,95 gram protein. Buat yang bosan dengan cita rasa tempe kedelai, wajib banget cicipi tempe gembus, deh!
3. Tempe benguk
Berbeda jauh dengan dua jenis tempe sebelumnya, tempe benguk tidak terbuat dari kedelai. Jenis tempe ini terbuat dari benguk: jenis kacang-kacangan yang masih satu rumpun dengan kacang kapri dan kacang buncis. Sekilas bentuknya mirip kacang koro, yakni berwarna abu-abu kehitaman.
Untuk membuat tempe benguk biasanya biji benguk direndam air bersih selama 1-2 hari, untuk menghilangkan racunnya. Dalam tempe benguk, kita bisa mendapatkan nutrisi berupa: protein, karbohidrat, serat kasar, kalsium, zat besi, dan seng.
Baca Juga: 7 Salad Tradisional Khas Indonesia, Sehat dan Enak
4. Tempe kecipir
Kecipir merupakan salah satu tanaman merambat. Pengolahan biji kecipir menjadi tempe mirip dengan pembuatan tempe kedelai. Tapi karena teksturnya lebih keras, tempe kecipir perlu perebusan yang lebih lama.
Selain rasanya yang lezat, mengonsumsi tempe kecipir juga memberikan banyak manfaat. Jenis tempe kecipir punya kandungan kalori, protein, karbohidrat, serat, beta karoten, lemak, vitamin B1, zinc, mangan, fosfor, dan zat besi. Selain dijadikan tempe, biasanya biji kecipir digunakan sebagai campuran sayur asem.
5. Tempe bungkil
Kembali lagi ke bahan kacang-kacangan untuk membuat tempe. Kali ini jenis tempe yang terbuat dari kacang tanah. Tempe ini dinamakan tempe bungkil, terbuat dari ampas kacang tanah. Memiliki tekstur empuk dan rasa yang gurih, tempe bungkil cukup populer di Jawa Timur.
Biasanya, tempe bungkil disajikan dengan cara digoreng, atau ditumis bersama sayur-sayuran lain. Tempe bungkil mengandung kalsium, protein, lemak, serat, folat, zat besi, dan seng yang baik untuk tubuh.
Nah, itulah 5 jenis tempe yang bisa menjadi alternatif ketika mulai bosan dengan olahan tempe dari kedelai. Buat yang memiliki pola makan vegetarian, variasi berbagai macam tempe tentu sangat menarik sebagai menu harian agar tidak bosan, bukan?
Baca Juga: Makanan Fermentasi Khas Indonesia, Punya Cita Rasa Unik