Selain Lupus, Ini 7 Jenis Penyakit Autoimun BerbahayaSelain Lupus, Ini 7 Jenis Penyakit Autoimun BerbahayaSelain Lupus, Ini 7 Jenis Penyakit Autoimun BerbahayaSelain Lupus, Ini 7 Jenis Penyakit Autoimun Berbahaya
  • HOME
  • KESEHATAN
  • HUNIAN
  • ENTERTAINMENT
  • KEUANGAN
  • PSIKOLOGI
✕

Selain Lupus, Ini 7 Jenis Penyakit Autoimun Berbahaya

January 26, 2022
Penyakit Autoimun

Penyakit Autoimun | Foto: Envato

Autoimun tergolong sebagai penyakit yang membahayakan dan cenderung mengancam nyawa penderitanya. Penyakit ini punya beberapa varian, yang masing-masing punya gejala tersendiri. Yuk, kita kenali sedari dini, agar penyakit autoimun dapat penanganan yang tepat.

Dulunya tidak banyak orang yang mengenal nama penyakit autoimun. Namun sejak pandemi COVID-19 melanda, nama penyakit ini semakin banyak diperbincangkan. Jenisnya pun beragam, tidak hanya terbatas pada penyakit lupus saja.

Bagi yang belum tahu, penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh balik menyerang sel-sel yang sehat. Penyakit ini bisa menyerang berbagai organ tubuh, mulai dari otak, saraf, otot, kulit, mata, sendi hingga saluran pencernaan.

Sebagai bekal untuk lebih waspada, berikut ini tujuh penyakit autoimun yang perlu dideteksi dini mungkin, agar kita bisa melakukan penanganan secepatnya.

1. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis atau RA merupakan penyakit autoimun yang menyerang persendian. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel pada lapisan sendi. Akibatnya sel imun balik menyerang sendi sehingga menyebabkan radang, pembengkakan, serta nyeri.

Beberapa gejala awal RA adalah sendi terasa sangat sakit, kaku, bengkak, hingga mengurangi kemampuan gerak penderitanya. Jika tidak diobati secara intensif, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan sendi secara permanen, dan parahnya hingga kelumpuhan.

2. Psoriasis

Psoariasis merupakan jenis penyakit autoimun yang menyerang kulit. Gejala utamanya berupa timbul sisik tebal pada seluruh bagian kulit. Sisik ini tampak berwarna putih perak dengan dasar kemerahan. Jumlah sisik psoriasis umumnya bertambah ketika penderitanya dalam keadaan stres, infeksi, atau ada luka di kulit.

Daerah yang paling sering terkena penyakit autoimun jenis psoariasis adalah kulit kepala, siku, lutut, telapak tangan, dan kaki. Selain itu, kuku pada penderita psoriasis biasanya juga mengalami gangguan.

Gejalanya berupa kuku jadi lebih tebal, berwarna kekuningan, dan permukaannya bergerigi. Penyakit ini bisa ditangani oleh dokter spesialis kulit dan kelamin, biasanya dengan menggunakan krim steroid atau olat DMARD (Disease modifying anti rheumatic drugs).

3. Sklerosis ganda

Multiple clerosis atau sklerosis ganda terjadi ketika sistem imun menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.

Orang yang terkena sklerosis ganda akan merasakan beberapa gejala antara lain: kebutaan, koordinasi yang buruk, kelumpuhan, otot menegang, mati rasa, dan lemah tubuh. Gejala ini bisa muncul bersamaan atau bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat serangannya.

4. Penyakit celiac

Celiac adalah jenis penyakit autoimun yang menyerang saluran pencernaan. Penyakit ini lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria. Bahkan studi menyebutkan, kalau wanita yang terdiagnosis penyakit celiac jumlahnya tiga kali lebih banyak dibandingkan pria.

Penyakit celiac adalah penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh reaksi sistem imun yang berlebihan terhadap gluten.

Kandungan gluten sendiri merupakan protein yang ditemukan pada makanan yang mengandung gandum, gandum hitam, dan selai. Selain pada makanan, gluten juga dapat ditemukan pada beberapa obat, vitamin, dan lipstik.

5. Diabetes tipe 1

Berbeda dari diabetes melitus tipe 2, penyakit diabetes tipe 1 disebabkan oleh sistem imun yang menyerang dan menghancurkan sistem penghasil insulin di pankreas. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi.

Gula darah yang terlalu tinggi ini dapat memengaruhi penglihatan, ginjal, saraf, dan gusi. Penderita diabetes mellitus tipe 1 membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk mengontrol agar penyakit tersebut tidak bertambah parah.

Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Lupus Paling Umum, Harus Diwaspadai

6. Sindrom sjorgen

Penyakit autoimun ini menyerang kelanjar penghasil air mata dan air liur. Penyakit ini menyebabkan kedua kelenjar tersebut rusak, sehingga kesulitan untuk menghasilkan air mata dan air liur.

Karena itu, umumnya penderita sindrom sjorgen akan mengalami mata kering (xeroftalmia). Gejalanya berupa rasa tidak nyaman, gatal, atau perih di area mata. Jika tidak segera diatasi, hal ini berujung membuat mata iritasi hingga mengalami gangguan penglihatan.

Sementara efeknya pada air liur akan menyebabkan mulut jadi kering dan mudah sariawan. Selain itu, dalam beberapa kasus sindrom sjorgen juga bisa menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan ginjal.

7. Skleroderma

Skleroderma atau sklerosis sistemik adalah suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh balik  menyerang jaringan ikat, sehingga terbentuk jaringan parut dan penebalan. Peradangan ini biasanya terjadi di kulit, pembuluh darah, dan organ tubuh.

Skleroderma sering terjadi pada wanita usia 30-50 tahun. Selain menyerang kulit, penyakit autoimun ini juga menyerang organ-organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal. Gejala yang ditimbulkan penyakit autoimun ini cukup berbahaya, mulai dari sulit bernapas, hipertensi pulmonal, dan lain-lain.

Nah, itulah 7 jenis penyakit autoimun serta gejalanya yang harus diwaspadai. Sebagian penyakit di atas baru menunjukan gejala saat seseorang dewasa. Meskipun tidak sedikit juga yang sudah bisa terdeteksi saat anak-anak.

Berbagai penyakit ini memang tidak bisa disembuhkan. Namun tenang, efek bahayanya masih bisa diminimalisir dengan melakukan perawatan intensif. Jadi deteksi dini adalah kunci untuk “menjinakkan” penyakit autoimun.

Baca Juga: Apa Itu Penyakit Autoimun? Ini Penyebab dan Gejalanya

Share
0
Laras
Laras

Related posts

BAB bayi berwarna hijau

Penyebab BAB Bayi Berwarna Hijau | Foto: Freepik

January 24, 2024

BAB Bayi Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya


Read more
Kesehatan mental anak

Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak | Foto: Freepik

January 23, 2024

Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Ortu Wajib Tahu!


Read more
Berat Badan Turun Drastis

Penyebab Berat Badan Turun Drastis | Foto: Envato

January 22, 2024

Berat Badan Turun Drastis padahal Tidak Diet? Ini Penyebabnya


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

  • Tanaman yang Hidup di Air0
    6 Tanaman Hias yang Hidup di Air dan Cocok untuk Kolam Ikan
    October 21, 2024
  • Investasi Reksadana Saham0
    Keuntungan Investasi Reksadana Saham untuk Jangka Panjang
    January 24, 2024
  • BAB bayi berwarna hijau0
    BAB Bayi Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya
    January 24, 2024
  • Shio beruntung 20240
    6 Shio Paling Beruntung di Tahun Naga Kayu 2024
    January 24, 2024
  • Cara mencuci emas0
    Cara Mencuci Emas Perhiasan biar Kinclong Kembali
    January 24, 2024
  • Kesehatan mental anak0
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Ortu Wajib Tahu!
    January 23, 2024
  • Angka keberuntungan 20240
    Daftar Angka Keberuntungan Shio di Tahun Naga Kayu 2024
    January 23, 2024
  • Axolotl hewan peliharaan unik0
    Hewan Peliharaan Unik dan Lucu, Mudah Dirawat!
    January 23, 2024
  • Berat Badan Turun Drastis0
    Berat Badan Turun Drastis padahal Tidak Diet? Ini Penyebabnya
    January 22, 2024
  • Anak suka menolong0
    Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini
    January 19, 2024

Sekilas

Berkeluarga merupakan media informasi keluarga Indonesia. Kami meyuguhkan semua sisi kehidupan dalam keluarga.

Hubungi Kami

Gedung Kompas Gramedia
Palmerah Barat Lt.6
Jakarta

Follow Us

© 2020 Grid Story Factory | Kompas Gramedia
    Grid