Produk deposito berjangka masih jadi alternatif investasi aman untuk jangka pendek. Namun biar lebih yakin sebelum berinvestasi, Mama Papa juga perlu paham kekurangan deposito berjangka berikut ini.
Deposito berjangka jadi salah satu instrumen investasi yang banyak digandrungi milenial karena cenderung lebih aman. Bahkan banyak orang menyebut kalau instrumen investasi ini tidak akan bikin investor overthinking.
Eits, tapi jangan buru-buru memilih investasi di deposito berjangka tanpa tahu kekurangannya, ya. Sama dengan produk investasi lainnya, deposito berjangka juga punya risiko yang harus kita pahami sebelum memulai investasi.
Berikut adalah lima kekurangan deposito berjangka yang perlu Mama Papa pahami.
Imbal hasil lebih rendah
Deposito memang disebut sebagai bentuk instrumen investasi yang paling aman. Sayangnya, instrumen investasi ini tidak memberikan imbal hasil yang tinggi. Ini sejalan dengan prinsip high risk, high return.
Dalam prinsip tersebut diketahui jika semakin besar risikonya, maka keuntungan juga akan semakin besar. Nah, ketika risikonya semakin kecil, maka kuntungan yang didapatkan juga ikut kecil. Dibandingkan dengan obligasi ataupun saham, imbal hasil dari deposito jauh lebih rendah.
Jadi, jangan berharap mendapatkan banyak keuntungan pada instrumen investasi satu ini, ya. Namun buat Mama Papa yang tidak mau repot terus-terusan memantau pasar saham, deposito berjangka tetap worth it meski keuntungannya kecil.
Deposito lemah terhadap inflasi
Seperti yang sudah diketahui, nilai uang akan selalu tergerus inflasi sehingga nilainya menurun. Sementara itu, harga kebutuhan pokok kian lama kian tinggi. Nah, uang yang awalnya bisa digunakan untuk membeli 10 kg beras, dalam beberapa tahun mendatang hanya cukup untuk 7 kg saja.
Sayangnya, sama seperti nilai uang, deposito turut terdampak inflasi. Setinggi apapun nilai bunga yang dimiliki oleh deposito, apabila terjadi inflasi maka nilainya ikut menurun. Hal inilah yang menjadi kelemahan deposito berjangka dan harus diperhatikan calon investor.
Tidak fleksibel
Deposito memiliki batas setoran minimal yang harus dipenuhi. Sama seperti membuka rekening bank baru yang memberlakukan peraturan batas minimal setoran yang harus dipenuhi.
Hal ini berbeda dengan tabungan biasa, di mana kita bebas untuk melakukan setoran berapapun. Aturan batas minimal ini cukup memberatkan jika kita tidak punya komitmen serta kemampuan finansial tetap sejak awal.
Dikenai biaya pajak
Deposito tidak memberlakukan biaya administrasi dalam proses pembuatannya. Akan tetapi, sebagai gantinya pihak bank memberlakukan pajak penghasilan (PPh). Pengenaan pajak tersebut cukup tinggi, yakni sebesar 20% dari nilai bunga deposito yang dimiliki nasabah.
Biasanya besaran pajak akan langsung dipotong ketika kita mencairkan dana. Nah, adanya pajak yang tinggi ini juga menjadi alasan mengapa deposito sulit mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Baca Juga: Tips Memilih Tabungan Deposito yang Aman dan Untung
Tidak terlibat dalam pengelolaan dana
Dalam deposito berjangka kita hanya berperan sebagai pemilik dana, namun tidak dilibatkan dalam pengelolaan dana tersebut. Bisa jadi keuntungan yang didapat sangat besar dan juga berlimpah. Namun karena ada pihak bank yang mengelolanya, maka kita hanya bisa menikmati “bersihnya” saja.
Artinya, kita tidak akan merasakan keuntungan secara keseluruhan, karena terpotong biaya pengelolaan oleh bank. Hal ini berbeda dengan produk investasi reksadana maupun saham yang melibatkan kita menjadi pengelolanya.
Itulah beberapa kekurangan dan risiko dari deposito berjangka yang harus jadi pertimbangan Mama Papa. Meski punya cukup banyak kekurangan, instrumen investasi ini tetap worth it untuk dijadikan produk investasi jangka pendek.
Pasalnya, minimnya risiko bikin Mama Papa tidak perlu khawatir akan kerugian ketika ingin mengambil tabungan ini.
Baca Juga: 5 Keuntungan Deposito Berjangka, Cocok untuk Milenial?