Halusinasi atau halu adalah gangguan persepsi yang bisa terjadi pada banyak orang. Bukan hanya penglihatan, jenis halusinasi juga bisa memengaruhi indra pengecap hingga penciuman, lo. Kenali jenis-jenis halusinasi di sini.
Halusinasi adalah sensasi yang diciptakan oleh pikiran seseorang tanpa adanya sumber yang nyata. Gangguan ini dapat memengaruhi fungsi panca indra kita. Selain penglihatan, jenis halusinasi juga bisa menyasar pada indra-indra lainnya, lo.
Umumnya penyebab halusinasi dikaitkan dengan gangguan kejiwaan. Namun sebenarnya masalah ini juga bisa terjadi karena faktor lain, seperti gangguan saraf dan otak, obat-obatan terlarang, cedera kepala, hingga penyakit berat.
Berdasarkan ciri-cirinya, halusinasi dibedakan menjadi lima jenis. Berikut ini adalah lima jenis halusinasi yang umum terjadi beserta contoh gejalanya.
1. Halusinasi pendengaran
Halusinasi pendengaran atau halusinasi audio merupakan jenis halusinasi yang menyebabkan seseorang seakan mendengar suara-suara yang tidak didengar orang lain. Suara ini bisa berupa instruksi, percakapan, alunan musik, bahkan langkah kaki seseorang.
Pada penderita skizofrenia, gejala umum dari halusinasi pendengaran ini kerap dialami. Umumnya mereka mengaku mendengar suara orang yang bercakap-cakap dan berkomentar. Topik pembicaraan “suara halu” ini bisa beragam, mulai dari hal menyenangkan sampai komentar negatif.
Adanya halusinasi pendengaran kerap membuat orang kebingungan, hingga melakukan hal-hal yang berpotensi menyakiti diri sendiri. Selain gangguan skizofrenia, halusinasi audio juga bisa terjadi pada penderita bipolar dan demensia.
2. Halusinasi pengecapan
Bukan hanya masalah mental, halusinasi juga bisa terjadi karena penyakit fisik. Jenis halusinasi pengecapan (gustatorik) terjadi dengan melibatkan indra perasa. Efeknya membuat seseorang merasakan sensasi atau rasa aneh ketika memakan atau meminum sesuatu.
Misalnya, seseorang mengeluh merasakan logam ketika makan atau minum. Padahal saat orang lain mencicipi makanan atau minuman tersebut rasanya normal saja. Jenis halusinasi ini terjadi sebagai gejala dari penyakit epilepsi.
3. Halusinasi penciuman
Seperti namanya, halusinasi ini melibatkakn indra penciuman. Seseorang yang mengalami halusinasi ini akan merasakan bau yang aneh atau asing, padahal tidak ada aroma tersebut. Biasanya bau yang muncul adalah jenis bau tidak menyenangkan, seperti bau muntah, benda terbakar, hingga daging busuk.
Kondisi ini dalam dunia medis juga sering disebut Phantosmia. Penyebabnya karena adanya kerusakan saraf pada indra penciuman. Jenis halusinasi penciuman bisa dipicu beragam hal, mulai dari trauma, tumor, hingga paparan zat-zat beracun.
Belakangan, Phantosmia juga dikeluhkan oleh para pasien kasus COVID-19. Untuk bisa mendeteksi masalah satu ini Mama Papa perlu berkonsultasi ke dokter THT.
Baca Juga: 6 Gejala COVID-19 Varian Delta yang Perlu Diwaspadai
4. Halusinasi sentuhan
Halusinasi sentuhan (taktil) merupakan sebuah sensasi palsu di mana seseorang merasakan disentuh atau digelitik orang lain. Padahal tidak ada orang yang melakukannya; bahkan saat ia sedang sendirian.
Selain sensasi sentuhan, halusinasi ini juga kerap merasakan kondisi seperti ada serangga tengah merayap di kulit atau dalam tubuh. Beberapa orang yang mengalami halusinasi ini juga kerap merasakan seolah ada semburan api yang membakar wajahnya.
5. Halusinasi penglihatan
Jenis halusinasi inilah yang kerap muncul dan dikeluhkan penderita gangguan mental. Seseorang yang mengalami halusinasi penglihatan akan merasa seolah melihat sesuatu, tetapi benda atau objek yang dilihatnya sebenarnya tidak ada.
Halusinasi penglihatan bisa berupa objek, pola visual, manusia, atau cahaya. Misal, seseorang merasa ada yang sedang mengejarnya atau memandanginya, padahal tidak ada siapa-siapa. Selain kesehatan mental, masalah ini juga bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Mama Papa, halusinasi tidak selalu menunjukkan kondisi mental yang bermasalah, meskipun sebagian penyakit mental memiliki gejala satu ini. Kondisi pasca berkabung saat ada anggota keluarga meninggal dunia juga bisa memunculkan halusinasi, lo.
Untuk dapat mendiagnosis jenis halusinasi berbahaya atau tidak, kita tetap perlu berkonsultasi dengan psikiater. Jangan tunggu halusinasi mengganggu baru meminta bantuan ahli, ya. Segera lakukan penanganan sedini mungkin agar halusinasi bisa teratasi.
Baca Juga: Fakta Penyakit Bipolar, Penyebab dan Gejala yang Dialami