Menurut penelitian Potegal dan Davidson, hampir 87% anak-anak pernah mengalami tantrum, lho. Namun sebagian besar orangtua cukup bingung menghadapi anak tantrum. Berdasarkan penyebabnya tantrum dibedakan menjadi dua jenis, yakni tantrum manipulatif dan tantrum frustasi.
Tantrum merupakan ledakan emosi yang bisa dialami oleh anak-anak atau orang dewasa, namun bisa dikategorikan menjadi masalah emosional. Biasanya tantrum ditandai dengan sikap keras kepala, menangis dengan keras, marah-marah serta sulit menenangkan diri. Namun, tantrum pada anak merupakan hal yang umum terjadi. Hal ini bisa dijadikan pengukur kekuatan pengembangan karakter pada anak-anak.
Anak pada usia 18 bulan ke atas lebih sering mengalami tantrum. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan anak untuk menjelaskan apa yang menjadi keinginannya dengan kata-kata. Emosi mereka meledak dan berubah menjadi tantrum. Sebaiknya para orangtua memahami jenis tantrum pada anak agar mampu menangani tantrum dengan baik.
Tantrum Manipulatif
Tantrum manipulatif adalah tindakan memberontak yang dilakukan si kecil ketika keinginannya tidak terpenuhi dengan baik. Tantrum biasanya dibuat-buat oleh anak untuk mencari perhatian. Istilah lainnya adalah caper (cari perhatian). Kebanyakan tantrum manipulatif muncul ketika terjadi penolakan seperti saat si kecil minta dibelikan mainan namun Mama Papa menolaknya.
Dengan melakukan tantrum anak berfikir Anda akan menuruti segala keinginannya, sehingga seringkali emosi yang diluapkan terlihat berlebihan. Jika ia terlanjur mengamuk, Mama Papa hanya perlu tenang dan memberi ruang agar ia mengeluarkan emosi. Dengan kata lain Anda perlu mengabaikan si kecil sampai ia menjadi lebih tenang. Setelah ia diam, Anda bisa bertanya mengenai apa masalahnya dan jelaskan dengan pelan mengapa ia tidak bisa mendapatkan keinginannya.
Tantrum Frustasi
Umumnya tantrum frustasi disebabkan karena anak belum bisa mengekspresikan emosi dengan baik. Anak pada usia 18 bulan ke atas rentan mengalami kondisi ini. Hal terjadi karena ia merasa kesulitan mengatakan dan mengekspresikan apa yang dirasakannya. Anak akan mengalami tantrum frustasi karena beberapa faktor, seperti kelelahan, kelaparan atau gagal melakukan sesuatu.
Biasanya tantrum ini dapat dikenali dengan ciri-ciri si kecil jarang rewel lalu tiba-tiba menangis dengan meraung-raung. Cara penanganannya juga lebih mudah dibandingkan tantrum manipulatif. Mama Papa cukup dekati si kecil dan buatlah dia menjadi tenang. Lalu tanyakan kegundahan apa yang ia alami. Ajari dia untuk meminta pertolongan kepada orangtua ketika membutuhkan sesuatu.
Baca Juga : 4 Tips Mengatasi Tantrum Pada Anak