Hasil tes kehamilan yang positif pastinya membuat bahagia. Namun, ternyata tidak semua hasil positif memberikan akhir yang bahagia.
Hamil anggur adalah salah satu kelainan dalam kehamilan. Kasus ini terjadi saat sel telur yang telah dibuahi, namun plasenta tidak dapat berkembang secara normal. Kemudian jaringan yang tumbuh tidak normal ini berubah menjadi tumor, seperti sekumpulan anggur. Di awal memang terlihat seperti kehamilan pada umumnya. Namun, seiring berjalannya waktu dengan pemeriksaan rutin mulailah terdeteksi adanya hamil anggur ini.
Pada dasarnya, masalah kehamilan ini terdiri dari dua jenis. Pertama adalah hamil anggur lengkap, di mana kehamilan yang hanya memiliki plasenta (tanpa ada bayi). Ini terjadi saat sperma membuahi sel telur kosong. Sel telur yang kosong ini kemudian dibuahi oleh beberapa sperma. Dari situ biasanya hasil tes menunjukkan positif, namun saat USG tidak ada janinnya, melainkan hanya plasenta.
Selanjutnya adalah hamil anggur parsial, yang mana sebagian plasenta normal dan tidak normal. Ada kemungkinan janin terbentuk, namun biasanya tidak dapat bertahan dan berakhir gugur di awal kehamilan.
Gejala hamil anggur
Di awal mungkin kehamilan yang satu ini terlihat sama dengan kehamilan normal pada umumnya dan terlihat setelah beberapa saat. Ada beberapa gejala yang terlihat saat mengalami hamil anggur.
- Pendarahan saat trimester pertama
- Mual muntah yang tidak tertahankan
- Munculnya rasa sakit yang muncul di area pelvis (tulang panggul)
- Perut terlihat lebih besar dari usia kehamilannya
- Muncul dan keluarnya cairan berwarna coklat seperti anggur di dalam vagina
- Nyeri panggul yang berlebihan
Faktor risiko hamil anggur
Pernah mengalami hamil anggur sebelumnya
Jika sebelumnya pernah mengalami hamil anggur, sebaiknya lebih berhati-hati lagi. Biasanya tidak akan diperbolehkan untuk melanjutkan kehamilan normal guna mencegah terjadinya komplikasi. Untuk itu, usahakan konsultasikan dahulu ke dokter, ya.
Diet rendah karoten atau kekurangan vitamin A
Bagi wanita yang tidak mendapatkan atau memenuhi kebutuhan vitamin A akan berisiko hamil anggur lebih tinggi dibandingkan yang terpenuhi.
Berusia kurang dari 20 tahun saat hamil
Risiko ini akan menjadi lebih tinggi bagi wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun. Tidak hanya itu saja, bagi wanita yang berencana memiliki momongan di atas usia 35 tahun juga harus berhati-hati. Usia di atas 35 tahun juga cenderung memiliki lebih tinggi dibanding yang berusia di bawah 30 tahun.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Metode Bayi Tabung