Mengatur keuangan keluarga sangat penting dilakukan agar keuangan tetap stabil. Pengadaan pos-pos keuangan dapat menjadi cara yang tepat untuk mengatur keuangan keluarga. Pahami terlebih dahulu pembagian pos-pos keuangan berikut ini agar ekonomi keluarga dapat stabil.
Setelah menikah dan hidup berumah tangga, ada satu hal yang menjadi PR setiap bulan, yaitu tentang mengatur pos keuangan keluarga. Jika biasanya saat single kamu bisa dengan bebas mengeluarkan uang yang kamu punya sesuka hati, saat menikah hal itu tidak boleh dibiarkan terjadi. Perencanaan keuangan harus dibuat sematang mungkin agar keuangan rumah tangga tidak kocar-kacir.
Menurut Asset Management dari Bank Panin, Ronald Hutagol prinsip-prinsip pos-pos keuangan sangat penting untuk dilakukan. Menurutnya, pada dasarnya pendapatan harus dihabiskan namun harus dengan cara yang tepat. Jika tidak, jangankan untuk tabungan, untuk kebutuhan sehari-hari saja mungkin kita harus terpaksa berutang untuk memenuhinya. Cara untuk menghabiskan pendapatan yang baik adalah membuat pos-pos keuangan yang berprinsip 10,20,30,40 dengan rincian sebagai berikut:
10% pos dana sosial
Sisihkan 10% pendapatan Anda untuk pos ini. Pos ini fungsinya untuk membiayai kado pernikahan kerabat, dana arisan, atau digunakan jika ada kejadian emergency yang menimpa kita maupun keluarga dekat. Jika ada kebutuhan mendadak di luar pos-pos yang sudah ditentukan, pos inilah yang paling mungkin untuk diutak-atik.
20% pos dana investasi, tabungan dan dana darurat.
Dilansir dari kontan.co.id dana ini sangat penting untuk disisihkan. Jika kita rutin untuk menyisihkan sebagian pemasukan untuk pos investasi, lama-lama pos ini dapat diharapkan. Dalam pengaplikasiannya bisa menggunakan berbagai produk jasa keuangan dan investasi, seperti tabungan, deposito, asuransi dan reksadana atau investasi emas.
30% cicilan
Memiliki hutang dan cicilan dalam konteks perencanaan keuangan masih baik sepanjang digunakan untuk membeli rumah, kendaraan atau peralatan untuk kebutuhan yang sifatnya produktif. Jika Anda menyewa rumah, pembayarannya bisa dimasukkan dalam alokasi dana cicilan ini. Namun pos keuangan ini tidak boleh digunakan untuk membeli barang-barang yang sifatnya konsumtif dan tidak dibutuhkan.
40% kebutuhan dasar
Presentase 40% inilah idealnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan yang termasuk di dalamnya biaya makan, transportasi, tagihan utilitas, pulsa telepon, langganan televisi, keanggotaan olahraga, hobi, pakaian, rekreasi dan sebagainya. Semua hal yang bersifat kebutuhan pokok hingga gaya hidup harus dimasukkan dalam pos ini dan tidak boleh mencatut pos lain.
Baca Juga : Siapkan dana pensiun agar lepas dari generasi sandwich