Saking banyaknya informasi kesehatan yang beredar, terkadang membuat kita bingung menentukan mana yang fakta dan mana yang mitos. Terutama mitos tentang masuk angin. Padahal, beberapa mitos tersebut tidak sepenuhnya benar, lo!
Istilah masuk angin cukup populer dan kerap dianggap sebagai suatu penyakit. Bahkan, banyak yang menganggap masuk angin terjadi akibat banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, dan termasuk salah satu mitos masuk angin yang banyak dipercaya orang.
Seperti yang kita tahu, banyak mitos kesehatan cukup sering terdengar dan sudah dipercaya secara turun-temurun. Meski begitu, Mama Papa tidak disarankan untuk asal percaya mitos kesehatan yang beredar. Apalagi kalau mitos tersebut belum terbukti secara ilmiah.
Supaya tidak terjebak dalam mitos yang belum tentu benar. Yuk, kenali mitos dan fakta tentang masuk angin yang benar berikut ini:
Mitos: Masuk angin adalah penyakit
Masuk angin bukan merupakan istilah medis dan bukan suatu penyakit. Mengutip Alodokter, masuk angin hanya sebuah istilah yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menggambarkan beberapa keluhan kesehatan. Seperti demam, menggigil, nyeri otot, pegal-pegal, perut kembung, hingga hilangnya nafsu makan.
Di sisi lain, mengutip Hellosehat, menurut dr. Mulia Sp. PD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, masuk angin lebih tepat dikatakan sebagai sekelompok gejala yang menandakan kombinasi dari dua jenis masalah kesehatan, yaitu maag (dispepsia) dan flu.
Baca juga: 6 Manfaat Makan Es Krim, Bisa Redakan Flu!
Mitos: Masuk angin karena banyak angin masuk dalam tubuh
“Jangan banyak keluar malam, nanti bisa masuk angin karena kemasukan angin malam.” Pastinya Mama Papa cukup sering mendengar kalimat larangan keluar malam tersebut, bukan?
Anggapan masuk angin disebabkan karena banyak angin di dalam tubuh adalah mitos yang tidak sepenuhnya benar. Faktanya, masuk angin tidak semerta-merta disebabkan karena “kemasukan” banyak angin malam seperti yang sering kita dengar.
Penyebab utama masuk angin bukan karena paparan angin dingin. Akan tetapi, akibat daya tahan tubuh yang sedang menurun dan tidak fit. Sehingga, seseorang lebih rentan mengalami gejala-gejala flu yang kerap dikaitkan dengan “tanda masuk angin”.
Mitos: Kehujanan bikin masuk angin?
Pastinya Mama Papa cukup sering melarang anak main hujan-hujanan karena bikin masuk angin, kan? Mirip dengan sebelumnya, bukan air hujan yang menyebabkan masuk angin. Melainkan karena daya tahan tubuh yang cenderung menurun saat musim hujan.
Saat musim hujan, paparan sinar matahari akan berkurang sehingga memengaruhi produksi vitamin di dalam tubuh. Padahal, vitamin D adalah nutrisi yang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh.
Baca juga: Makanan dan Minuman Penurun Panas saat Demam
Mitos: Tempel koyo di perut cegah masuk angin
Banyak orang menggunakan koyo untuk menghangatkan tubuh. Bahkan, tidak sedikit pula yang menempelkan koyo di perut untuk mencegah masuk angin. Benarkah demikian?
Menempelkan koyo di perut untuk mencegah masuk angin adalah kepercayaan yang tidak sepenuhnya benar. Rasa hangat pada koyo hanya akan memberikan kehangatan dan rasa nyaman di perut. Bukan mencegah masuk angin.
Mitos: Kerokan menyembuhkan masuk angin
Tidak sedikit di antara kita yang beranggapan, kerokan adalah obat paling ampuh untuk menyembuhkan masuk angin. Apalagi hasil kerokan yang berwarna merah kerap dianggap sebagai tanda “anginnya keluar”.
Bukan tanda “angin keluar”, faktanya, warna merah yang timbul saat kerokan disebabkan karena pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit melebar akibat kerokan. Meski tidak berbahaya, namun kerokan tidak dilakukan secara terus-menerus. Karena bisa menyebabkan memar hingga iritasi.
Itulah beberapa mitos yang sebaiknya tidak langsung dipercaya karena belum sepenuhnya benar. Semoga membantu!
Baca juga: Manfaat Kerokan Secara Medis, Benarkah Ada?