Membicarakan urusan finansial setelah menikah memang tidak ada habisnya. Salah satunya adalah mengenai rekening bersama dan rekening pribadi.
Kehidupan setelah menikah sangat jauh berbeda saat masih menjadi pacar. Mama Papa pastinya memahami setiap suka duka yang harus dilewati bersama apapun itu. Termasuk masalah keuangan atau finansial keluarga. Bahkan agar dapat meminimalisir masalah keuangan yang terjadi, ada yang memilih membuat rekening bersama setelah menikah.
Membicarakan rekening bersama setelah menikah memang tidak ada habisnya. Ada yang mengatakan penting untuk masa depan, namun ada juga yang tetap memilih cukup menggunakan rekening pribadi. Setiap orang pastinya memiliki prinsip pengelolaan uang yang berbeda-beda. Tugas sebagai pasangan suami istri adalah dengan saling menerima dan mencari jalan keluarnya.
Jika Mama Papa sedang memikirkan bagaimana mengelola keuangan keluarga, sebetulnya tidak perlu khawatir. Berkeluarga memiliki beberapa poin yang bisa menjadi pertimbangan untuk masalah finansial atau keuangan Mama Papa. Baik menggunakan rekening bersama atau cukup pribadi masing-masing.
Lalu, perlukah memiliki rekening bersama?
Pada dasarnya, tidak ada peraturan tertulis yang mengharuskan setiap pasangan suami istri memiliki rekening bersama. Survei Bank Amerika menyebutkan bahwa 28% setelah menikah, milenial memilih untuk memisahkan rekening banknya dengan pasangan mereka. Sebenarnya ini tidaklah salah. Ada kalanya beberapa pasangan memilih untuk memisahkan setiap pemasukannya agar tidak kerepotan jika ada sesuatu nantinya.
Selain itu, menurut Eko Endarto selaku perancang keuangan menyebutkan bahwa yang seharusnya dipertimbangkan adalah tanggung jawab keuangan tanggungan Maksudnya adalah mengutamakan biaya rumah tangga, cicilan KPR, cicilan kendaraan, dan juga pendidikan anak.
Dari semua tanggungan atau cicilan tersebut, Mama Papa dapat membaginya sesuai kesepakatan. Sebagai contoh adalah pembagian berapa persen setiap bulannya untuk pembayaran cicilan. Mungkin bisa juga dengan pembagian tugas bayar cicilan, misal Mama cicilan mobil dan Papa cicilan rumah. Semua urusan keuangan ini dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan setiap pasangan.
Sebetulnya, tabungan bersama dibuat untuk menyisihkan pendapat masing-masing. Dari situ nantinya akan menjadi sumber keuangan rumah tangga bersama. Misalnya untuk membayar tagihan listrik dan air di rumah. Kemudian biaya sekolah anak hingga belanja bulanan. Namun, ada beberapa pasangan yang tabungan bersama guna menyediakan dana liburan atau dana darurat saja.
Tidak masalah jika akhirnya memilih untuk memiliki tabungan bersama atau sendiri-sendiri. Satu hal yang harus diingat adalah keterbukaan pada pasangan mengenai kondisi finansial. Jangan sampai Mama atau Papa kewalahan melunasi hutang pribadi dan menyebabkan keuangan keluarga menjadi terlupakan.
Baca Juga: Investasi Terbaik untuk Masa Depan Keluarga