Bermusik kerap kali dipandang sebelah mata. Sebagian besar orangtua beranggapan bahwa anak yang belajar matematika lebih hebat ketimbang bermusik. Padahal matematika dan musik memiliki hubungan yang erat. Berikut penjelasannya.
Musik dipercaya mampu untuk merangsang keaktifan indera, membantu anak-anak fokus dalam belajar dan meningkatkan keterampilan bahasa. Musik juga mengembangkan keterampilan mendengarkan, membaca dan menulis, meningkatkan kelancaran berbicara dan komunikasi. Terkait hal tersebut, Charlotte P. Mizener dalam penelitian di Sage Journal menjelaskan bahwa kegiatan bermusik memperkuat banyak aspek perkembangan bahasa. Ia mengatakan bahwa mengucapkan mantra dan berirama, bernyanyi dan mendengarkan adalah semua pengalaman yang mendukung perkembangan bahasa.
Saat mendengarkan lagu, anak-anak akan belajar mengucapkan lirik. Hal tersebutlah yang membuatnya belajar mengenai musik dan kosakata baru. Begitu juga saat mempelajari instrumen, anak-anak dapat menemukan bagaimana musik memainkan peran penting dalam budaya. Misalnya, instrumen musik gamelan untuk memperkenalkan budaya Jawa.
Sangat penting untuk membiasakan anak bergelut dengan budaya di usai muda, karena menumbuhkan pikiran terbuka tentang dunia dan tradisi di luar yang mereka tahu. Menurut Lynn Kleiner, pendiri Music Rhapsody, musik memiliki keterikatan dengan matematika. Dengan memahami ketukan, ritme dan skala, anak-anak belajar cara membagi, membuat pecahan dan mengenali pola. Tampaknya musik menggunakan otak anak untuk membantunya lebih memahami bidang matematika lainnya. Nah, jadi anggapan yang keliru ya, kalau anak bermusik berarti bodoh dalam pelajaran khususnya matematika. Sebab, penelitian tidak mengatakan begitu.
Musik memperkuat memori otak
Pernahkan Mama Papa merasa masuk dalam nostalgia cerita masa lalu jika mendengarkan sebuah lagu? Nah, hal ini disebabkan anak-anak tumbuh dewasa, mereka akan lebih mudah untuk mengingat kembali memori masa kecilnya dengan suara, salah satunya lagu-lagu yang dulu mereka nyanyikan. Hal ini menunjukan bahwa musik juga bisa merawat memori dalam otak seseorang dan mencegah kepikunan. Kemampuan mengingat dengan metode musik ini juga akan diterapkan pada keterampilan mengasah memori lainnya. Misalnya, memetik senar pada gitar atau biola mengajar anak-anak tentang getaran harmonis dan simpatik.
Berdasarkan penuturan Carol Loy, Direktur Kiderland, sebuah sekolah musik di Singapore menjelaskan bahwa nada-nada tenang dimainkan selama waktu tidur siang membantu anak-anak untuk nyenyak tidur. Bahkan jika mereka tidak benar-benar mengantuk pada saat itu, mereka akan tetap berbaring dan mendengarkan musik yang sedang diputar.
Contoh lain, ketika seorang anak mengalami masa tenang setelah latihan fisik, musik membantu memperlambat denyut nadi dan detak jantung, menurunkan tekanan darah, serta menenangkan anak. Instrumen tertentu seperti perkusi, membantu anak-anak mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik, mereka membutuhkan gerakan tangan, lengan dan kaki. Jenis instrumen ini sangat bagus untuk anak-anak berenergi tinggi. Intrumen senar dan keyboard, seperti biola dan piano, menuntut aksi berbeda dari tangan kanan dan kiri secara bersamaan.
Instrumen tidak hanya membantu mengembangkan ambidexterity, tetapi mereka juga dapat mendorong anak-anak untuk merasa nyaman dalam posisi yang secara alami tidak nyaman. Meningkatkan koordinasi dan pengaturan waktu yang sempurna dapat mempersiapkan anak-anak untuk hobi lain, seperti menari dan olahraga. Karena bermain musik tidak ada ruginya maka kenalkanlah musik pada anak sedini mungkin. Selamat hari musik nasional.
Baca Juga : 5 Manfaat Bermain Piano pada Anak