Vape adalah rokok elektronik yang berisi cairan dengan bermacam-macam rasa dan aroma. Rokok eletronik ini dianggap lebih nikmat daripada rokok tembakau biasa. Namun ternyata, vape memiliki bahaya untuk kesehatan. Berikut bahaya yang harus kita waspadai.
Penggunaan vape atau rokok elektronik semakin digandrungi banyak orang. Khususnya anak muda yang tak mau ketinggalan zaman. Banyak yang mengira, kalau menggunakan vape jauh lebih aman daripada rokok tembakau. Kenyataannya, bahaya penggunaan vape sama seriusnya dengan rokok tembakau, lo!
Berbeda dengan rokok tembakau, vape memang bebas dari zat berbahaya, seperti tar dan karbon monoksida. Tapi, bukan berarti vape lebih aman dari rokok tembakau, ya! Sebab, vape mengandung nikotin, asetaldehida, akrolein, propanal, diasetil, formaldehida, dan logam berat.
Nah, kalau dikonsumsi terus-menerus, kandungan vape tersebut bisa memicu masalah kesehatan. Lantas, apa saja dampak bahaya penggunaan vape untuk kesehatan?
Menyebabkan kecanduan
Sama halnya dengan rokok tembakau, bahaya penggunaan vape dapat menyebabkan kecanduan. Karena vape mengandung nikotin: zat adiktif yang menyebabkan sensasi ingin terus-menerus ngevape.
Parahnya lagi, kalau kita mencoba melepaskan vape, tubuh kita akan menunjukkan gejala fisik yang kurang nyaman. Mulai dari pusing hingga mual-mual. Karena itu, kalau tidak mau kecanduan vape, Mama Papa harus hati-hati, ya!
Baca juga: 6 Cara Mencegah Anak Remaja Kecanduan Merokok
Mengganggu kecerdasan
Tidak banyak yang tahu kalau bahaya penggunaan vape bisa mengganggu perkembangan otak, khususnya pada remaja.
Dilansir dari laman Hellosehat, penelitian menemukan: zat nikotin mengganggu kinerja otak untuk mengingat. Karena itu, kalau ngevape terus-menerus, dapat mengganggu prestasi remaja di sekolah.
Ditambah lagi, kandungan nikotin juga dapat merusak bagian otak yang mengontrol perhatian, pembelajaran, suasana hati, hingga kontrol impuls. Makanya, kalau anak remaja Mama Papa mulai kecanduan vape, kita harus memerhatikannya.
Menyebabkan masalah paru-paru
Bahaya vape berikutnya dapat menyebabkan masalah paru-paru. Sebab, vape mengandung acrolein yang biasanya digunakan untuk membunuh gulma. Kalau senyawa ini terhirup manusia, akibatnya menyebabkan cedera paru-paru akut, paru pkstruktif kronis (PPOK), hingga asma.
Tidak hanya itu saja. Melansir dari laman Hellosehat, perasa yang ada pada liquid vape, seperti diacetyl, bisa membunuh sel-sel normal yang ada di paru-paru. Khususnya kalau kita mengonsumsinya dalam dosis tinggi.
Menyebabkan penyakit kardiovaskular
Siapa bilang vape tidak membahayakan organ dalam? Bahaya uap nikotin dari vape nyatanya bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular. Hal ini karena nikotin bisa meningkatkan produksi hormon adrenalin.
Kalau dibiarkan begitu saja, hormon yang terus meningkat bisa memicu stres, dan membuat detak jantung bekerja lebih keras. Akibatnya, kita berisiko terkena serangan jantung, lo!
Baca juga: 7 Cara Berhenti dari Kecanduan Merokok yang Parah
Memicu gangguan janin
Sama seperti rokok tembakau pada umumnya, bahaya penggunaan vape juga menyebabkan gangguan pada janin. Khususnya bagi ibu hamil yang sering terpapar asap vape atau mengonsumsinya langsung.
Hal ini dikarenakan kandungan nikotin dalam vape dapat menghambat perkembangan janin. Karena itu, saat menjalani program hamil, Mama harus menghindari asap vape demi keselamatan janin dan ibu.
Itulah beberapa bahaya vape yang harus Mama Papa waspadai. Untuk memutus kecanduan vape memang tidak mudah. Tapi, kita bisa memotivasi diri maupun keluarga untuk berhenti ngevape. Yuk, kita mulai gaya hidup sehat, dengan tidak merokok!
Baca juga: Bahaya Paparan Asap Rokok bagi Perokok Pasif