Masih ragu menerapkan pola asuh anak yang tepat? Coba pahami tentang pola asuh otoriter, deh. Nggak selamanya buruk, lho.
Masih ada beberapa orangtua yang ragu dalam memilih pola asuh yang tepat pada anak. Bahkan, karena ketidaksiapan orangtua justru membuat anak menjadi bingung dan sedikit lebih ngeyel. Sebenarnya, ada tiga pola asuh yang bisa Mama Papa terapkan di rumah. Salah satunya adalah pola asuh otoriter.
Banyak yang beranggapan, pola asuh otoriter merupakan hal yang buruk. Padahal, menurut yang dituliskan pada laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada kalanya orangtua perlu menerapkan pola asuh seperti ini pada anak. Misalnya saja saat anak melanggar aturan.
Sebagai gambaran, ada beberapa ciri-ciri pola asuh yang satu ini, pertama adalah komunikasi dengan anak bersifat satu arah. Kemudian, orangtua lebih memegang kendali di dalam keluarga. Setelah itu biasanya juga akan dibarengi dengan terbentuknya aturan yang ketat dan harus ditaati. Kemudian akan lebih akrab dengan yang namanya hukuman jika anak melanggar.
Dari beberapa ciri tadi, masih ada beberapa orangtua yang beranggapan bahwa pola asuh yang terkenal sikap “keras” ini berarti menggunakan kekerasan. Padahal, pola asuh ini lebih menekankan sikap tegas orangtua. Sehingga, ke depannya mereka menjadi anak yang patuh.
Kelebihan Pola Asuh Otoriter
Meskipun dikenal bisa berdampak buruk, namun sebenarnya pola asuh ini memiliki manfaat bagi anak, yaitu:
- Anak menjadi sosok yang patuh dan taat pada apa saja, termasuk aturan.
- Memunculkan sifat disiplin pada anak.
- Ke depannya akan menjadi sosok yang lebih bertanggungjawab dengan segala pilihan dan kesalahannya.
- Membiasakan anak untuk mandiri.
Kekurangan Pola Asuh Otoriter
Di balik beberapa kelebihan dan manfaatnya, pola asuh ini juga tidak lepas dari kekurangannya. Ada beberapa kekurangan yang bisa Mama Papa pertimbangkan:
- Anak menjadi takut untuk berpendapat.
- Kurang terbentuknya sisi leadership dari anak.
- Menjadi anak yang kurang percaya diri dan ragu-ragu atau takut salah melangkah.
- Ada kemungkinan anak menjadi sosok yang mudah tersinggung dan tertutup.
Satu hal yang harus Mama Papa ingat, pola asuh ini tidak selamanya buruk. Ada kalanya, pola asuh seperti ini perlu diterapkan pada anak yang perilakunya sudah keterlaluan. Sehingga, ke depannya dapat memunculkan sikap disiplin pada anak.