Mama Papa, menuntut anak secara berlebihan bisa memberikan efek yang buruk pada pertumbuhannya. Hal ini bisa berujung pada imposter syndrom. Apa sih sindrom imposter itu?
Imposter syndrom atau sindrom penipu merupakan gangguan psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang telah dicapainya. Orang dengan sindrom ini justru merasa was-was. Seolah suatu hari orang-orang akan mengetahui kondisi bahwa ia hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi atau pencapaiannya. Semakin ia berprestasi ia akan semakin merasa tidak puas dan mengalami kecemasan.
Fenomena imposter syndrome pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an oleh psikolog Pauline Clance dan Suzzanne Imes. Fenomena ini biasanya ditemukan pada beberapa orang ambisius, terutama perempuan yang cenderung tidak memercayai kemampuan mereka sendiri. Sederhananya gangguan ini adalah bentuk keraguan pada kemampuan diri sendiri.
Penyebab sindrom imposter
Perlu diketahui bahwa sindrom imposter umumnya ditemukan pada anak yang lahir dalam keluarga yang selalu menuntut prestasi. Misalnya seorang anak yang selalu dituntut untuk memperoleh nilai sempurna dan rangking dalam sekolah. Selain itu, membandingkan prestasi anak dengan saudaranya bisa menjadi salah satu penyebab seseorang terkena gangguan ini.
Seseorang yang terkena gangguan imposter ditandai dengan gejala gampang cemas berlebihan, tidak percaya diri, frustasi ketika gagal memenuhi standar yang diciptakan sendiri dan cenderung perfeksionis. Jika dibiarkan berlarut seseorang yang memiliki gangguan imposter akan berujung pada depresi dan kecemasan berlebih sehingga bisa menyebabkan menurunnya fungsi otak.
Cara menghadapi sindrom imposter
Mama Papa, mempelajari ilmu parenting berati belajar seumur hidup. Menghindarkan anak dari sindrom imposter perlu dilakukan sejak dini dengan membentenginya dengan berbagai landasan hidup. Apalagi jika kita sendiri merupakan salah satu penderita gangguan imposter maka metode di bawah ini dapat dijalankan. Untuk itu, lakukan cara di bawah ini:
Tekankan bahwa tidak ada yang sepurna di dunia ini
Mendasari kematangan psikis seorang anak sangat penting untuk masa depannya. Salah satu alasannya adalah untuk menghindarkannya dari sindrom imposter. Tekankan pada anak-anak bahwa jangan pernah terpaku pada hasil atau kesempurnaan yang ia tetapkan bagi dirinya sendiri. Apresiasi setiap proses yang ia selesaikan baik kecil maupun besar sehingga ia tidak terus terpacu pada hasil.
Jangan bandingkan & menuntut anak
Mama Papa, setiap anak memiliki kehebatan tersendiri. Tidak unggul dalam pelajaran akademik bukan berarti ia lemah dalam segala hal. Membandingkan anak dengan orang lain apalagi saudara kandungnya hanya akan membuat mentalnya down bahkan tumbuh dengan berpacu pada hasil. Untuk itu, hargai setiap pencapaian anak dalam hal apapun dan berilah dukungan saat ia menjalankan mimpinya. Jangan menuntut anak dalam bidang-bidang yang tidak dikuasainya karena hal ini hanya membut depresi makin parah.
Baca Juga: Mama, Ini Tips Mengatasi Sibling Rivalry pada Anak
Selalu ajak ia bercerita
Berbagi cerita akan membuat beban sedikit demi sedikit berkurang. Biasakan untuk mengajak anak berbincang tentang kegiatannya setiap hari agar ia lebih merasa diperhatikan. Dengan curhat anak juga bisa mendapatkan jawaban atas permasalahannya. Jika si kecil sudah memiliki gejala imposter syndrom yang parah Anda bisa mengajaknya untuk konsultasi ke psikolog.