Sekarang banyak e-commerce dan marketplace yang menyediakan layanan paylater. Dalam beberapa waktu terakhir pengguna paylater pun melonjak. Jika tertarik, perhatikan terlebih dahulu keuntungan dan kerugian paylater berikut ini.
Paylater merupakan Salah satu fitur pembayaran berbasis internet yang sedang populer saat ini. Secara konsep, paylater mirip dengan kartu kredit. Layanan paylater disebut-sebut memberikan keuntungan yang besar bagi penggunanya. Nggak heran kalau banyak orang kepincut.
Kalau kamu tertarik untuk menggunakan paylater, pertimbangkan terlebih dahulu beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan paylater berikut ini, ya.
Keuntungan menggunakan paylater
Sebelum menggunakan layanan paylater, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu berbagai keuntungan sebagai bahan pertimbangan.
Proses pendaftaran mudah
Berbeda dengan membuat rekening bank atau kartu kredit, proses pendaftaran paylater jauh lebih mudah dan cepat. Memanfaatkan kecanggihan zaman, paylater bisa didapatkan hanya berbekal ponsel pintarmu. Kepraktisan inilah yang menjadi kelebihan paylater, sesuai dengan gaya hidup milenial, yakni kepraktisan.
Banyak promo menarik
Keuntungan paylater yang sangat menarik adalah promonya. Penyedia jasa paylater rela “bakar uang” untuk memberikan promo khusus sebagai upaya untuk menarik peminat. Hasilnya? Berkat promo berhasil menarik banyak “jempol” milenial untuk menggunakan layanan paylater. Beberapa promo yang sering muncul di paylater; cashback dan diskon.
Masa tenor yang lebih fleksibel
Tenor atau tenggat waktu membayar cicilan juga menjadi keuntungan lain dari paylater. Biasanya penyedia paylater memberikan rata-rata pilihan tenor 1-2 bulan. Bahkan dalam beberapa e-commerce, kita tidak dipungut bunga per bulan jika memilih masa tenor kurang dari 3 bulan, lho. Cuan banget, kan?
Digunakan untuk banyak transaksi
Kelebihan paylater ini sangat memanjakan generasi milenial yang maunya serba praktis. Dengan paylater kita bisa melakukan pembayaran baik secara online maupun offline. Jadi nggak perlu ribet pegang uang tunai, karena kebutuhan kita tetap bisa didapatkan dengan membayar menggunakan paylater.
Bisa digunakan siapa saja
Beberapa layanan keuangan biasanya saat akan meminjam uang ada pemberlakuan syarat khusus. Misalnya minimal gaji atau jaminan barang. Namun paylater hanya membutuhkan syarat KTP Indonesia saja untuk mendaftarkan diri. Dengan begitu kita tidak perlu bingung-bingung mencari barang yang harus dijaminkan jika ingin menggunakan pembayaran paylater.
Baca Juga: Paylater atau Kartu Kredit Mana yang Lebih Baik?
Kerugian menggunakan paylater
Kalau melihat berbagai keuntungan di atas tentu kita akan semakin tergiur. Namun jangan buru-buru memutuskan, pahami beberapa unsur kerugian paylater berikut ini.
Bikin lebih boros
Adanya saldo yang terdapat pada paylater membuat kita lebih mudah bertransaksi, meski kita tidak sedang memiliki uang tunai atau tabungan. Pemikiran ini dapat membawa kebiasaan yang buruk.
Kita jadi lebih boros karena merasa ‘nyaman’ dengan jumlah saldo pinjaman pada paylater. Nah, jika kita tidak punya ‘rem’, keuangan kita berpotensi berantakan akibat banyaknya hutang di paylater.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Sepele yang Bikin Boros dan gagal Menabung
Keamanan identitasmu
Untuk dapat diverifikasi oleh penyedia jasa paylater, kita harus menyetorkan identitas. Hal ini harus dipertimbangkan, karena nggak jarang saat ini keamanan data daring sering mengalami kebocoran. Data daring memiliki risiko yang tinggi terhadap peretasan, sehingga merugikan kita sendiri.
Baca Juga: Tips Bijak Mengelola Dompet Digital, Dijamin Anti-Boros
“Budayakan hutang”
Paylater sebenarnya adalah bentuk terkini dari sistem hutang. Dengan kemudahan yang ditawarkan paylater, kita semakin bergantung terhadap sistem hutang. Karena sekali dapat berhutang dengan mudah, kita berpotensi untuk terus mengulanginya terus-menerus. Jadi sebenarnya paylater menjadi gerbang awal untuk membudayakan hutang.
Tagihan membengkak
Dalam sistem transaksi paylater ada penambahan biaya administrasi dan pengelolaan. Mau tidak mau, kita harus mengikuti ketentuan ini. Jika kita terus-terusan berhutang, lambat laun penumpuhan tagihan akumulasi biaya eksternal yang membengkak. Hal ini bukan sesuatu yang baik bagi pos keuangan kita, lho.
Baca Juga: Cashless vs Cash, Mana yang Lebih Cuan?