Banyak data yang menunjukan jika generasi milenial tergolong susah untuk beli rumah. Lalu, apa saja yang menjadi penyebab para milenial ini susah beli rumah?
Percaya nggak, kalau kita sebagai generasi milenial susah untuk bisa beli rumah? Menurut laporan dari Urban Institute, tingkat kepemilikan rumah pada generasi milenial masih lebih rendah dibandingkan dengan orangtua kita di rentang usia yang sama.
Persentase menunjukan jika milenial susah beli rumah hingga 48%, atau hanya 52% generasi milenial yang sudah siap untuk membeli rumah. Sisanya belum memiliki keinginan membeli rumah karena terhambat harga.
Hal ini tentu memunculkan pertanyaan besar; mengapa generasi milenial sulit beli rumah? Berikut ini 5 alasan umum mengapa milenial susah beli rumah:
Kenaikan upah rendah
Menurut data Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) pada satu dekade terakhir, terjadi kenaikan harga tempat tinggal sebesar 39,7% di 14 kota besar di Indonesia.
Namun kenaikan UMR setiap tahunnya hanya sekitar 10% saja. Dari kedua data tersebut sangat terlihat adanya kesenjangan antara kenaikan harga rumah yang tinggi dengan kenaikan gaji yang lebih rendah.
Hal inilah yang menyebabkan milenial susah untuk bisa beli rumah.
Gaya hidup konsumtif
Berbeda dengan baby boomers, generasi milenial cenderung memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi terhadap sesuatu yang sifatnya hanya rekreasional dan kurang esensial.
Hal ini bukan karena mereka meremehkan harga rumah yang semakin tinggi tiap tahunnya. Justru karena generasi milenial merasa jika harga rumah sangat mahal, maka skala prioritasnya dialihkan ke hal lain, misalnya tiket konser atau liburan.
Esensi pilihan ini juga dipengaruhi adanya tuntutan generasi milenial untuk eksis di media sosial.
Mindset yang berkembang
Masih berhubungan dengan poin kedua, alasan generasi milenial susah untuk bisa beli rumah adalah mindset mereka. Saat ini sebagian generasi milenial belum sepenuhnya menganggap rumah sebagai kebutuhan pokok.
Menurut Prita Hapsari Gozhie pada laman Sharia green land, sebagian generasi milenial beranggapan jika dibandingkan harus membeli rumah dengan harga yang belum terjangkau, lebih baik uangnya dialokasikan untuk hal lain.
Baca Juga: 5 Tips Membeli Rumah Bagi Pasangan Muda
Ranah kerja industri kreatif
Salah satu faktor yang memengaruhi milenial sulit untuk membeli rumah adalah pekerjaan. Saat ini bekerja di industri kreatif sedang menjadi tren di Indonesia, khususnya bagi generasi milenial.
Para milenial ini juga cenderung memilih untuk membuka usaha sendiri dibandingkan bekerja dengan orang lain atau perusahaan. Hal tersebut yang menyebabkan mereka tidak memiliki penghasilan tetap dan slip gaji resmi, sehingga sulit untuk mengajukan KPR ke bank.
Baca Juga: Jangan Terkecoh, Ini 6 Tips Membeli Rumah Saat Pandemi
Suku bunga KPR
Generasi milenial cocok untuk mengajukan KPR dengan skema fixed rate. Karena dengan skema ini memungkinkan mereka dapat mengelola penghasilannya dengan lebih baik, khususnya para pekerja kreatif.
Sayangnya, bank yang menerapkan skema bunga fixed rate masih sangat jarang. Peluang naiknya bunga floating ini banyak membuat milenial kesulitan dengan cicilan yang harus dibayarkan.
Selain itu kendala lain yang juga dihadapi milenial adalah ketidaksiapan mereka untuk membayar uang muka atau DP.
Baca Juga: Sering Diabaikan, 5 Biaya Tambahan Saat Mengajukan KPR