Di tengah wabah pandemi corona, pernahkah semakin membaca gejalanya, semakin kamu merasa memiliki semua gejalanya padahal awalnya tidak? Jika iya, kemungkinan besar kamu terkena gejala psikosomatis.
Gangguan psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran memengaruhi tubuh sehingga muncul atau menjadi bertambah parah. Istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental. Rasa cemas dan stres menjadi faktor utama yang bisa memicunya.
Bagaimana hubungan fikiran dengan penyakit fisik?
Seperti diketahui, pikiran dapat menyebabkan munculnya gejala atau perubahan pada fisik seseorang. Contoh kasusnya begini; saat kita merasa takut biasanya disertai dengan tanda-tanda fisik, seperti denyut jantung mejadi cepat, jantung berdebar-debar, mual atau ingin muntah, tremor hingga sakit perut.
Gejala fisik tersebut disebabkan oleh meningkatnya aktivitas listrik atau impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh. Selain itu, pelepasan zat adrenalin ke dalam aliran darah juga bisa menyebabkan gejala fisik di atas.
Penyakit yang muncul akibat psikosomatis tidak akan bisa ditemukan atau dideteksi secara fisik. Namun, gejala dari penyakit tersebut jelas terasa dan bisa mengganggu. Misalnya penderita gangguan psikosomatis akan merasa sesak nafas, padahal saat diperiksa secara fisik tidak ada penyakit apapun pada paru-parunya. Semua rasa sakit tersebut berasal dari fikiran. Seperti yang sudah dijelaskan, hal ini berkaitan dengan faktor kondisi mental memengaruhi tubuh.
Artikel Lainnya: Waspadai 5 Faktor Pemicu Serangan Panik
Meski penyakit akibat gangguan psikosomatis tidak bisa dideteksi secara jelas, gejala yang muncul karena kondisi ini nyatanya bisa memperparah penyakit tertentu. Ada beberapa kondisi di mana penyakit makin parah karena kondisi stres, misalnya asam lambung, tekanan darah tinggi, hingga diabetes. Deretan penyakit tersebutt bisa kambuh dan makin buruk jika dipikirkan terus menerus hingga stres.
Jika merasa mengalami kondisi ini, segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Nyatanya perawatan dan penanganan medis kemungkinan sangat dibutuhkan untuk membuat pengidap psikosomatis merasa lebih baik. Bagi kamu yang masih dalam tahap gejala dengan tanda-tanda suka mengira-ngira dengan kalimat khas “Jangan-jangan, aku sedang sakit”, ada beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan. Meditasi, akupuntur, hipnoterapi hingga fisioterapi bisa menjadi alternatif pengobatan.