Coba kamu cek sistem kerjamu selama ini. Apakah bekerja secara sehat atau justru sebaliknya? Bisa saja selama ini kamu justru menjadi workaholic yang nggak sehat, nih. Yuk cari tahu perbedaannya di sini.
Kalian pasti kerap mendengar istilah workaholic dan pekerja keras. Banyak yang mengira, antara keduanya memiliki arti yang sama. Padahal aslinya ada perbedaan yang sangat mencolok di antara dua hal itu. Nah, buat yang masih bingung kamu masuk kategori mana, simak empat perbedaan antara workaholic dan pekerja keras. Jangan sampai terbalik, ya!
Waktu bekerja
Biasanya, seseorang pekerja keras selalu memenuhi waktu kerja sesuai kewajibannya. Misalnya, dalam sehari bekerja selama 9 jam per hari, maka Ia akan berusaha untuk menepati hal itu. Kebiasaan yang teratur ini membuat setiap kewajiban lain yang dimiliki dapat tetap berjalan.
Berkebalikan dengan pekerja keras, workaholic akan terus bekerja tanpa memandang waktu. Seorang workaholic selalu menghabiskan waktunya dalam bekerja. Bahkan, tidak jarang mereka bekerja lebih dari jam yang diberikan. Hal ini kemudian juga akan berdampak pada kesehariannya. Salah satunya termasuk kewajiban lainnya yang mungkin terbengkalai.
Tidak ada batasan bekerja
Berkaitan dengan waktu bekerja, seorang pekerja keras akan tetap memikirkan batasan-batasan kerjanya. Masalah satu contohnya adalah saat hari libur. Di hari libur, seorang pekerja keras tetap akan memanfaatkan waktunya untuk beristirahat. Tujuannya adalah agar di hari saat masuk kerja, performanya tidak menurun dan tetap dapat menjaga kesehatannya.
Berbanding terbalik dengan pekerja keras, seorang workaholic justru akan merasa gelisah jika libur dan tidak ada pekerjaan. Bukannya beristirahat dan memanfaatkan waktu untuk refreshing, Ia justru akan mencari pekerjaan yang bisa dilakukan. Akibatnya, performa pekerjaannya bisa saja menurun dan tidak maksimal ke depannya.
Baca Juga: Tips Atasi Bosan Saat WFH, Dijamin Kerjaan Tetap Lancar
Efektivitas dan efisiensi dalam bekerja
Setiap orang pastinya selalu mengerjakan pekerjaannya dengan maksimal. Jadi sebenarnya tidak ada yang dapat dikategorikan jelek dan bagus. Hanya saja, ada perbedaan hasil pekerjaan antara pekerja keras dengan workaholic. Bukan dalam artian jelek dan bagus, namun pekerja keras akan memiliki hasil yang lebih baik.
Anggaplah ada pekerjaan yang harus diselesaikan dalam seminggu. Pekerja keras akan berusaha sebaik mungkin tanpa harus mengorbankan jam-jam kesehariannya hanya untuk bekerja. Dalam kata lain pekerja keras dapat mengatur waktunya dan tetap pada aturan jam kerja harian.
Namun, seorang workaholic akan berusaha meyelesaikan tanpa memikirkan waktu-waktu yang telah Ia habiskan dalam sehari. Dari situ kemudian akan terlihat bahwa efektivitas bekerja dan efisiensi waktu pekerja keras lebih teratur dibandingkan workaholic.
Tingkat ambisius dan ego yang tinggi
Siapapun pastinya memiliki rasa ambisius, bukan? Hanya saja di sini ada perbedaan antara ambisius pekerja keras dengan workaholic. Untuk workaholic biasanya mereka memiliki tingkat ambisius yang berbeda dalam memenuhi target-targetnya. Apabila targetnya tidak terpenuhi. Ia akan menjadi kecewa dan stres. Dari situ mulai la egonya muncul. Ego yang muncul itu kemudian akan membuatnya melakukan berbagai hal yang hanya untuk dirinya.
Berbeda dengan workaholic, pekerja keras akan lebih realistis namun tetap berusaha yang terbaik. Jika targetnya belum tercapai, Ia akan mencari letak kesalahannya dan segera memperbaikinya. Ia juga akan lebih menikmati proses dan terus belajar untuk menjadi lebih berkembang dan hasil lebih baik lagi.