Kejujuran adalah sikap ksatria yang diimpikan setiap orangtua untuk dimiliki setiap anaknya. Sayangnya, terkadang karena banyak pengaruh, anak masih suka berbohong. Untuk menghadapi hal ini Mama justru tidak boleh emosi dan menghukumnya. Karena menghukum anak yang berbohong akan semakin membuatnya kembali berbohong.
Mendapati anak berbohong memang cukup menguras emosi. Terkadang secara spontan kita akan memarahinya habis-habisan hingga memberinya hukuman. Padahal faktanya semakin menghukum anak yang berbohong justru membuatnya makin berbohong. Secara logika anak sedang ketakutan dihukum oleh Mama, jika ia sudah terlanjur mengungkapkan kalimat bohong dan terkena hukuman maka ia akan semakin berusaha meyakinkan Mama untuk menutupi kebohongan tersebut. Jika tidak segera dihilangkan, hal ini tidak baik bagi sikapnya di masa depan.
Menghukum anak yang berbohong semakin membuatnya berbohong
Seorang anak yaang cenderung berbohong memiliki dua alasan utama, yakni tidak mau mengecewakan orangtua dan ingin menghindari hukuman. Jika Mama menghukum anak yang berbohong, ia akan menganggap kebohongan juga berfungsi untuk menghindari hukuman atas kesalahannya. Maka, anak akan semakin takut untuk jujur jika melakukan kesalahan.
Kebohongan yang anak bangun dalam sebuah cerita bisa berkembang. Jika semakin hari anak menjadi terbiasa berbohong, maka cerita yang ia kembangkan akan semakin detail sehingga orangtua juga akan semakin percaya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh psikolog Victoria Tawar yang berjudul “Punishing Kids for Lying Just Doesnt Work “menemukan bahwa anak yang berbohong melakukan kebohongan untuk menyembunyikan pelanggaran atau kesalahan yang mereka perbuat.
Mereka justru sebenarnya menyetahui hal ini merupakan kesalahan namun tetap memilih berbohong untuk menghindari hukuman. Maka, memilih untuk menghukum anak yang berbohong bukan sebuah solusi yang tepat karena justru menimbulkan kebohongan lain.
Alternatif untuk mengajak anak berhenti berbohong
Masih dengan penelitian yang sama, anak-anak sebenarnya mampu merespon dengan baik penjelasan moral yang kuat. Maka jika Mama melihat anak sedang berbohong, tanamkan pengertian terlebih dahulu bahwa kita sebagai orangtua sangat bangga jika mereka jujur.
Saat anak sudah mengatakan yang sebenarnya dan mengakui kesalahannya, orangtua harus menghargai kejujuran ini. Anak memang harus mengetahui kesalahannya namun ia juga harus tahu bahwa kejujuran bernilai tinggi. Dalam penutup penelitiannya Victoria mengungkapkan bahwa menjelaskan pentingnya untuk jujur kepada anak-anak dengan cara positif dan lemah lembut lebih efektif dibandingkan menghukumnya.
Contoh kasusnya, jika Mama bertanya apakah anak telah menggosok gigi dan ia menjawab sudah padahal pasta giginya masih kering, jangan langsung memarahinya. Memaksanya untuk menjawab jujur dengan menekan justru akan membuat ia lebih keras dalam berbohong untuk meyakinkan Mama. Katakan saja padanya bahwa Mama melihat sikat giginya dan masih kering. Jangan memarahinya namun ajaklah ia untuk menyikat gigi sekarang juga.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Pola Asuh Otoriter