Sekilas ketika mendengar mengenai kain tradisional atau wastra nusantara, kebanyakan dari kita akan merujuk pada batik. Padahal, wastra nusantara banyak, lho.
Kekayaan hasil kebudayaan di Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. Salah satu yang patut diacungi jempol adalah wastra nusantara. Bagi yang belum tahu wastra nusantara merupakan nama lain dari kain tradisional Indonesia.
Ketika membiacarakan mengenai kain tradisional Indonesia, apa yang ada di pikiramu? Batik? Ya, batik merupakan salah satu jenis wastra nusantara, tapi lebih luas dari itu, ada berbagai jenis kain tradisional lain yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Wastra nusantara memiliki nilai filosofi yang mendalam
Dalam pembuatan wastra nusantara, pengrajin di daerah-daerah banyak melakukan akulturasi budaya. Bukan hanya dengan budaya luar, inspirasi motif wastra justru bersinggungan dengan organisasi, strata sosial atau sistem religi.
Berbagai persinggungan inilah yang membuat kain tradisional Indonesia memiliki berbagai corak yang filosofis. Di beberapa daerah wastra bukan hanya kain penutup tubuh. Lebih dalam dari itu, kain-kain tradisional ini punya makna yang begitu dalam.
Misalnya pada masyarakat Bali Aga di Tenganan, Bali, mereka percaya jika tenun Gringsing khas Bali punya khasiat untuk menyembuhkan. Sedangkan di Sumatera Selatan, benang emas yang digunakan pada Songket merupakan simbol kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masa itu. Jadi nggak heran kalau wastra nusantara dijadikan benda ‘keramat’ di beberapa daerah.
Bahkan wastra memiliki posisi sosial yang bernilai, lho. Dalam adat masyarakat Sorong Papua misalnya. Tenun Timor khas daerah tersebut dijadikan sebagai mas kawin. Di Timor sendiri, kain tersebut sampai dijadikan warisan atau kenang-kenangan bagi anak dan menantu mereka.
Wastra dan styke kekinian
Soal style nggak perlu bingung. Sekarang kain ini sudah banyak model yang bisa dipadukan dengan gaya kita sehari-hari, baik itu sendiri maupun dengan pasangan. Sekarang wastra-wastra dari berbagai daerah sudah banyak yang dipasarkan secara online, kok. Jadi makin mudah untuk kita cari dan beli.
Selain itu, dengan menggunakan wastra, kita tidak hanya menjunjung tinggi budaya, namun mendukung pengembangan kebudayaan berbasis UMKM tingkat lokal. Beberapa wastra yang terkenal di antaranya Batik, tenun Gringsing, kain Ulos, Tapis, Songket, Batik Besurek, tenun Endek, tenun Sengkang, hingga tenun Sumba.
Baca Juga: Manfaat Permainan Tradisional Bisa Bikin Anak Kreatif
Selama pandemi penjualan wastra menurun
Penetapan Batik sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh UNESCO beberapa tahun silam, membuat peminat kain tradisional Indonesia meningkat. Bahkan pasar kain tradisional Indonesia berhasil menembus internasional.
Sayangnya, menurut beberapa media online, penjualan wastra sejak pandemi COVID-19 terus menurun. Hal ini sebagai imbas dari ditutupnya beberapa wisata di berbagai daerah. Karena wastra nusantara turut dijajakan di toko cinderamata di berbagai lokasi wisata.
Pandemi membuat penurunan jumlah pembeli kain tradisional seiring dengan sedikitnya jumlah wisatawan. Efek dari penurunan jumlah pembeli tersebut adalah beberapa pekerja terpaksa harus dirumahkan terlebih dahulu.
Maka dari itu, jika Mama Papa sedang memiliki anggaran untuk membeli pakaian, sebaiknya pilih jenis-jenis kain wastra nusantara, ya. Dengan membeli produk lokal kita bisa berkontribusi langsung untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional.
Bukan hanya itu, kain-kain wastra sangat cantik untuk dipadu-padankan dengan berbagai style. Jadi kita nggak perlu bingung untuk mix and match untuk acara formal maupun non-formal.
Bagaimana, semakin tertarik membeli wastra? Yuk, bantu UMKM dengan bangga kenakan wastra nusantara.
Baca Juga: Lulur Tradisional: Rahasia Kecantikan Putri-Putri Kerajaan