Fenomena Mom Shaming, Sering Dianggap Sepele Namun Berisiko BurukFenomena Mom Shaming, Sering Dianggap Sepele Namun Berisiko BurukFenomena Mom Shaming, Sering Dianggap Sepele Namun Berisiko BurukFenomena Mom Shaming, Sering Dianggap Sepele Namun Berisiko Buruk
  • HOME
  • KESEHATAN
  • HUNIAN
  • ENTERTAINMENT
  • KEUANGAN
  • PSIKOLOGI
✕

Fenomena Mom Shaming, Sering Dianggap Sepele Namun Berisiko Buruk

October 6, 2020
Fenomena mom shaming

Sumber: Shutterstock

Fenomena mom shaming sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Meski terkesan tindakan yang biasa saja, namun fenomena ini berisiko membuat ibu terkena masalah psikologis, lho.

Mama, sudah pernah dengar istilah mom shaming? Meski istilah mom shaming sekilas terdengar asing, namun praktik tindakan ini sering terjadi di sekitar kita, lho. Fenomena mom shaming merupakan perilaku mengkritik atau memberi komentar pada seorang ibu.

Berbeda dengan kritik yang membangun, biasanya fenomena mom shaming diungkapkan dengan nada merendahkan, negatif, dan meremehkan, yang efeknya justru membuat pendengar tertekan. Umumnya fenomena mom shaming ini dialami oleh ibu-ibu baru.

Mama, mom shaming sering kita temui berupa pertanyaan dan pernyataan dengan nada merendahkan, seperti, “Kok cara menggendong bayinya seperti itu, kasian tulang belakangnya, lho.”, “Kok anaknya dikasih ASI perah, mending menyusui langsung saja”, “Kok operasi caesar melahirkannya? Belum sah jadi ibu, tuh”.

Fenomena mom shaming punya risiko buruk bagi piskologis

Mama, saat mendengar kalimat-kalimat seperti di atas, sebagian besar ibu merasa buruk dan gagal dalam mengasuh anak. Bahkan beberapa ahli berpendapat memberikan kritik dan komentar negatif terhadap pilihan pola asuh masuk dalam tindakan bullying, lho. Tanpa disadari seseorang yang terkena mom shaming berisiko mengalami masalah psikologis.

Dampak langsung dari fenomena mom shaming bagi Mama adalah penurunan rasa percaya diri, terutama dalam hal pengasuhan si Kecil. Mama merasa tidak berhasil merawat bayi, bahkan gagal menjadi ibu. Jika dibiarkan berlarut, ibu yang terkena mom shaming bisa terkena baby blues dan postpartum depression.

Lambat laun, mom shaming dapat membuat ibu merasa tidak nafsu makan, mudah sedih, sering menangis, dan kebingungan mengurus si Kecil. Jika tidak segera dibawa ke psikolog, hal ini bisa memengaruhi kesehatan fisik, lho.

Baca Juga: 3 Tipe Pola Asuh Anak yang Baik bagi Tumbuh Kembang Anak

Penyebab seseorang melakukan mom shaming

Fenomena mom shaming biasanya didorong oleh beberapa faktor. Pertama adalah mencari perhatian. Pelaku mom shaming membutuhkan pengakuan dan penghargaan di mata lingkungannya. Ia melakukan mom shaming dengan harapan agar dirinya dianggap paling benar dalam perawatan anak.

Kedua, adanya rasa cemburu. Faktanya seseorang yang melakukan mom shaming justru merasa cemburu dengan kelebihan pola asuh Mama. Maka, ia berusaha mencari celah kekurangan Mama dan melakukan mom shaming.

Faktor penyebab mom shaming terakhir adalah marah. Biasanya seseorang akan melakukan mom shaming karena tidak bisa menyalurkan kemarahannya. Nah, dengan melakukan bullying terkait cara perawatan ibu-ibu lain, ia merasa lebih lega.

Baca Juga: Pola Asuh Demokratis, Bebaskan Anak Tetap Ada Aturannya

Cara menghadapi fenomena mom shaming

Jika Mama adalah salah satu korban mom shaming, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri terlebih dahulu. Sadarilah jika setiap anak berbeda-beda, dan tidak masalah menerapkan metode pengasuhan yang berbeda dari orang lain. Asalkan metode pengasuhan kita tidak membahayakan si Kecil, dan berdasarkan kesepakatan dengan suami.

Cara tercepat untuk membuat pelaku mom shaming diam adalah menanggapi kritik tersebut dengan lelucon. Biasanya mereka akan menganggap kita “bebal” dan tidak mau lagi menasehati setelahnya.

Kadang kala mom shaming justru dilakukan oleh keluarga dekat. Jika hal ini terjadi, maka Mama bisa bercerita pada pasangan atau sahabat untuk menenangkan pikiran.

Mama, biasanya pelaku mom shaming tidak memahami latar belakang kita memilih metode pengasuhan tersebut. Maka dari itu, sadarilah jika hanya Mama Papa yang paling mengerti kondisi keluarga dan si Kecil saat ini.

Apabila mom shaming sudah berpengaruh terlalu dalam bahkan membuat Mama terkena baby blues, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog, ya.

Baca Juga: Kenali 5 Tanda Anak Menjadi Korban Bullying di Sekolah

Share
0
Laras
Laras

Related posts

Anak suka menolong

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong | Foto: Freepik

January 19, 2024

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini


Read more
Dampak perselingkuhan

Dampak Perselingkuhan Bagi Anak | Foto: Freepik

January 17, 2024

7 Dampak Perselingkuhan Orangtua bagi Anak, Risiko Depresi


Read more
Kecocokan dengan pasangan

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan | Foto: Freepik

January 12, 2024

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan, Langsung Dicoba Yuk!


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

  • Tanaman yang Hidup di Air0
    6 Tanaman Hias yang Hidup di Air dan Cocok untuk Kolam Ikan
    October 21, 2024
  • Investasi Reksadana Saham0
    Keuntungan Investasi Reksadana Saham untuk Jangka Panjang
    January 24, 2024
  • BAB bayi berwarna hijau0
    BAB Bayi Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya
    January 24, 2024
  • Shio beruntung 20240
    6 Shio Paling Beruntung di Tahun Naga Kayu 2024
    January 24, 2024
  • Cara mencuci emas0
    Cara Mencuci Emas Perhiasan biar Kinclong Kembali
    January 24, 2024
  • Kesehatan mental anak0
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Ortu Wajib Tahu!
    January 23, 2024
  • Angka keberuntungan 20240
    Daftar Angka Keberuntungan Shio di Tahun Naga Kayu 2024
    January 23, 2024
  • Axolotl hewan peliharaan unik0
    Hewan Peliharaan Unik dan Lucu, Mudah Dirawat!
    January 23, 2024
  • Berat Badan Turun Drastis0
    Berat Badan Turun Drastis padahal Tidak Diet? Ini Penyebabnya
    January 22, 2024
  • Anak suka menolong0
    Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini
    January 19, 2024

Sekilas

Berkeluarga merupakan media informasi keluarga Indonesia. Kami meyuguhkan semua sisi kehidupan dalam keluarga.

Hubungi Kami

Gedung Kompas Gramedia
Palmerah Barat Lt.6
Jakarta

Follow Us

© 2020 Grid Story Factory | Kompas Gramedia
    Grid