Diet bukan hanya diperuntukkan bagi orang yang ingin menurunkan berat badan. Bagi yang mengalami iritasi usus besar (IBS), diet FODMAP juga perlu dilakukan. Bagaimana cara untuk melakukan FODMAP?
Gangguan pencernaan usus besar atau irretable bowel syndrome (IBS), bisa disebabkan perut kembung atau dipenuhi gas akibat beberapa makanan. Karena usus tidak dapat mencerna makanan dengan baik sehingga mengakibatkan kondisinya dipenuhi gas. Nah, diet FODMAP bisa jadi solusi untuk mengatasi hal ini.
Dalam kondisi ini perut akan kelihatan buncit dan tidak mengalami perubahan meski sudah workout maupun melakukan diet. Satu-satunya cara mencegah munculnya gejala IBS adalah melakukan diet FODMAP.
Apa sih, diet FODMAP itu? Sebenarnya ini adalah singkatan dari Fermentable, Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides, and Polyol. Untuk lebih jelasnya baca artikel di bawah ini, ya!
Diet FODMAP Bagi Penderita IBS
FODMAP adalah sekumpulan karbohidrat rantai pendek yang kurang baik diserap usus, sehingga memicu bakteri-bakteri untuk menghasilkan gas lebih banyak. Gas hasil fermentasi ini selanjutnya akan menumpuk di usus dan dapat menyebabkan perut kembung pada penderita IBS.
Bagi penderita IBS, FODMAP bukan sekedar untuk mengatasi perut buncit. Diet ini bermanfaat mencegah rasa tidak nyaman pada perut akibat penumpukan gas. Bahkan diet FODMAP diklaim dapat menyembuhkan kembung hingga 75%, lho.
Pantangan Makanan dalam Diet FODMAP
Bagi yang sering mengalami perut buncit akibat kembung, sembelit, dan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam perut, mungkin perlu melakukan diet FODMAP. Seperti umumnya diet, FODMAP juga memiliki beberapa makanan yang dilarang, antara lain:
- Oligosakarida: Gandum, bawang putih, atau bawang bombai.
- Disakarida: yogurt, susu, keju, dan berbagai produk susu lainnya.
- Monosakarida: Mangga, apel, pir, semangka, serta makanan dengan kandungan sirup jagung tinggi.
- Poliol: aprikot, kembang kol, serta jamur.
Sedangkan makanan-makanan yang boleh dikonsumsi penderita IBS, antara lain:
- Protein: daging sapi, daging ayam, daging ikan, daging domba, udang, telur, tempe, dan tahu.
- Sumber karbohidrat: beras, oat, quinoa, kentang, serta biskuit tanpa tambahan bahan tinggi FODMAP di atas.
- Buah: Pisang, kiwi, jeruk, pepaya, nanas, stroberi, anggur, atau melon.
- Sayuran: tauge, paprika, wortel, terong, tomat, bayam, pokchay, kucai, mentimun, selada, dan bagian hijau dari bawang daun.
- Kacang-kacangan: almond, kacang tanah, walnut, macadamia, dan pecan.
Baca Juga: Diet Mediterania: Diet Terbaik Cegah Tubuh dari Penyakit
Tahapan Menerapkan Diet FODMAP
Ada beberapa tahapan untuk melakukan pengurangan FODMAP, antara lain:
1. Tahap eliminasi
Pada sesi pertama ini penderita IBS disarankan menghindari makanan yang mengandung FODMAP selama 3-8 minggu. Tahap ini sangat krusial untuk menentukan apakah gejala IBS berkurang setelah diet atau belum.
Baca Juga: Diet Eat Clean: gaya Hidup Sehat Menurunkan Berat Badan
2. Tahap pengenalan kembali
Setelah menghindari berbagai makanan yang dianggap pemicu IBS selama 3-8 minggu, saatnya melakukan pengenalan kembali. Karena tentu tidak semua jenis makanan di atas merupakan faktor pemicu. Dalam tahap ini masukkan satu persatu makanan yang dihindari dalam menu untuk mengetahui makanan mana yang paling berdampak gejala.
3. Tahap akhir
Setelah mendapatkan jawabannya, maka bisa kembali ke pola makan normal dengan hanya membatasi makanan pemicu saja. Selain itu? Masih tetap boleh dimakan asal tidak muncul gejala kembung, sembelit, atau masalah pencernaan lainnya, ya.
Baca Juga: Diet Telur: Turunkan Berat Badan Tingkatkan Metabolisme Tubuh