Mama Papa, marah-marah tanpa sebab yang jelas bukan hal yang wajar dan bisa dibiarkan begitu saja, lho. Kenali berbagai penyebab marah tanpa sebab pada artikel berikut ini, agar kita bisa terhindar dari gangguan psikologis.
Marah adalah hal yang wajar sebagai ekspresi dari emosi seseorang. Ekspresi ini sama halnya dengan menangis, tertawa, dan sedih. Namun, menjadi tidak wajar jika kita sering marah tanpa sebab yang jelas. Hal ini bisa menunjukan sinyal gangguan psikologis yang sedang kita alami.
Ada beberapa kondisi tertentu yang dapat memicu seseorang marah tanpa sebab yang jelas. Berikut ini berbagai kondisi yang bisa memicu kemarahan tersebut.
Borderline personality disorder (BPD)
Gangguan kepribadian ambang, atau borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan mental yang memiliki gejala perubahan suasana hati dan munculnya perilaku impulsif. Penderita BPD sering mengalami marah tanpa sebab, bahkan cenderung tidak terkendali.
Mereka cenderung mengekspresikan kemarahannya secara meletup-letup. Biasanya kemarahan penderita BPD terkait memori yang dialami mereka sejak masa kecil. Misalnya, pengalaman diabaikan oleh orangtua atau teman.
Depresi
Kalau merasa sering marah tanpa sebab dalam intensitas sering, sebaiknya berhati-hati. Mudah marah dan tersinggung adalah tanda awal depresi, meskipun gejala ini jarang diketahui.
Seringkali kemarahan seseorang yang depresi akan diekspresikan dengan mengucapkan kalimat kasar. Parahnya, kemarahan ini disertai dengan melakukan hal-hal yang berisiko. Misalnya, menyetir ugal-ugalan, atau melakukan self harm.
Gangguan Bipolar
Meskipun tidak semua penderita bipolar mengalami anger issues, namun gejala ini cukup sering ditemui. Biasanya kemarahan pada penderita bipolar disertai dengan perilaku yang agresif.
Kondisi ini karena mereka mengalami perubahan mood drastis dari fase manic ke fase depresi. Nah, marah tanpa sebab umumnya dialami penderita bipolar ketika berada di fase depresi.
Kelelahan atau kurang tidur
Tanpa disadari kelelahan dan kurang tidur dapat memengaruhi emosi seseorang. Ini terjadi ketika kita kelelahan dan kurang tidur, kinerja otak akan ikut menurun. Alhasil, kita jadi sering gagal fokus dan mudah marah.
Nggak perlu khawatir, kondisi ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kok. Misalnya, saat kita sudah lelah seharian bekerja, atau stres akibat deadline, kesalahan kecil saja di rumah akan membuat emosi meledak.
Tips mengatasi marah akibat kelelahan sangat sederhana, lho. Cukup lakukan stretching ringan dan beristirahat.
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan pada perkembangan saraf. Gangguan ini menyebabkan seseorang jadi hiperaktif, tidak bisa fokus, dan seringkali berperilaku impulsif.
Umumnya, tanda ADHD akan terlihat sejak seseorang masih kecil. Salah satu tanda ADHD adalah sulitnya mengontrol marah dan kondisi emosi yang tidak stabil. Pada anak-anak, mereka akan lebih sering tantrum jika mengalami gangguan ini.
Baca Juga: Kenali Lebih Dekat Ciri-Ciri Anak Hiperaktif
Obsessive compulsive disorder (OCD)
Obsessive compulsive disorder merupakan gangguan psikologis berupa rasa cemas berlebihan, yang menyebabkan penderitanya terus menerus melakukan suatu kegiatan secara berulang.
Selain mengulang-ulang melakukan kegiatan, penderita OCD juga ditandai dengan sikap mudah marah. Biasanya marah tanpa sebab akan muncul karena merasa tidak mampu mengendalikan pikirannya sendiri.
Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
Gangguan ini sebenarnya adalah PMS, namun dalam versi yang lebih parah. Tiba-tiba marah tanpa sebab yang jelas bisa jadi menunjukan gejala fluktuasi hormon pada kasus premenstrual dysphoric disorder (PMDD).
Biasanya penderita PMDD akan mengalami perubahan suasana hari yang intens. Namun tidak perlu khawatir, masalah ini dapat dikendalikan dengan beralih ke pola hidup sehat. Biasanya periode marah penderita PMDD terjadi menjelang periode menstruasi.
Jika Mama Papa merasa kondisi mudah marah ini sering terjadi; bahkan mengganggu hubungan kita dengan orang sekitar, sebaiknya kunjungi psikolog, ya.