Dalam kondisi tertentu kehamilan bisa menunjukkan sinyal bahaya. Jika tidak segera ditangani, akan membahayakan ibu dan janin. Pahami macam-macam tanda bahaya kehamilan sebagai wujud antisipasi berikut ini.
Ada kalanya keluhan fisik selama masa kehamilan tidak boleh disepelekan. Karena beberapa keluhan tersebut bisa menjadi tanda bahaya kehamilan yang harus diwaspadai. Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Mama perlu mengenali 7 tanda bahaya kehamilan di bawah ini:
Janin kurang aktif bergerak
Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu orangtua selama kehamilan adalah tendangan atau pergerakan si kecil dalam kandungan. Umumnya gerakan pertama bayi akan mulai terasa ketika usia kandungan 18-20 minggu.
Nah, sedikitnya gerakan dari si kecil; atau justru tidak bergerak sama sekali, harus diwaspadai oleh ibu hamil. Pasalnya, adanya penurunan gerakan si kecil merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan, dan harus segera dikonsultasikan dengan dokter.
Sakit saat buang air kecil
Biasanya intensitas buang air kecil akan terus meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Hal ini juga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih saat hamil yang kerap terjadi. Infeksi ini akan mengakibatkan kemunculan rasa sakit dan nyeri ketika buang air kecil.
Jika Mama mengalami gejala nyeri di area perut ke bawah saat buang air kecil, segera hubungi dokter. Karena kondisi ini perlu segera ditangani, agar infeksi tidak menyebar ke area ginjal.
Parahnya, hal ini bisa membahayakan janin dalam kandungan. Infeksi kemih juga berisiko mengakibatkan bayi lahir secara prematur.
Demam tinggi
Demam bukanlah kondisi yang bisa disepelekan dalam masa kehamilan. Demam dapat memengaruhi kondisi bayi dalam kandungan. Demam tinggi yang terjadi segera membaik dapat menjadi tanda bahaya kehamilan.
Hal ini bisa saja terdapat kemungkinan tubuh terkena infeksi. Jika setelah diberi paracetamol demam tidak juga mereda, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan, agar mencegah kondisi lebih parah.
Pendarahan pada vagina
Bercak darah yang terjadi pada trimester pertama kehamilan bisa menjadi tanda bahaya utama yang harus sangat diwaspadai. Biasanya, tanda bahaya kehamilan ini muncul jika ada masalah pada trimester pertama.
Jika pendarahan hanya sedikit, atau berbentuk bercak (flek), kondisi ini masih bisa dianggap normal. Namun jika jumlah darah bukan lagi bercak dan berwarna keunguan, kecokelatan, atau bahkan darah segar, sebaiknya segera bawa ke rumah sakit.
Pendarahan yang berbahaya biasanya disertai dengan rasa nyeri hebat di bagian rahim. Tanda ini dapat menjadi indikasi keguguran.
Tangan dan wajah membengkak
Kaki yang bengkak merupakan hal wajar bagi ibu hamil. Namun jika bengkak terjadi pada wajah dan tangan sebaiknya hati-hati, ya. Kondisi ini bukanlah sesuatu hal normal dialami ibu hamil. Kalau kondisi bengkak tidak segera mereda; setelah beristirahat, maka segera ke dokter.
Beberapa tanda bahaya berupa pembengkakan adalah bengkak di area tangan; jari susah ditekuk, bengkak di wajah; sulit membuka mata, serta bengkak di area bibir dan mulut yang bisa menyebabkan mati rasa.
Rasa mual dan muntah parah
Morning sickness normal dialami sebagian besar ibu hamil. Namun gejala ini biasanya akan hilang saat bumil memasuki trimester kedua. Nah, kalau Mama mengalami mual dan muntah parah dalam jangka waktu panjang, maka ini bisa menjadi tanda bahaya kehamilan.
Rasa mual dan muntah parah dapat memicu risiko dehidrasi pada tubuh bumil dan janin. Bahkan jika terus-terusan terjadi, bukan tidak mungkin kondisi bayi akan kekurangan mineral dan zat gizi yang mengganggu pertumbuhannya.
Baca Juga: Sering Pusing Saat Hamil? Begini Cara Meredakannya
Kontraksi di awal trimester ketiga
Kontraksi biasanya baru akan muncul mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL). Apabila Mama mengalami kontraksi asli jauh sebelum hari perkiraan lahir, maka ini bisa menjadi tanda bahaya kehamilan. Bahkan, kemungkinan besar Mama akan menjalani persalinan prematur.
Namun jenis kontraksi yang dimaksud adalah kontraksi asli, ya. Kontraksi asli ditandai dengan kontraksi yang terjadi secara teratur, dengan jarak sekitar 10 menit atau kurang dan intensitasnya meningkat.
Perlu diingat, Mama tidak boleh lalai terhadap jadwal periksa kandungan, ya. Pastikan untuk selalu waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter jika tanda bahaya kehamilan di atas mulai terasa.
Baca Juga: Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli Menjelang Persalinan