Saat ini reksadana indeks semakin banyak diminati investor. Alasannya karena jenis reksadana satu ini dikenal memiliki banyak keunggulan, dibandingkan dengan reksadana lainnya. Benarkah demikian? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Reksadana menjadi salah satu instrumen investasi yang cukup populer. Beberapa reksadana yang familiar kita dengar antara lain: reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran. Namun, masih ada jenis reksadana yang kini naik daun, yaitu reksadana indeks.
Tidak main-main, mengutip dari laman Kontan, reksadana indeks semakin diminati investor. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan dana kelolaannya yang terus meningkat pesat, yaitu 135% sepanjang 2018 hingga 2020. Lantas, apa itu reksadana indeks?
Dijelaskan dari laman blog.bibit.id, reksadana indeks adalah produk reksadana yang bertujuan untuk mendapatkan hasil investasi mengikuti performa indeks acuannya. Baik dari indeks saham atau indeks obligasi. Artinya, semakin mirip dengan indeks acuannya, maka produk investasi tersebut akan semakin baik.
Menariknya, saat membeli reksadana indeks, secara tidak langsung kita telah membeli saham atau obligasi yang termasuk dalam suatu indeks acuan.
Contohnya, apabila membeli reksadana indeks saham IDX30, maka kita sudah “menyebar” modal kita ke 30 saham yang ada di dalam IDX30. Hal yang sama juga berlaku apabila memilih reksadana indeks saham yang mengacu LQ45. Maka, isi portofolio yang dimiliki adalah saham-saham yang ada di dalam LQ45.
Menariknya lagi, jenis investasi satu ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jenis reksadana lainnya. Apa saja itu?
Baca Juga: 4 Aplikasi Terbaik untuk Investasi Reksadana, Terdaftar OJK!
1. Biaya pengelolaan lebih murah
Keuntungan yang pertama adalah biaya pengelolaan yang lebih murah, dibandingkan dengan jenis reksadana konvensional. Mengapa?
Sebagai gambaran, Manajer Investasi (MI) pada reksadana konvensional lebih sering mengubah komposisi saham dalam portofolio sesuai dengan strategi pengelolaan. Sebaliknya, komposisi saham dalam reksadana indeks tidak banyak berubah.
Hal inilah yang menyebabkan biaya pengelolaannya menjadi lebih murah dibandingkan dengan reksadana konvensional.
2. Investasi yang terjangkau
Keuntungannya selanjutnya adalah kita dapat berinvestasi dengan modal minim dan terjangkau. Kok, bisa?
Seperti disinggung sebelumnya, membeli porduk investasi ini artinya uang kita sudah tersebar secara merata sesuai porsinya pada saham-saham yang ada pada indeks tersebut.
Misalnya, kita ingin membeli saham IDX30 sebesar Rp100.000. Artinya, kita sudah seperti membeli 30 saham yang ada di dalam indeks tersebut. Menarik banget, kan?
Baca Juga: 4 Investasi yang Aman dan Menguntungkan untuk Pemula
3. Cocok untuk investor pemula
Kalau kita memilih reksadana konvensional, komposisi saham yang ada di dalamnya merupakan racikan dari MI. Sehingga, bisa saja racikan tersebut memiliki kinerja yang lebih baik, atau bahkan lebih buruk.
Sebaliknya, jenis reksadana ini lebih mengikuti pasar. Saat pasar sedang dalam keadaan baik, maka return reksadana yang diberikan juga baik, dan sebaliknya.
Nah, itulah beberapa pemahaman singkat dan keuntungan berinvestasi di reksadana indeks. Meskipun memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya, namun bukan berarti kita bisa asal berinvestasi, lo.
Ingat, setiap investasi pasti memiliki risikonya masing-masing. Hanya saja yang membedakan adalah tinggi tidaknya risiko yang diberikan. Bisa dibilang, reksadana satu ini lebih cocok untuk investor dengan profil risiko agresif dan tujuan jangka panjang; di atas lima tahun.
Oleh karena itu, pastikan Mama Papa bijak berinvestasi, ya!