Perceraian bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti perselingkuhan, kurangnya komunikasi, hingga KDRT. Namun siapa sangka, ternyata perselisihan, konflik, atau pertengkaran menjadi salah satu penyebab perceraian yang cukup tinggi, lo!
Setiap pasangan pastinya ingin hubungan pernikahannya dapat langgeng. Sayangnya, meskipun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bertahan, ada beberapa pasangan yang terpaksa memilih bercerai. Tidak sedikit yang beranggapan, kurangnya komunikasi menjadi faktor penyebab perceraian.
Memang tidak sepenuhnya salah, namun masih ada beberapa faktor penyebab perceraian yang umum terjadi. Bahkan, penyebab perceraian juga bisa dikarenkan kesalahan sepele yang mungkin kerap dilakukan oleh setiap pasangan.
Lebih lengkapnya, berikut 6 faktor penyebab perceraian yang harus Mama Papa diwaspadai:
1. Komunikasi buruk
Penyebab perceraian yang cukup sering terjadi karena masalah komunikasi yang buruk. Terlebih lagi kalau kita sering menyembunyikan sesuatu dari pasangan. Hal tersebut justru akan menimbulkan asumsi dan memicu pertengkaran.
Untuk itu, Mama Papa harus ingat: komunikasi adalah kunci penting, agar pernikahan dapat langgeng. Kita harus bisa saling menyampaikan pendapat, keinginan, dan berbagai macam hal kepada pasangan dengan baik dan jelas.
Baca Juga: Jangan Emosi, Begini Cara Menghadapi Suami Egois
2. Terjadinya perselisihan
Sebenarnya, konflik dalam pernikahan adalah hal normal. Asalkan, kita dan pasangan bisa mencari jalan keluar dengan bijaksana, agar konflik dapat terselesaikan dengan baik dan tidak berkepanjangan.
Sekecil apapun konflik yang terjadi, apabila tidak segera diselesaikan justru akan “menumpuk” masalah baru. Alhasil, kita dan pasangan akan sama-sama lelah, dan konflik menjadi semakin panas. Kalau terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan berujung pada perceraian.
Bukan hal yang patut dianggap remeh, pasalnya perselisihan dengan pasangan menjadi penyebab utama perceraian pada 2020. Hal ini dibuktikan dari data yang dilansir Katadata yang menyebutkan: dari 291.677 perceraian di 2020, sekitar 176,7 ribu kasus disebabkan karena perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus.
3. Masalah keuangan
Adanya masalah keuangan juga termasuk salah satu penyebab perceraian yang sering terjadi. Tidak jarang, perceraian disebabkan karena pemasukan yang kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan harian, utang, dan berbagai masalah keuangan rumah tangga lainnya.
Mungkin awalnya masih terasa sangat ringan dan sepele. Namun, masalah keuangan bisa menyebabkan stres, ketegangan dalam rumah tangga, hingga berisiko memicu perceraian.
4. Perselingkuhan
Selingkuh juga bisa menyebabkan hubungan rumah tangga menjadi runyam dan menyebabkan perceraian. Ada beberapa faktor yang menyebabkan beberapa orang selingkuh, seperti bosan, merasa kurang kasih sayang, alasan finansial, hingga karena hanya untuk memenuhi keinginan.
Bahkan, perselingkuhan juga bisa terjadi karena menganggap akan lebih bahagia dengan orang yang baru.
Baca Juga: Kenali 8 Ciri Suami Selingkuh yang Perlu Mama Ketahui
5. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Penyebab perceraian berikutnya adalah KDRT. Selain KDRT dalam bentuk fisik; pukulan, ada beberapa jenis KDRT yang sering terjadi dalam rumah tangga. Seperti misalnya kekerasan verbal yang biasanya dilakukan dalam bentuk ancaman atau makian kasar.
Kemudian ada kekerasan ekonomi, yaitu kondisi di mana pasangan terlalu mengendalikan keuangan rumah tangga. Terakhir adalah kekerasan emosional yang terjadi saat pasangan terobsesi untuk mengendalikan diri kita.
6. Sering menghindari hubungan seksual
Mama Papa, hubungan seksual ternyata memiliki peran penting dalam menjaga hubungan pernikahan agar selalu harmonis, lo! Pasalnya, hubungan seksual menciptakan keintiman antara kita dan pasangan.
Mungkin terdengar sepele, namun kurangnya hubungan seksual yang sehat bisa menyebabkan kehidupan pernikahan menjadi hambar. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan konflik, dan berisiko menyebabkan perceraian.
Nah, itulah beberapa penyebab perceraian yang harus Mama Papa hindari. Untuk itu, pastikan selalu mengedepankan komunikasi yang jelas, saling menghargai, dan mencari cara terbaik dalam menyelesaikan konflik dengan sehat.
Apabila hubungan pernikahan tidak kunjung membaik, Mama Papa disarankan untuk mencari bantuan profesional, seperti misalnya konselor pernikahan.
Semoga hubungan Mama Papa terus langgeng, ya!