Masih ada beberapa orang yang salah berinvestasi. Alih-alih mendapatkan keuntungan berlipat, cara investasi yang salah justru bikin rugi dan trauma. Yuk, hindari 5 cara investasi yang salah di bawah ini, supaya Mama Papa cuan dan tidak rugi!
Investasi adalah hal yang baik sebagai “bekal” mempersiapkan keuangan masa depan yang lebih stabil. Hanya saja, kita harus ingat bahwa investasi memiliki risikonya masing-masing. Oleh karena itu, kita harus berinvestasi dengan bijak, dan menghindari cara investasi yang salah.
Bukan hal yang patut dianggap remeh, pasalnya cara investasi yang salah justru bisa menyebabkan kita rugi. Parahnya lagi, kesalahan investasi yang fatal bisa menyebabkan trauma, lo!
Lantas, apa yang harus kita lakukan? Berikut 7 cara investasi yang salah dan bikin rugi yang wajib dihindari:
Investasi karena FOMO
Karena lagi tren investasi saham, kita jadi ikut-ikut biar terlihat keren. Kemudian, saat lagi tren investasi kripto, kita juga juga ikutan nyemplung karena tergiur dengan keuntungan yang sangat besar. Siapa, nih, yang sampai sekarang investasi karena ikut-ikutan atau FOMO (Fear of Missing Out)?
Hentikan kebiasaan investasi karena ikut-ikutan, ya! Investasi karena ikut-ikutan sangat berbahaya. Sebab, kita tidak memahami bagaimana cara kerja instrumen investasi yang dipilih, serta mengabaikan risiko investasi yang menanti di depan mata.
Bukannya mendapatkan keuntungan berlipat, justru kita bisa rugi. Maka dari itu, pastikan investasi dengan bijak. Paham instrumen investasi yang dipilih, sekaligus cara mengelola risiko dengan baik.
Investasi tanpa tujuan
Berkaitan dengan sebelumnya, kesalahan berinvestasi yang kerap terjadi adalah tidak punya tujuan investasi. Padahal, sebagai investor kita harus memiliki tujuan investasi, agar bisa menentukan instrumen yang tepat, dan memperkirakan return yang akan didapatkan.
Baca Juga: 6 Langkah Jitu Mempersiapkan Dana Pernikahan
Mau untung cepat dan instan
Memang benar jika investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Hanya saja, jika Mama Papa beranggapan investasi untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat dan instan itu salah besar.
Kita harus ingat, “high risk high return, low risk low return”. Kalau ingin mendapatkan keuntungan yang besar, tentu harus siap dengan risiko yang besar juga. Sebaliknya, apabila tidak siap dengan risikonya, pilihlah investasi yang lebih aman.
Jangan terhasut dengan iming-iming investasi yang menggiurkan dalam waktu singkat. Bisa jadi kita terjebak ke dalam investasi bodong. Alih-alih untung berlipat, yang ada justru kita jadi boncos, deh!
Hanya investasi di satu instrumen
Jangan pernah bosan mendengar ungkapan “don’t put your eggs in one basket”, ya! Sebab, ungkapan tersebut menggambarkan salah satu cara investasi yang salah, namun sering disepelekan.
Membagi telur-telur atau melakukan diversifikasi investasi adalah hal penting. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko bangkrut apabila ada nilai investasi yang turun.
Contohnya, Mama Papa sudah berinvestasi di saham. Karena saham termasuk investasi yang high risk, maka disarankan berinvestasi di instrumen investasi yang lebih aman. Seperti reksadana atau obligasi.
Asal ambil keputusan
Kesalahan berinvestasi yang sering terjadi berikutnya adalah asal mengambil keputusan. Sebut saja langsung menjual saham yang turun tanpa pertimbangan matang.
Pasalnya, mengambil keputusan dengan gegabah justru akan menggagalkan kesempatan kita untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Terutama apabila tujuan investasi untuk jangka panjang.
Baca Juga: Nilai Investasi Reksadana Turun, Dijual atau Beli Lagi, Ya?
Berutang untuk investasi
Cara investasi yang salah dan sangat fatal adalah berutang untuk investasi. Akan lebih baik kalau kita berinvestasi memakai uang nganggur, yaitu uang yang tidak untuk memenuhi kebutuhan bulanan, membayar tagihan, atau menggunakan dana darurat.
Tidak punya dana darurat
Satu lagi cara investasi yang salah adalah tidak punya dana darurat. Padahal, dana darurat berfungsi sebagai pegangan apabila ada keperluan tidak terduga di masa depan, terlebih lagi saat instrumen investasi sedang tidak baik-baik saja.
Maka dari itu, siapkan dana darurat minimal 6-12 kali pengeluaran bulanan. Jika saat ini belum mencapai total minimal dana darurat, Mama Papa bisa mempersiapkan dana darurat sambil investasi.
Misalnya, dalam sebulan kita memiliki uang nganggur Rp1 juta. Maka, kita bisa menyisihkan masing-masing Rp500.000 untuk dana darurat dan investasi.
Itulah beberapa cara investasi yang salah dan bikin rugi. Yuk, berinvestasi dengan bijak, Mama Papa!