Mama Papa, sebelum memulai investasi ada baiknya kita pahami dulu mengenai portofolio investasi. Hal ini sangat menunjang keuntungan dari setiap investasi yang akan kita ambil. lo! Seperti apa penjelasannya?
Bagi investor pemula kata “portofolio investasi” tentu masih asing. Singkatnya, portofolio investasi adalah kumpulan dari berbagai aset finansial, seperti saham, obligasi, mata uang, reksadana, kas, maupun aset tidak bergerak; rumah, tanah, dan emas.
Dalam jenis investasi saham, ada juga istilah portofolio saham, yang berarti kumpulan aset investasi yang berbentuk saham. Nah, bagi Mama Papa yang baru ingin memulai investasi, memerhatikan portofolio investasi sangat penting, lo!
Manfaat Portofolio Investasi
Melalui portofolio kita dapat menentukan imbal hasil (return) yang optimal. Rutin mengecek portofolio juga bermanfaat untuk mengetahui perkembangan pasar saham bagi investor.
Dengan pengecekan rutin kita bisa melihat kondisi portofolio semakin berkembang atau menyusut. Tidak hanya itu, jeli melihat dari portofolio investasi juga bisa mengetahui kinerja dari setiap instrumen investasi yang kita miliki.
Hal ini bisa dijadikan kesimpulan, apakah investasi sudah sesuai harapan atau belum. Analisa ini bisa digunakan untuk membuat langkah-langkah investasi ke depannya, agar lebih optimal.
Selain itu, catatan portofolio juga bisa digunakan untuk melihat profil risiko. Sebab, beberapa instrumen investasi sangat bergerak dengan cepat. Itulah mengapa investor perlu mempelajari profil risiko dalam portofolio investasi, guna meminimalisir risiko dari setiap instrumen yang kita miliki.
Pentingnya Diversifikasi Portofolio Investasi
Agar portofolio investasi terlihat bagus dan lebih menguntungkan, kita perlu memahami mengenai diversifikasi. Sesuai namanya, diversifikasi investasi artinya adalah menempatkan dana investasi di beberapa instrumen investasi yang berbeda karakteristitiknya.
Dalam istilah investasi, diversifikasi juga dikenal dalam peribahasa “jangan meletakan semua telur dalam satu keranjang“. Contohnya, kita bisa diversifikasi di tiga instrumen sekaligus; obligasi, sukuk, dan reksadana. Cara ini bisa meminimalisir risiko kerugian, lo!
Bagi yang ingin diversifikasi, ada beberapa tips yang bisa Mama Papa terapkan sebelum memilih instrumen investasi yang tepat, sebagai berikut:
1. Pahami risk tolerance
Pertama tentukan mengenai batas minimum risiko investasi yang bisa kita ambil. Pahami cara kerja instrumen investasi yang ingin dipilih, serta pertimbangkan potensi keuntungan dan dana yang kita miliki.
2. Tujuan finansial
Tentukan juga mengenai tujuan finansial yang ingin kita raih sebelum melakukan diversifikasi. Biasanya investor yang memiliki high risk tolerance akan berinvestasi dengan profil pengembalian risiko lebih tinggi. Sementara investor dengan low risk tolerance akan mencari instrumen investasi yang lebih aman.
3. Melakukan rebalancing
Rebalancing merupakan suatu proses di mana investor menyelaraskan atau menyeimbangkan bobot aset yang diinvestasikan dalam portofolio. Misalnya, dalam satu portofolio seorang investor memiliki bobot aset: 50% saham dan 50% obligasi.
Jika ternyata harga saham memiliki performa baik, investor bisa menambah bobot saham menjadi 60% atau 70% dalam portofolionya. Nantinya jika investor melakukan rebalancing portofolio akan diseimbangkan kembali menjadi 50/50.
Baca Juga: Jenis Emas untuk Investasi, Mana yang Lebih Cuan?
4. Tujuan jangka panjang
Ingat, tujuan kita investasi adalah untuk jangka panjang. Jadi, jangan mudah tergoda pada produk yang dilabeli “investasi terbaik” atau “investasi tercuan”, tanpa tahu apakah jenis tersebut bisa mewujudkan tujuan finansial kita atau tidak.
Dengan fokus pada tujuan finansial jangka panjang portofolio investasi kita akan tampak bagus dan lebih cuan di masa depan.
Baca Juga: Bahaya! Ini Cara Investasi yang Salah dan Bikin Rugi