Kasus bullying banyak terjadi di lingkungan sekolah anak. Tidak hanya dalam bentuk kekerasan fisik, ada banyak jenis bullying yang sering terjadi di sekolah anak. Mulai dari kekerasan verbal, hingga terjadinya penindasan seksual pada anak.
Mama Papa, sebagai orangtua sudah seharusnya kita lebih waspada dengan maraknya kasus bullying di sekolah anak. Tidak hanya sekadar memukul atau melakukan kekerasan fisik, ada banyak jenis bullying yang kerap terjadi di lingkungan sekolah anak, lo!
Setiap jenis bullying memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyerang dan mengintimidasi korban yang diincar. Ada yang menyerang fisik, menggunakan kata-kata atau kalimat menyakitkan, hingga mengganggunya melalui media sosial.
Berikut 5 jenis bullying yang kerap terjadi di lingkungan sekolah anak yang perlu Mama Papa waspadai:
1. Penindasan fisik
Penindasan fisik adalah salah satu jenis bullying yang dilakukan dengan cara mengintimidasi korban dengan menggunakan kekuatan fisik. Beberapa perilaku yang termasuk bullying fisik antara lain: memukul, mendorong, menjambak, menghalangi jalan, hingga merusak barang-barang milik korban.
Karena dalam bentuk kekerasan fisik, biasanya tanda anak menjadi korban bullying fisik di sekolah dapat dikenali langsung. Seperti munculnya luka atau memar yang cukup banyak di tubuhnya.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Atasi Anak Suka Memukul
2. Penindasan verbal
Tidak hanya secara fisik, bullying juga terjadi dalam bentuk penindasan verbal. Sesuai dengan namanya, pelaku akan “menyerang” korban dengan menggunakan kata-kata, kalimat, atau julukan yang sangat menyakitkan.
Beberapa contoh jenis bullying dengan penindasan verbal yang kerap terjadi di sekolah anak adalah memberikan julukan pada korban terkait fisik atau penampilannya. Seperti tubuh gemuk, kurus, atau bahkan menyerang anak berkebutuhan khusus.
Parahnya, bullying dalam bentuk penindasan verbal berdampak pada perkembangan psikologis anak di masa depan. Karena dapat menyebabkan anak korban bullying menjadi tidak percaya diri, mudah tersinggung, menarik diri dari lingkungan, hingga trauma.
3. Melakukan tindakan pengucilan
Jenis bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah anak berikutnya adalah tindakan pengucilan, atau dikenal dengan agresi rasional. Meskipun tidak disakiti secara langsung secara fisik maupun verbal, namun tindakan pengucilan termasuk bentuk bullying yang sangat berbahaya.
Bullying dengan tindakan pengucilan terjadi saat anak dijauhi atau dimusuhi oleh teman-temannya di sekolah. Bahkan, tidak jarang anak akan difitnah agar tidak ada yang mau berteman dengannya.
Ada beberapa tanda anak mengalami bullying dengan tindakan pengucilan di sekolah. Beberapa di antaranya anak menjadi sosok yang tidak percaya diri, mudah tersinggung, dan memilih bermain atau mengerjakan tugasnya sendiri.
4. Cyberbullying
Perilaku bullying tidak hanya terjadi secara langsung; di dunia nyata. Pasalnya, perilaku bullying juga bisa terjadi di dunia maya, atau dikenal dengan cyberbullying.
Mengutip dari kontan.co.id, ada beberapa tindakan cyberbullying di kalangan anak-anak yang cukup sering terjadi. Seperti mengirimkan pesan tertulis, gambar, atau video yang bertujuan untuk menghina, mempermalukan, hingga menjatuhkan nama baik korban yang dituju.
Biasanya, anak yang menjadi korban cyberbullying ditandai dengan kebiasaan sering menghabiskan waktu di dunia maya. Namun, ekspresinya justru terlihat kesal, sedih, dan tertekan.
5. Penindasan seksual pada anak
Jenis bullying dalam bentuk penindasan seksual juga kerap terjadi pada anak, terutama saat anak memasuki usia remaja. Tak hanya dialami oleh anak perempuan, anak laki-laki juga bisa mengalami bullying dalam bentuk penindasan seksual.
Ada banyak bentuk bullying dalam penindasan seksual yang kerap terjadi di lingkungan kita. Misalnya memberikan komentar kasar yang tidak senonoh, melakukan sentuhan tanpa diundang, serta berbagai perilaku yang bersifat melecehkan.
Nah, itulah beberapa jenis bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah anak. Untuk antisipasi, tidak ada salahnya mengenali tanda anak korban bullying di sekolah. Sehingga, nantinya kita bisa segera mencari jalan keluar yang terbaik bagi anak.
Semoga artikel ini membantu, Mama Papa!
Baca Juga: Penyebab dan Cara Atasi Anak Menjadi Pelaku Bullying