Tidak sedikit ibu hamil yang merasa lebih sering menangis di masa kehamilan. Namun, wajarkah sering menangis saat hamil? Lantas, adakah dampaknya bagi janin dalam kandungan? Yuk, temukan jawabannya pada artikel di bawah ini, Mama!
Mood swing selama masa kehamilan hampir dirasakan sebagian besar ibu hamil. Terkadang kita merasa bahagia, namun juga saat-saat emosional yang menyebabkan ibu hamil lebih sering menangis. Namun, wajarkah ibu hamil sering menangis di masa kehamilan?
Sebenarnya, mood swing dan mudah menangis karena bahagia atau terharu selama masa kehamilan adalah hal yang wajar. Kondisi ini disebabkan adanya perubahan hormon, sehingga menyebabkan ibu hamil lebih sensitif dan sering menangis selama masa kehamilan.
Meskipun hal yang wajar, namun terlalu sering menangis selama masa kehamilan bukanlah kondisi yang patut dianggap remeh. Terlebih lagi kalau Mama sering menangis karena stres atau depresi selama masa kehamilan. Pasalnya, menangis terus-menerus akibat stres berdampak buruk bagi tumbuh kembang janin dalam kandungan, lo!
Lebih lengkapnya, berikut 6 dampak negatif akibat ibu hamil sering menangis bagi janin di kandungan:
Menghambat perkembangan fisik janin
Menangis selama masa kehamilan itu boleh, asalkan tidak berlebihan. Menangis terlalu sering bisa menandakan Mama mengalami stres berat dan berisiko depresi. Kalau terus dibiarkan, kondisi ini membuat kita sulit tidur, nafsu makan menurun, hingga menyebabkan kondisi kesehatan menurun.
Parahnya, kesehatan yang menurun tidak hanya membuat kita lemas saja, namun juga memengaruhi tumbuh kembang janin. Kalau kita malas makan, maka asupan nutrisi ibu hamil dan janin tidak terpenuhi. Alhasil, tumbuh kembang janin dalam kandungan tidak optimal.
Baca Juga: Kenali Penyebab Anak Stunting dan Cara Pencegahannya
Menyebabkan dehidrasi
Air mata memang dapat membersihkan debu dan kotoran. Hanya saja, bukan berarti kita boleh terus-terusan menangis agar kondisi mata tetap bersih, lo, Mama!
Banyaknya air mata yang keluar dapat menyebabkan ibu hamil kekurangan cairan dan berisiko dehidrasi. Mengalami dehidrasi tidak hanya menyebabkan haus atau lelah saja, namun juga berisiko menyebabkan suplai darah ke janin berkurang.
Berkurangnya suplai oksigen
Ibu hamil yang sering menangis karena stres juga berisiko menyebabkan suplai oksigen ke janin berkurang. Hal ini disebabkan karena ikatan pembuluh darah menguat, dan produksi hormon norepinephrine meningkat saat Mama menangis.
Kondisi tersebut akan menyebabkan sirkulasi oksigen ke janin berkurang. Dalam jangka panjang, kekurangan suplai oksigen dapat menyebabkan perkembangan janin di kandungan terhambat.
Berisiko mengalami gangguan kecerdasan
Tidak hanya sampai di situ saja. Pasalnya, ibu hamil yang sering menangis karena stres juga bisa berisiko menyebabkan bayi mengalami gangguan kecerdasan. Bahkan, ada riset yang menunjukkan bahwa menangis dan stres berkepanjangan saat hamil dapat meningkatkan risiko gangguan emosi, penurunan kecerdasan, hingga autisme pada anak, lo, Mama!
Meningkatkan risiko lahir prematur
Kemudian, ibu hamil yang sering menangis dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Mengutip dari Hellosehat, menurut jurnal Frontiers in Endocrinology, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan hormon corticotropin-releasing (CRH) saat stres. Sehingga, dapat mendorong kemungkinan terjadinya persalinan dini hingga keguguran, lo!
Baca Juga: Penyebab Keguguran pada Ibu Hamil, Faktor Usia dan Stres
Anak berisiko mengalami depresi
Mama, sering menangis selama masa kehamilan tidak hanya berdampak buruk bagi tumbuh kembang janin di kandungan, namun juga berdampak pada saat si kecil tumbuh dewasa, lo!
Menurut studi dari JAMA Psychiatry: ibu hamil yang sering menangis karena depresi berdampak buruk pada masa depan si kecil, yaitu saat tumbuh dewasa anak akan mengalami depresi dan berbagai masalah kejiwaan. Bahaya banget, kan?
Itulah beberapa dampak negatif ibu hamil sering menangis yang perlu Mama perhatikan mulai sekarang.
Untuk mencegah stres dan menangis saat hamil, Mama perlu menjaga mood agar selalu senang dan semangat selama masa kehamilan. Coba lakukan hal yang menyenangkan, berkumpul bersama orang terkasih, serta menghindari pikiran negatif yang menyebabkan sedih dan stres.
Apabila dirasa kesedihan selama masa kehamilan cukup parah, jangan ragu untuk mengonsultasikan ke dokter atau psikolog. Tujuannya agar kita mendapatkan solusi untuk mengatasi masalah emosi, sehingga tumbuh kembang janin di kandungan optimal.
Semoga artikel ini membantu, Mama!
Baca Juga: Tahapan Perkembangan Janin Dalam Kandungan Setiap Minggu