Duduk posisi W memang tidak terlihat aneh bagi anak-anak, apalagi anak perempuan. Tapi ternyata, ada bahaya yang mengancam anak jika terlalu sering duduk dengan posisi seperti ini. Lantas, apa saja efek yang dirasakan anak yang sering duduk W?
Mama Papa, coba perhatikan kembali cara duduk si kecil saat sedang bermain atau menonton televisi, deh. Disadari atau tidak, beberapa anak sering menggunakan posisi duduk W (W sitting) dalam kesehariannya.
Sekilas tidak ada yang aneh dengan posisi duduk kaki ditekuk ke sisi pinggul ini. Bahkan anak-anak terlihat nyaman sekali dengan posisi seperti ini. Tapi belakangan diketahui, posisi duduk membentuk huruf “W” ini punya efek buruk terhadap kesehatan tulang dan persendian anak, lo!
Meskipun masih perlu penelitian lebih lanjut, namun berikut ini 5 risiko yang akan dapat terjadi ketika anak sering duduk W.
Kaki dan tubuh lemah
Mama Papa, posisi duduk W bikin tubuh dan kaki anak tidak benar-benar menopang dengan kuat. Pada posisi ini, beban sepenuhnya terletak di otot kaki, sehingga pusat gravitasi pun jadi lebih rendah.
Sayangnya, beban di antara kaki dan tubuh jadi tidak seimbang. Dikhawatirkan posisi ini bisa berdampak pada otot. Anak yang terlalu sering duduk dengan posisi W dapat menyebabkan gangguan otot, terutama otot kaku.
Hip dysplasia
Sebenarnya bahaya duduk W yang satu ini sangat mirip dengan efek samping posisi menggendong yang kurang tepat. Yup, duduk dengan posisi W dapat meningkatkan risiko dislokasi panggul karena Hip dysplasia: persendian antara pinggul dan ujung tulang paha jadi tidak normal.
Hal ini disebakan karena W sitting berarti memutar pinggang sedemikian rupa. Sehingga dapat menyebabkan Hip dysplasia pada anak. Normalnya bagian ujung tulang paha dapat masuk dengan pas ke bagian tulang pinggul.
Namun pada anak yang mengalami Hip dysplasia biasanya bagian tersebut akan bergeser tidak pada tempatnya. Masalah ini memang tidak menimbulkan rasa nyeri sebagai gejala, namun dalam kondisi yang berat akan menyebabkan dislokasi panggul.
Gangguan ortopedi
Terlalu sering berada dalam posisi W sitting juga bisa menyebabkan otot di area kaki dan pinggang menjadi tegang. Otot yang sering terdampak akibat posisi duduk W ini adalah hamstring, hip adductor, dan juga tendon achilles.
Akibatnya, rentang gerakan normal anak jadi terhambat. Hal ini juga memengaruhi kemampuan koordinasi dan keseimbangan yang dimiliki anak.
Keterlambatan perkembangan
Anak dengan gangguan hypertonia; pertumbuhan massa otot berlebih, posisi duduk W punya efek yang bahaya. Duduk dengan posisi ini akan mengganggu pertumbuhan gerak anak dan menghambat proses terapi untuk gangguan hypertonia. Jadi, kalau si kecil sedang menjalani terapi hypertonia, sebaiknya waspadai posisi duduk anak.
Baca Juga: Cara Melatih Bayi Belajar Duduk Sendiri Tanpa Paksaan
Mengalami pigeon toes
Mama Papa, kebiasaan W sitting untuk jangka waktu panjang berpotensi mengencangkan dan memperpendek otot-otot kaki anak, sehingga mengalami pigeon toes. Kondisi terjadi ketika telapak kaki atau jari-jari pada kaki bayi mengarah ke dalam.
Pigeon toes bisa terjadi pada salah satu atau kedua kaki seseorang. Umumnya kondisi ini ditemukan pada bayi dan sebagaian besar menghilang ketika remaja. Tanda pigeon toes adalah kaki anak akan menekuk ketika berjalan atau berlari.
Masalah pigeon toes ini tidak hanya memengaruhi tampilan kaki, tapi juga menghambat aktivitas motorik anak, seperti melompat, berjalan, memanjat, dan berlari.
Melihat banyaknya dampak W sitting di atas, tentunya Mama Papa tidak mau kalau si kecil mengalaminya, kan? Untuk itu, kita harus menghindarkan anak dari kebiasaan duduk W, dengan selalu mengingatkannya.
Cobalah biasakan anak untuk duduk bersila, duduk menyamping, selonjor, berlutut, atau jongkok. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti agar anak menghentikan kebiasaannya W sitting ini, ya!