Malaria merupakan penyakit infeksi yang menular melalui gigitan nyamuk. Jika dilihat sekilas, gejala malaria cukup mirip dengan demam berdarah. Agar tidak salah mengantisipasi, kenali beberapa gejala malaria yang paling sering muncul berikut.
Selain demam berdarah dan chikungunya, nyamuk juga bisa menyebabkan masalah lain, yakni malaria. Penyakit malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Karena mirip dengan demam berdarah, gejala malaria pun cukup sulit dikenali.
Terlebih, ketika nyamuk menggigit, gejalanya tidak akan langsung muncul. Biasanya butuh waktu 7-30 hari hingga kemunculan gejala pertama. Untuk itu, supaya kita bisa lebih dini mendapatkan pengobatan yang tepat, Mama Papa harus mengenali ciri dari gejala khas malaria.
Jika muncul gejala-gejala di bawah ini sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, ya!
Demam tinggi
Mirip dengan demam berdarah, gejala malaria yang pertama kali muncul adalah demam tinggi. Tanda ini biasanya muncul sekitar dua minggu setelah parasit malaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk.
Hal yang membedakan malaria dengan demam berdarah adalah suhu tubuh. Pada malaria demam bisa mencapai 39,5-41,4 derajat Celcius. Namun dibandingkan demam pada DBD, biasanya demam malaria berlangsung dalam waktu lebih singkat.
Menggigil
Meski tubuh sedang demam, penderita malaria justru merasa kedinginan, bahkan sampai menggigil. Gejala malaria satu ini merupakan efek alami ketika tubuh sedang berusaha melawan infeksi dengan meningkatkan suhu internal setinggi mungkin.
Akibatnya, senyawa bernama pirogen memicu otak mengirim sinyal ke seluruh tubuh untuk melakukan respons berupa gemetaran, mengecilkan pembuluh darah, hingga membuat kita seolah-olah merasa kedinginan.
Nyeri otot
Menurut studi dalam Malaria Journal (2016), peneliti menemukan kalau parasit malaria bisa menyerang sistem kerangka dan otot manusia. Dampaknya, pasien malaria akan mengalami masalah berupa otot pegal-pegal dan terasa nyeri. Sekilas gejala ini mirip dengan penyakit infeksi lainnya. Pembeda adalah nyeri otot pada malaria tidak berdiri sendiri.
Baca Juga: Cara Mengatasi Nyeri Otot yang Benar, Bukan Pakai Es!
Sakit kepala
Penelitian juga menemukan kalau penderita malaria mengalami tanda berupa sakit kepala hebat. Gejala ini muncul akibat senyawa sitokin yang dihasilkan pada kasus malaria akut.
Gejala malaria ini biasanya menyebabkan rasa nyeri kepala yang sangat mengganggu. Bahkan penderitanya merasa sulit beraktivitas akibat rasa nyeri kepala ini. Area nyeri kepala pada penderita malaria utamanya terasa di sekitar mata dan kepala bagian depan.
Kulit dan mata menguning
Berdasarkan penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, sekitar 2,85% kasus malaria menunjukan tanda berupa kulit dan mata kuning atau jaundice. Ciri ini menjadi pertanda bahwa malaria memberikan efek yang serius terhadap penurunan fungsi hati.
Hal ini disebabkan parasit plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk malaria akan menyebar ke arah organ hati dan merusak sel darah merah.
Mengalami anemia
WHO menyebutkan, infeksi malaria juga bisa menyebabkan kondisi kurangnya sel darah merah (anemia). Hal ini masih berhubungan dengan gejala malaria di atas, di mana parasit plasmodium dapat merusak sel darah merah.
Pada kasus anak-anak dan ibu hamil, gejala malaria satu ini membutuhkan perawatan secepatnya. Pasalnya, anemia yang parah bisa menyebabkan tubuh mengalami kelelahan, dan berujung pada kematian. Gejala khas yang ditimbulkan pada kasus ini adalah tubuh tampak pucat dan lelah berkepanjangan.
Itulah beberapa gejala malaria yang khas dan mudah dikenali. Malaria merupakan penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian. Karena itu, pemberian obat malaria sangat penting untuk mengatasi masalah yang satu ini.