Jangan buru-buru membeli saham sebelum Mama Papa paham mengenai jenisnya. Karena setiap jenis saham punya keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Biar makin paham, berikut ini jenis-jenis saham yang ada di Indonesia.
Sebelum mulai berinvestasi saham, Mama Papa harus tahu terlebih dahulu jenis-jenis saham yang beredar di Bursa. Ini menyangkut dengan keuntungan dan besaran risiko yang akan kita tanggung.
Jika ditinjau dari kinerja perdagangan, jenis saham dibedakan menjadi lima. Beberapa saham punya sifat yang spekulatif, sehingga perlu strategi khusus agar bisa menguntungkan.
Di bawah ini adalah kelima jenis saham yang ada di Bursa beserta contohnya. Pastikan kalau Mama Papa melakukan perhitungan yang cermat sebelum memutuskan investasi, ya.
1. Blue chip stock
Banyak diburu oleh investor, blue chip stocks merupakan jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan reputasi tinggi. Umumnya perusahaan tersebut punya pendapatan yang stabil, produk berkualitas, dan konsisten membayar dividen.
Perusahaan-perusahaan yang masuk kategori blue chip juga tidak mudah goyah dan bangkrut, meskipun keadaan ekonomi sedang krisis. Alasan lain saham blue chip jadi incaran banyak investor juga karena jenis saham ini punya nilai kapitalisasi di atas Rp10 triliun.
Contoh saham blue chip yang ada di Indonesia antara lain: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk ASII, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), serta PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
2. Income stocks
Income stocks atau saham unggulan merupakan jenis saham yang selalu membayarkan dividen lebih besar dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada periode sebelumnya. Namun besarnya dividen yang diterima sebanding dengan risiko yang dimiliki.
Buat Mama Papa yang tertarik pada dividen tinggi dan tidak takut pada risiko, maka jenis saham ini patut dipertimbangkan. Tapi ingat, untuk bisa untung saat investasi di Income stocks perlu strategi khusus yang lebih jeli.
Perusahaan yang dikategorikan memiliki income stocks umumnya sudah lama berdiri dan punya produk yang sangat dikenal luas, seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), atau PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Baca Juga: 7 Tips Trading Saham untuk Treder Pemula biar Untung
3. Growth stocks
Growth stocks adalah jenis saham dari perusahaan yang punya pemasukan selalu tinggi. Kendati perusahaan tersebut tidak selalu jadi nomor satu dalam bidangnya. Jenis saham satu ini dibedakan menjadi dua kategori, yakni Well known dan Lesses known.
Well known adalah saham growth dari perusahaan petinggi suatu industri. Sementara, Lesses known adalah saham growth stocks dari perusahaan kurang populer.
Beberapa saham yang termasuk growth stocks adalah PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEKS), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
4. Speculative stock
Speculative stocks merupakan jenis saham yang menawarkan keuntungan tinggi. Sayangnya, perusahaan yang masuk kategori ini tidak dapat memberikan laba secara konsisten.
Instrumen saham satu ini cocok untuk investor agresif; yang menyukai instrumen investasi berisiko tinggi. Biasanya, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam speculative stocks ini berada dalam bidang industri pertambangan, energi, dan bioteknologi.
Alasannya, karena ketiga usaha ini punya potensi yang tinggi untuk untung di masa depan, meskipun bisa juga sebaliknya.
5. Counter cyclical stocks
Sesuai namanya, saham satu ini tidak rentan terpengaruh kondisi ekonomi. Artinya, counter cyclical stocks tergolong paling stabil meskipun kondisi ekonomi suatu negara fluktuatif.
Meskipun terjadi resesi, perusahaan dengan saham kategori counter cyclical stocks akan tetap bertahan dan menguntungkan. Alhasil, dividen yang dibagikan pada para investor besarannya pun tetap memuaskan.
Umumnya perusahaan yang tergolong saham counter cyclical stocks berada dalam bidang kebutuhan pokok, perawatan kesehatan, dan produk penunjang keseharian.
Perlu diingat, sebelum memulai investasi kita harus tahu betul saham yang akan dibeli. Jangan hanya sekadar ikut-ikutan tanpa ada bekal yang pasti. Bukannya cuan yang menanti, malah rugi yang menghampiri.
Baca Juga: Saham Turun Drastis? Jangan Panik, Begini Cara Menghadapinya