Saat melihat si kecil berbicara sendiri atau dengan bonekanya kerap dikaitkan dengan hal mistis. Padahal, kondisi anak usia dini berbicara sendiri masih tergolong hal wajar. Mengapa demikian? Temukan jawabannya pada penjelasan berikut ini.
Melihat si kecil berbicara sendiri atau self talk pastinya bikin kita sebagai orangtua bingung. Bahkan, tidak jarang orangtua menganggap anak berbicara sendiri sebagai hal yang aneh, dan mengaitkannya dengan hal mistis. Lantas, wajarkah anak sering berbicara sendiri?
Mama Papa tidak perlu bingung dan khawatir berlebihan. Faktanya, kebiasaan berbicara sendiri pada anak balita adalah hal yang normal terjadi. Kebiasaan berbicara sendiri termasuk dalam tahapan perkembangan anak. Bahkan, kebiasaan berbicara sendiri sekaligus mengasah imajinasi, mengekspresikan emosi, serta fantasi si kecil.
Menariknya lagi, menurut penelitian dalam jurnal Early Childhood Research Quarterly, anak yang suka berbicara sendiri memiliki kemampuan menyelesaikan tugas motorik 78% lebih baik dibandingkan dengan anak lain yang cenderung diam saja, lo!
Sebagai orangtua baru, mungkin menghadapi anak suka berbicara sendiri masih sedikit bingung. Tapi kalau kita tahu kebiasaan berbicara sendiri ini juga menyimpan banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak, tentu tidak perlu dikhawatirkan lagi, bukan?
Berikut manfaat anak suka berbicara sendiri yang perlu Mama Papa ketahui:
Belajar mengekspresikan diri
Menurut psikolog Gracia Ivonika, M.Psi, yang dikutip dari laman Klikdokter, kebiasaan berbicara sendiri membantu anak untuk belajar mengekspresikan diri. Baik itu mengekspresikan perasaan maupun pikiran yang ada di dalam diri si kecil.
Melatih ingatan anak
Kebiasaan suka berbicara sendiri juga bermanfaat untuk melatih daya ingat si kecil. Tanpa disadari, seringkali anak menirukan percakapan sosial yang didengarnya dari orangtua maupun lingkungan sekitar.
Dalam hal ini, si kecil akan “bermain peran” melakukan hal yang sama seperti apa yang didengarnya. Tidak perlu khawatir berlebihan, pasalnya saat berbicara sendiri akan melatih daya ingat si kecil dalam menggali seluruh informasi yang tersimpan di otaknya.
Baca Juga: 6 Tanda Anak Cerdas, Terlihat dari Kebiasaan Sehari-Hari
Memiliki kemampuan memecahkan masalah
Manfaat berbicara sendiri yang tidak kalah menarik adalah melatih dan mengasah kemampuan memecahkan masalah (problem solving) pada si kecil.
Berbeda dengan orang dewasa yang terbiasa curhat dengan orang lain untuk mencari saran dan mengutarakan unek-unek. Anak-anak memilih berbicara sendiri atau “curhat” dengan boneka kesayangannya untuk mencari jalan keluar dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang dewasa.
Contoh, si kecil bermain puzzle tapi mengalami kendala di tengah permainan. Karena merasa bingung, anak akan bertanya pada diri sendiri atau dengan mainannya: “Kok ini tidak bisa? Kenapa tidak bisa?”
Tanpa disadari, pertanyaan yang dilontarkan akan menjadi dorongan untuk mencari jalan keluar dan menyelesaikan permainan tersebut. Hal-hal sederhana inilah yang membantu anak untuk mengasah kemampuan menyelesaikan masalah.
Melatih emosi dan bahasa si kecil
Seperti yang sudah disinggung di awal, self talk menjadi cara anak untuk mengekspresikan imajinasi, sekaligus apa yang sedang mereka rasakan. Kondisi inilah yang nantinya akan berdampak baik dalam mengoptimalkan perkembangan emosi anak.
Karena anak terbiasa “berbicara”, maka kemampuan bahasa dan berbicara si kecil turut meningkat. Supaya lebih optimal, Mama Papa bisa ikut bergabung dengan pembicaraan si kecil. Kita juga bisa menimpali dengan berbagai pertanyaan atau merespons guna melatih kemampuan bicara anak.
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak
Bicara Sendiri yang Tidak Wajar
Meskipun berbicara sendiri adalah hal yang wajar dan umum terjadi pada balita. Bukan berarti Mama Papa boleh tenang dan membiarkan si kecil terus-terusan berbicara sendiri. Selalu amati pola perilaku si kecil, sambil mengenali tanda-tanda berbicara sendiri yang tidak wajar.
Seperti misalnya berbicara sendiri tanpa objek di sekitarnya. Umumnya, anak balita akan berbicara dengan benda atau objek di sekitarnya, seperti pada mainan favoritnya. Apabila si kecil sering berbicara sendiri tanpa ada objek di sekitarnya dan dengan tatapan kosong, Mama Papa patut waspada.
Selain itu, kebiasaan menyebut nama yang tidak dikenal atau kerap mengungkapkan kalimat yang sama terus-menerus juga patut diwaspadai. Apalagi kalau anak sering teriak histeris, menangis, dan ketakutan saat sedang bermain sendiri.
Untuk memastikan normal tidaknya kebiasaan berbicara sendiri si kecil, disarankan untuk mengonsultasikan langsung kepada pihak profesional. Langkah ini bertujuan untuk memastikan normal tidaknya tahapan tumbuh kembang anak.
Semoga artikel ini membantu!