Jangan keburu panik ketika menemukan benjolan pada tubuh kita. Pasalnya, tidak semua benjolan mengindikasikan adanya kanker dalam tubuh kita. Selain kanker, tujuh faktor berikut bisa menjadi pemicu munculnya benjolan di leher.
Ketika menemukan benjolan di area tubuh biasanya kita akan langsung was-was. Tidak heran, pasalnya benjolan kerap menjadi salah satu indikasi pertumbuhan kanker di dalam tubuh. Namun ketika muncul benjolan di leher sebaiknya tidak perlu langsung panik, dan mendiagnosis ada kanker dalam tubuh kita.
Tidak selamanya benjolan di leher adalah gejala kanker, kok. Ada beberapa penyakit yang juga memiliki gejala berikut benjolan di area ini. Selain kanker dan tumor, berikut ini tujuh penyebab munculnya benjolan di leher.
Gondok
Gondok menjadi salah satu penyebab muncul benjolan di leher yang paling sering dikeluhkan. Penyakit gondok adalah kondisi pembesaran abnormal pada kelenjar tiroid yang ada di leher akibat gangguan hormon tiroid atau kekurangan yodium.
Benjolan ini dapat tumbuh di sebelah kanan, kiri, dan tengah leher. Biasanya, jika benjolan disebabkan oleh gondok akan dibarengi dengan gejala lain, seperti batuk-batuk, kesulitan bernapas, hingga suara serak.
Infeksi virus dan bakteri
Saat menginfeksi tubuh biasanya beberapa virus dan bakteri juga akan memunculkan gejala berupa benjolan di leher. Infeksi virus yang bisa memunculkan benjolan antara lain: HIV, herpes simpleks, mononukleosis, rubella, dan CMV.
Sementara infeksi bakteri yang bisa menyebabkan benjolan pada leher meliputi: radang tenggorokan, radang amandel, dan TB kelenjar. Untuk kedua infeksi ini penderitanya memerlukan perawatan intensif sesuai resep dokter.
Abses parafaring
Adanya benjolan pada area leher juga bisa muncul ketika seseorang menderita abses parafaring. Penyakit ini memiliki gejala berupa tumbuhnya benjolan berisi nanah di sekitar tenggorokan.
Biasanya, benjolan akibat abses parafaring disertai gejala lain berupa demam, sakit tenggorokan, dan sulit menelan. Penyakit abses parafaring harus segera diobati menggunakan antibiotik atau tindakan operasi.
Nodul tiroid
Terkadang, penyebab benjolan di leher juga bisa disebabkan oleh nodul yang berkembang di area kelenjar tiroid. Benjolan ini umumnya bertekstur padat dan berisi cairan. Meski umumnya tidak berbahaya, namun dalam beberapa kasus munculnya nodul tiroid bisa jadi tanda penyakit kanker.
Penyakit autoimun
Jangan salah, benjolan pada area leher juga bisa terjadi ketika seseorang mengidap penyakit autoimun. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyerang kuman, virus, dan parasit justru berbalik merusak jaringan yang sehat.
Beberapa jenis penyakit autoimun yang dapat menjadi penyebab benjolan antara lain penyakit graves, rheumatoid arthritis, dan lupus.
Baca Juga: Selain Lupus, Ini 7 Jenis Penyakit Autoimun Berbahaya
Gondongan
Meski namanya mirip, namun gondongan dan gondok berbeda, ya. Gondongan merupakan infeksi virus yang dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit pada kelenjar ludah. Gondongan ini juga bisa menyebabkan benjolan pada area leher. Meski tidak berbahaya, namun gondongan bisa menular. Jadi hindari faktor risiko agar tidak tertular gondongan, ya.
Keloid
Keloid merupakan tumbuhnya jaringan parut di bawah kulit akibat luka atau cedera, seperti luka bakar, bekas operasi, jerawat pecah, tato, atau bekas tindikan. Terkadang, kondisi ini baru muncul 3 bulan atau lebih setelah kulit terluka dan terus tumbuh bertahun-tahun.
Tidak hanya di leher, keloid bisa tumbuh di bagian kulit manapun. Untungnya, keloid ini tidak menyebabkan rasa sakit apapun pada kulit. Keloid yang menyebabkan benjolan di leher tidak perlu dikhawatirkan, karena umumnya tidak berbahaya.
Meski beberapa penyebab benjolan tidak berbahaya, namun kita tetap harus waspada, ya. Jika menemukan benjolan apapun pada area leher sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Apalagi jika benjolan tersebut terus membesar dan menimbulkan rasa sakit.