Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah berbagai tindak kekerasan pada keluarga. Parahnya, KDRT juga berdampak pada kondisi fisik dan psikis anak yang menyaksikan secara langsung, lo! Untuk itu, Mama Papa harus menghindari hal tersebut, agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak.
Ketika membicarakan masalah KDRT, kebanyakan orang hanya mengira dampaknya pada pasangan yang jadi korban saja. Padahal, dampak KDRT untuk anak jauh lebih membahayakan psikis dan fisiknya, lo!
Menurut WHO, kekerasan pada anak bisa berupa penganiayaan dan perlakuan secara fisik, emosi, seksual, mengabaikan hak anak, hingga eksploitasi. Makanya, melakukan kekerasan di depan anak bisa termasuk dalam KDRT yang tidak disengaja.
Percaya atau tidak, anak yang sering menyaksikan pertengkaran dan kekerasan orangtua bisa mengalami berbagai gangguan. Bukan hanya dampak jangka pendek, melainkan dampak jangka panjang hingga anak dewasa.
Berikut dampak KDRT untuk anak yang harus Mama Papa hindari dari sekarang, ya!
Gangguan kecemasan
KDRT punya dampak buruk untuk kecemasan anak, atau menyebabkan anxiety. Yup, pertengkaran kekerasan yang dilakukan orangtua dapat membuat anak merasa gelisah dan ketakutan.
Kondisi inilah yang menyebabkan anak mengalami gangguan kecemasan. Bahkan, penelitian menemukan, anak usia sekolah yang menjadi korban KDRT bisa mengembangkan sifat antisosial di sekolah.
Akibatnya, anak merasa bersalah sendiri karena kekerasan yang dilihat di rumah. Padahal, tidak seharusnya anak merasa bersalah dengan kekerasan yang dilakukan orangtuanya.
Gangguan pasca trauma
Dampak KDRT untuk anak yang paling menyedihkan adalah gangguan pasca trauma, atau Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Mungkin anak terhindar dari kekerasan fisik, tapi melihat kekerasan yang dilakukan Mama Papa bisa mengakibatkan perubahan pada otak anak.
Perubahan pada otak si anak terjadi karena sering melihat KDRT di rumah. Akibatnya, anak sering mimpi buruk, pola tidur berubah, rasa marah, hingga sulit untuk konsentrasi.
Parahnya lagi, anak berisiko bisa melakukan kembali kekerasan yang dia lihat di rumah ke teman-temannya atau pasangannya kelak.
Baca juga : 6 Cara Bijak Menghadapi Anak Cerewet dan Banyak Bertanya
Lebih agresif
Dampak KDRT untuk anak remaja dapat menyebabkan perilaku agresif yang berbahaya. Seperti contoh, anak lebih sering bertengkar, bolos sekolah, hingga mencoba obat-obatan terlarang. Sangat berbahaya, kan?
Baca juga: 6 Cara Mengenalkan Pendidikan Seks pada Anak
Prestasi belajar menurun
Selanjutnya, dampak KDRT untuk anak juga bisa menurunkan prestasi belajarnya. Hal ini disebabkan karena pertengkaran orangtua membuat anak kesulitan fokus saat belajar.
Bahkan, anak bisa menunjukkan sikap buruk di sekolah. Mulai dari membolos, mencuri, hingga kehilangan prestasi belajar. Hal ini menjadi fakta baru dalam sebuah penelitian, yang menemukan kalau anak yang mengalami kekerasan dari orangtua memiliki IQ yang lebih rendah.
Baca juga: 4 Jenis KDRT yang Harus Dihindari dalam Keluarga
Masalah fisik
Selain mengganggu kesehatan psikis, KDRT juga berdampak pada masalah fisik anak. Kalau anak masih balita, KDRT memungkinkan anak mengalami cedera fisik yang tidak disengaja. Karena anak ada di tempat yang sama saat terjadi KDRT. Sedangkan, pada usia sekolah yang sudah mengerti kekacauan di rumah, situasi tegang bisa menyebabkan sakit kepala dan perut, lo!
Itulah beberapa dampak KDRT bagi tumbuh kembang anak yang harus Mama Papa waspadai. Sebagai orangtua, baiknya kita menghindari KDRT. Sehingga tumbuh kembang anak tetap optimal, baik secara fisik maupun psikis.
Yuk, stop KDRT dalam bentuk apa pun!