Hampir setiap orangtua pasti merasa khawatir dan kesal saat mendapat kabar anak dipukul teman sekolahnya. Meski merasa kesal, pastikan Mama Papa tidak tersulut emosi, apalagi menyuruh anak membalas pukulan temannya. Lantas, langkah apa yang harus kita ambil saat mengetahui anak dipukul temannya?
Sampai saat ini, kasus bullying di lingkungan sekolah masih sering terjadi. Tidak hanya kekerasan dalam bentuk verbal, pelaku bullying di sekolah juga kerap melakukan kekerasan fisik pada temannya. Termasuk salah satunya kasus anak dipukul temannya di sekolah.
Saat mendapat kabar anak dipukul temannya di sekolah, tidak jarang kita sebagai orangtua refleks menyuruh mereka membalas memukul. Bahkan, tidak jarang kita memutuskan untuk mendatangi orangtua temannya tersebut. Masalahnya, kedua hal tersebut bukan sikap yang tepat menghadapi anak dipukul temannya di sekolah, nih, Mama Papa!
Psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga, Roslina Verauli, M.Psi.,Psi., yang dikutip dari Kumparan.com menjelaskan, mengajari anak membalas perlakuan kasar dari temannya justru membuat mereka menjadi pelaku kekerasan. Bahkan, anak berisiko mendapatkan konsekuensi hukum karena melakukan kekerasan.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat mengetahui anak dipukul temannya di sekolah? Tidak perlu panik, Mama Papa bisa menemukan jawabannya di bawah ini!
Tetap tenang
Mendengar kabar anak menjadi korban bullying bikin kita panik dan marah. Sekesal apapun kita, pastikan untuk tetap tenang. Sebab, perasaan marah dan emosi yang meledak-ledak cenderung membuat kita tidak bisa berpikir jernih.
Akibatnya, tanpa sadar kita justru akan melakukan hal-hal yang merugikan. Seperti memarahi anak karena “lemah” di depan temannya, atau bahkan meminta mereka membalas pukulan orang yang memukulnya.
Dengarkan apa yang dirasakan anak
Apabila emosi sudah benar-benar terkontrol dan stabil, Mama Papa bisa menghampiri si kecil. Kemudian tanyakan pada anak tentang apa yang terjadi di sekolah, dan apa yang mereka rasakan saat ini.
Ketika anak menceritakan apa yang terjadi, coba dengarkan ceritanya dengan baik. Alih-alih menyalahkan, coba sikapi cerita anak secara terbuka, netral, dan selalu dukung mereka sepenuh hati.
Selain itu, Mama Papa juga perlu validasi perasaan si kecil. Validasi perasaan anak menjadi salah satu cara memberi tahu mereka bahwa kita memahami apa yang dirasakan. Ke depannya, validasi perasaan anak akan membantu mereka belajar mengatur emosinya dengan bijak.
Ajarkan anak untuk tidak membalas
Sekesal apapun kita dengan teman si kecil, pastikan untuk tidak mengajarkan anak membalas perbuatan temannya. Seperti disinggung di awal, membalas pukulan pada pelaku kekerasan di sekolah justru akan berdampak buruk bagi masa depan si kecil.
Maka, satu langkah bijak menghadapi anak yang dipukul temannya dengan menjelaskan pada mereka untuk tidak membalas pukulan teman yang memukulnya. Akan lebih baik kalau Mama Papa memberi tahu si kecil untuk segera melapor ke guru apabila menjadi korban kekerasan di sekolah.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Atasi Anak Suka Memukul
Latih anak berkata “tidak”
Turut menjadi langkah bijak menghadapi anak yang dipukul temannya di sekolah. Dengan melatih anak berkata “tidak”, hal ini nantinya akan mendorong mereka untuk bersikap lebih tegas. Sehingga, ke depannya tidak mudah diremehkan oleh teman-temannya di sekolah.
Sebagai contoh, Mama Papa bisa melatih si kecil mengatakan “Aku tidak suka kamu memukulku!” atau “Aku enggak suka dipukul!” saat anak dipukul temannya di sekolah.
Temani anak
Ada kalanya anak memilih diam dan menyendiri saat menjadi korban bullying di sekolah. Termasuk salah satunya saat anak dipukul temannya di sekolah tanpa alasan yang jelas.
Supaya kondisi anak lekas membaik, alangkah lebih baik kalau Mama Papa selalu menemani si kecil sambil melakukan aktivitas menyenangkan bersama. Sebab, menemani anak dan menghiburnya dapat memberikan perasaan nyaman dan aman. Dengan begitu, si kecil dapat melupakan perasaan yang membuatnya sedih dan frustasi.
Itulah 5 langkah bijak yang perlu Mama Papa lakukan saat mengetahui anak dipukul temannya di sekolah. Semoga membantu!
Baca Juga: Cara Mendidik Anak yang Baik Tanpa Kekerasan