Miom adalah daging non-kanker atau tumor jinak yang ada di dinding rahim. Meski miom termasuk tumor jinak yang tidak menyebabkan kanker. Tapi, Mama tidak boleh menyepelekan begitu saja. Karena penyakit ini bisa menyebabkan nyeri yang luar biasa hebat. Yuk, ketahui gejala miom dalam artikel di bawah ini.
Miom atau tumor fibroid termasuk penyakit rahim yang kerap menghantui banyak perempun; selain kanker serviks. Menurut data, hampir 80% perempuan usia produktif di seluruh dunia mengalami miom. Sayangnya, banyak perempuan tidak sadar kalau dirinya mengidap miom. Karena sebagian orang menganggap gejala miom seperti nyeri biasa.
Sekadar informasi, gejala miom pada setiap orang bisa berbeda-beda. Pasalnya, miom memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari sebesar biji polong hingga sebesar melon. Selain itu, lokasi miom juga berbeda-beda, ada yang di dalam rahim maupun luar rahim.
Parahnya, miom yang tidak segera ditangani dengan baik bisa menurunkan peluang hamil. Karena miom yang tumbuh di leher rahim bisa menghambat masuknya sperma ke rahim, sehingga menyulitkan terjadinya pembuahan.
Untuk menghindari dampak buruk akibat miom, Mama harus melakukan penanganan sesegera mungkin, salah satunya dengan mengenali gejala miom sejak dini:
Kembung
Gejala miom yang paling umum dialami berupa perut kembung. Dilansir dari laman Klikdokter, miom dapat memberi tekanan pada usus karena ukuran miom yang membuat perut sesak. Apalagi miom yang lokasinya ada di belakang dinding rahim, yang kerap menekan usus besar, sehingga perut makin kembung.
Selain membuat perut terasa sesak dan kembung, miom yang semakin besar membuat perut lebih buncit. Bahkan, pada beberapa kasus, penderita miom terlihat seperti hamil. Karena itu, Mama harus segera melakukan USG untuk memastikan penyakit ini.
Baca Juga: Perbedaan Tanda Haid dan Hamil: Serupa Tapi Tak Sama
Nyeri haid dan pendarahan
Saat datang bulan biasanya perempuan merasakan nyeri yang kurang mengenakan. Namun, kalau Mama kerap merasakan nyeri yang sangat hebat, Mama perlu waspada. Karena bisa saja hal tersebut adalah gejala miom. Tumor jinak ini bisa mengakibatkan adenomiosis atau jaringan yang melapisi rahim masuk ke dalam lapisan tengah dinding rahim.
Gejala miom juga ditandai dengan pendarahan hebat saat menstruasi. Kondisi ini terjadi karena fibroid mendorong pertumbuhan pembuluh darah. Akibatnya, rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik dan pendarahan terus terjadi. FYI, penderita miom bisa mengalami haid lebih dari 10 hari. Padahal, siklus haid normal hanya 3-7 hari.
Nyeri bagian tubuh
Gejala miom selanjutnya ditandai rasa nyeri di beberapa bagian tubuh. Mulai dari nyeri punggung bagian bawah, kaki, hingga ke panggul. Kondisi ini terjadi karena miom menekan vena, saraf, dan area di sekitar panggul yang merangsang rasa nyeri ke bagian tubuh lain.
Untuk meredakan gejala satu ini, Mama bisa mengompres bagian yang nyeri dengan air hangat. Kalau rasa nyeri semakin hebat, Mama bisa meminta pertolongan dokter agar diberi obat pereda nyeri, seperti asetaminofen dan ibuprofen.
Baca Juga: 6 Perbedaan Warna Keputihan, Kenali Tanda Bahaya!
Gangguan perkemihan
Gejala miom berikutnya ditandai dengan gangguan pada sistem perkemihan. Kondisi ini terjadi karena posisi kandung kemih berada tepat di depan rahim, sehingga menimbulkan rasa tertekan, pipis tidak terasa, dan ingin pipis terus-terusan.
Nah, kalau Mama kerap mengalami intensitas buang air semakin besar, kondisi ini bisa menandakan ukuran miom yang semakin membesar. Kebiasaan pipis yang terus-menerus sering dikaitkan dengan gejala infeksi saluran kemih (ISK).
Padahal, dilansir dari laman Alodokter, tumor jinak di rahim tidak akan menyebabkan ISK. Karena itu, kalau Mama sulit membedakan miom dengan ISK, tak ada salahnya melakukan pemeriksaan USG agar dapat melakukan penanganan yang tepat.
Itulah beberapa gejala miom pada perempuan usia subur yang tidak boleh disepelekan. Kalau Mama mengalami salah satu dari gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter, ya!
Baca juga: Warna Darah Haid dan Artinya, Tanda Kondisi Kesehatan