Bisnis thrift shop menjadi salah satu usaha yang mulai dilirik banyak orang. Mengingat, tren thrifting di kalangan anak muda kian menjamur. Mulai dari pakaian, sepatu, topi, hingga tas bekas banyak dicari karena harganya yang murah. Itulah sebabnya, membuka thrift shop cukup menjanjikan.
Akhir-akhir ini banyak anak muda berburu barang-barang bekas; thrifting, bahkan sampai ada pameran khusus menjual barang-barang bekas ini. Melihat banyaknya peminta thrifting, enggak heran kalau bisnis thrift shop mulai banyak dilirik orang.
Percaya atau tidak, anak muda saat ini lebih cepat bosan akan suatu barang, baik itu pakaian, sepatu, maupun tas. Ditambah lagi, banyak anak muda ingin tetap tampil fashionable, trendy, tapi tidak mengeluarkan banyak uang. Makanya, tren thrifting ini jadi solusinya.
Salah satu kelebihan bisnis thrift shop adalah modal yang tidak begitu besar. Bayangkan, kalau Mama Papa membeli satu bal karung seharga Rp1 juta, kita bisa mendapatkan 50-100 pakaian. JIka beruntung, kita akan dapat barang bermerek yang bisa dijual dengan harga tinggi.
Memang, memulai bisnis thrift shop tidaklah mudah, ada beberapa hal yang perlu Mama Papa perhatikan, sebagai berikut:
Pilih satu jenis produk
Karena banyaknya produk fesyen yang dibutuhkan anak muda, kita bisa memilih salah satu produk terlebih dulu sebelum memulai bisnis thrift shop. Tujuannya, untuk membedakan toko kita dengan thrift shop lain.
Contohnya, kita hanya mau fokus menjual jaket-jaket atau hoodie saja. Dengan begitu, konsumen akan mengenal kita sebagai thrift shop spesialis jaket dan hoodie. Sehingga, thrift shop kita mudah diingat dan dikenal banyak orang.
Baca Juga: 6 Langkah Sukses Memulai Bisnis Kos-Kosan untuk Pemula
Menentukan target pasar
Tips berikutnya saat memulai bisnis thrift shop adalah menentukan target pasar. Hal ini juga sangat menentukan produk dan metode promosi sesuai dengan target pasar kita. Usahakan, sebelum mengeluarkan modal untuk membeli produk, Mama Papa melakukan riset kecil-kecilan, ya!
Mama Papa dapat mencari tahu seberapa besar orang tertarik membeli produk yang akan kita jual, kemudian media apa yang digunakan untuk membeli produk tersebut. Dengan begitu, kita bisa menentukan marketplace apa yang tepat sesuai target pasar kita, sehingga bisa kita pasarkan dengan efektif.
Baca Juga: Perbedaan Reseller dan Dropshipper, Mana yang Lebih Untung?
Cari supplier yang tepat
Setelah mengetahui target pasar, kita perlu mencari supplier yang tepat agar bisnis thrift shop kita lancar. Sebisa mungkin Mama Papa mencari supplier yang menawarkan kualitas terbaik, namun dengan harga tetap terjangkau.
Untuk mencari supplier, kita bisa memanfaatkan media sosial, e-commerce, atau mendatangi pusat-pusat barang bekas yang di berbagai daerah. Kalau sudah menemukan supplier yang tepat, kita bisa meminta kerja sama agar mendapat harga khusus grosir.
Perhatikan kebersihan barang
Sebelum menjual barang thrift, Mama Papa juga perlu memastikan produk dijual sudah bersih dan higienis. Meski thrifting berarti berburu barang-barang bekas, namun kita tetap harus mencuci bersih semuanya, agar konsumen mendapat kualitas terbaik dan tidak kecewa dengan barang yang kita jual.
Tips untuk membuat baju thrift bersih: rendam baju bekas menggunakan air panas, lalu memasukkannya ke mesin cuci. Kemudian, supaya terlihat seperti baru, tambahkan pewangi dan kemas dengan rapi. Sehingga konsumen merasa puas dengan produk yang dijual di thrift shop kita.
Itulah beberapa tips memulai bisnis thrift shop untuk pemula yang bisa Mama Papa terapkan. Semoga bisnis thrift shop yang akan kita jalankan sukses, ya!
Baca juga: Tips Memulai Bisnis Katering Rumahan, Untung Menjanjikan