Narsis bukan sekedar kegemaran berswafoto. Gangguan kepribadian narsistik lebih kompleks dari hal tersebut, bahkan bisa memicu rusaknya hubungan sosial, lho.
Narsis adalah kata yang akrab kita dengar seiring kemajuan teknologi dan media sosial. Kata ini seringkali dikaitkan dengan seseorang yang senang mengunggah swafoto ke media sosial. Namun di luar hal tersebut, narsistik sebenarnya merujuk pada suatu gangguan kepribadian, lho.
Narcissistic personality disorder (NPSD) adalah sebuah gangguan kepribadian di mana seseorang merasa dirinya sangat penting dan layak dikagumi. Ada beberapa tanda seseorang mengalami gangguan kepribadian narsistik, berikut beberapa di antaranya:
Haus pujian dan perhatian
Tanda paling dasar pengidap gangguan narsisitik adalah munculnya perasaan ingin dipuji dan diperhatikan secara berlebihan. Seorang narsistik ingin semua orang mengagumi dan mengakui kehebatannya.
Hal ini muncul karena mereka berpikir dirinya sangat istimewa, sehingga layak untuk akan pujian dan pengakuan. Alhasil, segala cara dilakukan untuk mendapatkan pengakuan, mulai dari mengada-adakan cerita, hingga bergaya tidak sesuai dompet.
Sering berbohong
Perasaan ingin diakui hebat secara berlebihan membuat pengidap gangguan kepribadian narsistik sering berbohong. Mereka cenderung melebih-lebihkan cerita akan guna mendapatkan pengakuan dari orang lain. Namun saat si pengidap narsistik tidak mendapatkan apa yang diinginkan, mereka cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan.
Sering merasa cemburu
Salah satu tanda yang mudah dilihat dari penderita gangguan kepribadian narsistik, mereka sering cemburu atau iri hati. Mereka sangat mudah merasa iri atas apa yang dimiliki orang lain. Nah, negatifnya si narsis ini akan merasa uring-uringan dan stres tiap kali melihat keberhasilan orang lain.
Baca Juga: Apa itu Kepribadian Ambang? Ini Penyebab dan Gejalanya
Kurang memiliki empati
Si narsis juga dapat ditandai kurangnya empati pada orang lain. Mereka kurang peka dan tidak bisa membaca situasi kebutuhan orang lain. Alhasil, tidak jarang seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik menyakiti orang lain, baik dengan kata-kata maupun tindakan.
“Tutup telinga”
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung tutup telinga dari ide atau pendapat orang lain. Mereka tidak membiarkan orang lain menjadi pusat perhatian melebihi dirinya.
Menurut seorang psikolog dari University of Texas, Anita Vengelistik, si narsis akan merespon orang yang bebicara dengan gerakan tangan berlebihan, atau bicara keras yang menunjukan ketidaktarikan.
Baca Juga: 7 Gejala Depresi yang Paling Umum Terjadi
Berusaha ‘menang’ dengan berbagai cara
Pengidap gangguan narsistik tidak mau kalah dalam hal apapun, khususnya bidang yang terkait ambisinya. Jika ada seseorang yang terlihat kompeten, ia akan secara sengaja menjatuhkan orang tersebut untuk menjaga citra dirinya sendiri.
Nah, kebiasaan ingin menang dengan berbagai cara inilah yang akan membuatnya sulit mempertahankan hubungan sosial.
Baca Juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Bipolar dan Mood Swing