Pubertas merupakan salah satu momen yang cukup krusial bagi setiap orang, apalagi bagi anak-anak. Nah, agar sukses menghadapi fase anak pubertas, sebaiknya Mama Papa melakukan hal-hal berikut.
Salah satu periode mendampingi anak yang paling menantang adalah ketika anak memasuki usia remaja. Saat anak pubertas, ada berbagai perubahan yang terjadi, mulai dari fisik hingga psikisnya. Karena perubahan tersebut tidak jarang jika anak mengalami pubertas seringkali terjadi konflik antara orangtua dan anak.
Nah, untuk Mama Papa yang masih bingung, berikut ini cara bijak menghadapi anak pubertas:
Sisihkan waktu khusus
Anak pubertas biasanya akan lebih sulit terbuka dengan orangtua. Mereka cenderung mudah malu dan tidak mudah percaya pada orang lain. Untuk itu, ketika anak mulai memasuki masa pubertas, sebaiknya Mama lebih banyak menyisihkan waktu dengan anak.
Mendekatkan diri dengan anak dapat meningkatkan bonding, lho. Selain itu, kedekatan dengan orangtua ini sangat penting untuk keterampilan interpersonal anak ke depannya.
Jadi teman yang komunikatif
Saat anak sudah beranjak remaja, bukan saatnya Mama Papa memposisikannya sebagai sosok yang tidak tahu apa-apa. Di momen-momen seperti ini justru peran orangtua sangat krusial untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak.
Perlakukan si kecil layaknya teman di rumah, agar mereka merasa nyaman untuk bercerita. Menjadi teman yang komunikatif akan membuat anak lebih terbuka dan jujur mengenai apa yang sedang dia rasakan.
Ajak diskusi mengenai pendidikan seksual
Salah satu hal penting yang tidak boleh terlewat ketika anak pubertas adalah mengajarkan tentang pendidikan seks. Idealnya memang pendidikan mengenai menstruasi atau mimpi basah telah diajarkan sebelum anak mengalaminya.
Namun, pada momen anak pubertas, Mama Papa bisa mengajaknya berbicara mengenai do and don’t mengenai batasan pada anak. Selain itu, ingatkan juga mengenai kesehatan reproduksi yang harus dijaga.
Berikan ruang privasi untuk anak
Sebagian orangtua merasa selalu punya hak untuk mengetahui privasi anak sampai kapanpun. Padahal hal ini kurang bijak, lho. Ketika sudah memasuki usia remaja anak membutuhkan ruang privasi tersendiri, dan sebagai orangtua kita harus menghormati hal ini.
Contoh privasi yang bisa Mama Papa lakukan adalah mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar anak, atau tidak membuka gawai anak tanpa izin. Dengan melakukan hal-hal tersebut, anak akan merasa lebih dihargai sebagai seseorang pribadi yang dewasa.
Baca Juga: Lima Perubahan Psikologis Remaja Laki-Laki Saat Pubertas
Berikan mereka kepercayaan lebih besar
Mama Papa, topik satu ini biasanya dapat memicu perselisihan antara orangtua dan anak. Namun perlu disadari, ketika menginjak usia remaja mereka membutuhkan validasi atau pengakuan atas kemampuannya.
Salah satu cara termudah untuk melakukan validasi adalah memberinya kepercayaan yang lebih. Mereka bukan lagi anak kecil. Jadi biarkan mereka mengeksplorasi lingkungannya. Misalnya, mengikuti ekstrakulikuler atau hangout bersama teman.
Jika Mama Papa merasa khawatir ia akan terjerumus ke pergaulan bebas, sebaiknya bentengi terlebih dahulu anak mengenai hukum konsekuensi.
Baca Juga: Ajarkan 7 Hal Ini Sebelum Anak Haid Pertama, Penting!
Jangan bereaksi berlebihan
Anak yang baru pubertas cenderung punya emosi yang meletup-letup. Mereka sangat reaktif dengan hal-hal yang dirasa tidak nyaman, atau tidak sesuai dengan keinginannya.
Nah, melihat kondisi psikisnya seperti ini, sebaiknya kita sebagai orangtua jadi lebih longgar untuk beberapa hal, ya. Jangan terbawa suasana dengan memarahi anak, karena hal ini justru membuat keadaan tidak nyaman.
Berusahalah berpikir objektif dalam menanggapi masalah si kecil. Misalnya, saat mereka sedang bertengkar dengan temannya, sudah bukan waktunya lagi Mama langsung membela anak.
Namun, pada usia anak pubertas biarkan mereka tenang terlebih dahulu. Lalu tanyakan pelan-pelan mengenai inti dari permasalahannya, dan baru berikan solusi atas hal tersebut.