Kalau kita amati, sebenarnya anak akan berjalan jinjit saat masih dalam proses belajar berjalan. Hanya saja, bagaimana jadinya jika anak jalan jinjit hingga usia lebih dari dua tahun. Apakah ini adalah hal yang normal?
Sebagai orangtua, tentu kita akan merasa bangga dan terharu saat anak mulai bisa jalan sendiri. Hanya saja, terkadang yang membuat kita bingung dan khawatir adalah saat anak jalan jinjit. Lantas kita akan bertanya-tanya: apakah anak jalan jinjit adalah hal normal? Atau justru menandakan adanya masalah kesehatan pada si kecil?
Anak Jalan Jinjit Adalah Hal Normal
Mama tidak perlu panik! Pasalnya, kondisi ini merupakan hal wajar, terutama saat si kecil masih baru belajar berjalan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan si kecil memilih berjalan jinjit karena rasa penasaran yang tinggi.
Hal senada juga dijelaskan Annelia Sari Sani, psikolog dari Petak Pintar Center for Learning Problems dan Klinik Psikologi RSAB Harapan Kita: berjalan jinjit adalah tahapan normal dalam perkembangan motorik anak balita.
Bukan hanya itu, lebih lanjut Ia menjelaskan, bahwa di usia 18-24 bulan anak tidak hanya eksplorasi dengan berjalan jinjit saja. Namun juga jalan pakai tumit, jalan mundur, dan melakukan berbagai eksplorasi lainnya dengan kakinya.
Hanya saja, anak jalan jinjit dikatakan normal jika tidak sampai usia lebih dari 2 tahun. Apabila kebiasaan anak berjalan jinjit terbawa hingga usia tiga tahun, dan bukan karena ingin menggapai barang yang lebih tinggi, Mama patut waspada dan curiga.
Sebab, bisa saja kondisi ini menunjukkan adanya masalah dalam perkembangan neurologis atau otot si kecil.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Sopan Santun pada Anak Sejak Dini
Penyebab Anak Jalan Jinjit
Seperti yang disinggung sebelumnya, kita perlu waspada apabila anak memiliki kebiasaan jalan jinjit hingga lebih dari usia 2 tahun. Berikut beberapa penyebabnya:
Dysfunctional Balance System
Dysfunctional Balance System (DBS) adalah sistem keseimbangan di dalam telinga si kecil yang menjadi pusat keseimbangan anak. Biasanya, kalau sistem keseimbangan ini tidak bekerja dengan baik, akan menyebabkan si kecil berjalan jinjit.
Masalah otot pada anak
Penyebab anak jalan jinjit selanjutnya adalah masalah otot. Yup, saat otot tendon (achilles) lebih pendek dibandingkan anak lainnya, bisa saja menyebabkan mereka berjalan jinjit.
Kondisi ini menyebabkan mereka kesulitan menyentuh permukaan. Sehingga, si kecil bertumpu pada ujung jarinya, dan berjalan berjinjit.
Cerebral palsy
Selain itu, penyebab anak jalan jinjit lainnya adalah cerebral palsy. Apa itu? Cerebral palsy adalah kelainan otak yang membuat si kecil tidak mampu mengontrol ototnya.
Mengutip dari laman SehatQ, cerebral palsy ditandai dengan adanya peningkatan ketegangan otot pada tungkai. Sehingga, otot kaki si kecil akan menjadi kaku, dan gerakannya juga akan terbatas.
Autisme
Menurut penelitian Journal of Children’s Orthopaedics, dari 5.739 anak yang didiagnosis autisme, sekitar 8,4% di antaranya berjalan jinjit. Hanya saja, bukan berarti anak yang berjalan jinjit mengalami gangguan autisme, ya, Ma!
Kebiasaan
Selain masalah medis, bisa saja penyebab anak berjalan jinjit karena sudah terbiasa. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kebiasaan ini disebabkan keluarga yang juga memiliki kebiasaan jalan jinjit. Apabila memang karena kebiasaan, sangat disarankan untuk melatihnya berjalan normal, ya!
Apa yang Harus Dilakukan?
Tadi adalah beberapa penyebab anak berjalan jinjit yang perlu Mama perhatikan. Namun, jangan khawatir, karena ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk melatih anak berjalan normal, salah satunya dengan latihan duduk berdiri, seperti berikut ini:
- Sediakan kursi ukuran anak, dan biarkan si kecil duduk.
- Genggam betis tepat di bagian lututnya. Jangan terlalu keras, genggam dengan tekanan sedang.
- Ajak si kecil untuk berdiri, dan pastikan tumit tetap di lantai. Lakukan secara berulang, ya!
Selain latihan duduk berdiri, ada baiknya Mama juga selalu mengamati tumbuh kembang anak. Apabila kebiasaan jalan jinjit terus berlangsung dan tidak berkurang hingga usia di atas 2 tahun, disarankan mengonsultasikan ke dokter spesialis untuk mencari tahu akar masalahnya.
Baca Juga: Aturan Jam Tidur Bayi 0-12 Bulan, Optimalkan Tumbuh Kembang