Sama-sama memiliki rasa yang manis, ternyata ada banyak macam jenis gula, lo! Menariknya, setiap jenis gula punya sensasi manis yang berbeda-beda. Selain gula pasir, berikut ini aneka gula yang wajib Mama tahu! Yuk, disimak.
Gula jadi perisa utama; setelah garam, yang paling sering kita gunakan sehari-hari. Baik itu untuk penyedap masakan, atau pemanis teh dan kopi. Tapi tahukah kamu kalau jenis gula tak hanya gula pasir saja?
Di Indonesia sendiri setidaknya ada lebih dari banyak jenis gula yang bisa menggantikan manisnya gula pasir. Selain dari sisi bentuk, perbedaan dari setiap gula terletak pada bahan dasar pembuatannya.
Selain gula putih atau gula pasir, berikut 7 jenis gula yang paling umum digunakan di Indonesia:
1. Gula aren
Sejak munculnya banyak produk kopi kekinian, nama gula satu ini kian populer. Gula aren merupakan jenis gula yang dibuat dari nira pohon enau, lalu direbus hingga berubah warna.
Gula ini punya bentuk yang bervariasi, namun umumnya berbentuk bulat pipih dengan warna cokelat cerah. Dibandingkan gula pasir, gula jenis ini punya indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah.
2. Brown sugar
Banyak orang yang mengira kalau brown sugar adalah gula aren, atau bahkan gula merah. Padahal ketiganya berbeda, lo! Brown sugar adalah gula cokelat yang sebenarnya terbuat dari gula pasir, namun diberi tambahan molases sehingga warnanya berubah menjadi kecokelatan.
Ada dua jenis brown sugar yang biasanya dijual di pasaran, yaitu light dan dark brown sugar. Gula cokelat ini paling cocok dijadikan campuran kue, minuman boba, dan roti karena aromanya yang unik.
Baca Juga: Ini Perbedaan Gula Aren dan Brown Sugar Bahan Boba
3. Gula kastor
Kalau dilihat sekilas gula kastor mirip gula bubuk halus. Namun jika disentuh butiran gula kastor masih terasa sedikit kasar. Ada dua jenis gula kastor yang tersedia di pasaran, yaitu varietas biasa (berwarna putih) dan emas (berwarna kecokelatan).
Karena tekstur gula kastor lebih ringan daripada gula pasir, gula satu ini sangat cocok untuk membuat meringue, souffle, dan mousse. Beberapa orang juga menggunakan gula kastor untuk mempermanis krim kocok (whipped cream).
4. Gula batu
Sesuai namanya, gula batu memiliki bentuk fisik menyerupai batu kristal berukuran sedang. Terbuat dari larutan air tebu yang direbus bersama air, gula batu memiliki tekstur sangat keras dan tidak mudah larut dalam air.
Di Indonesia, jenis gula ini sering dijadikan pemanis untuk teh dan minuman tradisional. Kita bisa menemukan gula batu pada sajian wedang uwuh khas Yogyakarta. Selain itu, gula batu juga sering disantap langsung sebagai penawar rasa pahit setelah minum jamu.
5. Gula merah/gula jawa
Gula merah atau yang lebih dikenal dengan sebutan gula Jawa, merupakan salah satu pemanis khas dan telah ada sejak berabad-abad silam. Meski mirip dengan gula aren, namun kedua jenis gula ini punya bahan baku yang berbeda.
Gula merah terbuat dari nira pohon kelapa, atau yang terkenal dengan nama legen. Bertekstur agak keras, gula Jawa menjadi pemanis andalan untuk sajian makanan tradisional, seperti dodol, bolu kukus, klepon, dan lainnya. Rasa dari gula jawa ini tidak semanis gula pasir, tapi cenderung pas di lidah.
6. Gula jagung
Jenis gula satu ini sering digunakan untuk menggantikan gula pasir. Bukan tanpa alasan, sebab gula jagung memiliki rasa manis yang mirip dengan gula pasir, namun punya indeks glikemik sedikit lebih rendah.
Itulah mengapa penderita diabetes bisa mengonsumsi gula jagung sebagai pemanis alami untuk menggantikan gula pasir. Meski begitu, baik gula jagung maupun gula pasir tetap berisiko jika dikonsumsi berlebihan. Jadi sewajarnya saja dalam mengonsumsi gula jagung, ya, Mama Papa!
Baca Juga: 5 Pemanis Pengganti Gula Pasir yang Aman Bagi Penderita Diabetes
7. Gula cair
Sering disebut dengan simple syrup, jenis gula ini terbuat dari campuran gula pasir dan air yang telah dipanaskan. Gula cair bisa dibuat sendiri di rumah atau langsung dibeli dalam bentuk kemasan.
Meski terbuat dari gula pasir, rasa gula cair cenderung lebih manis. Tapi, kita harus lebih hati-hati saat menggunakan gula cair, karena jenis gula ini punya kandungan kalori tinggi yang lebih risiko menyebabkan obesitas.
So, itulah 7 jenis gula yang bisa digunakan sebagai pemanis untuk menggantikan gula pasir.
Tapi ingat, kita tetap harus membatasi konsumsi gula untuk mencegah risiko penyakit diabetes melitus tipe 2, ya!.
Selain itu, konsumsi gula berlebihan juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan hati berlemak.
Jadi, upayakan selalu bijak dalam mengonsumsi gula, ya.