Ada kalanya kita merasa kesal dengan sikap si kecil yang terus ngeyel. Alhasil, tidak jarang kita sering memarahinya karena mereka sulit dinasehati. Jangan dibiasakan, pasalnya sering memarahi anak berdampak buruk bagi kondisi fisik dan psikologis si kecil.
Seiring bertambahnya usia anak, tidak jarang kita kerap dibuat gemas dengan tingkah laku si kecil yang tidak terduga dan menguji kesabaran. Saking gemasnya, terkadang menyebabkan kita sering kelepasan memarahi anak karena sulit dinasehati dan diberi tahu.
Banyak yang beranggapan, memarahi anak dilakukan demi kebaikan agar mereka nurut dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Padahal, kebiasaan sering memarahi anak akan memengaruhi kesehatan fisik dan psikologis si kecil.
Lantas, apa saja dampak negatif sering memarahi anak yang perlu diwaspadai? Berikut penjelasannya:
1. Mengalami jantung lelah
Kebiasaan memarahi anak berdampak buruk bagi kondisi kesehatan fisik. Anak yang sering dimarahi berisiko mengalami jantung lelah. Suara bentakan yang kita keluarkan menyebabkan kinerja jantung anak berdetak lebih cepat. Alhasil, menyebabkan jantung anak lebih lelah di bawah normal.
2. Anak tidak percaya diri
Tidak sedikit orangtua beranggapan, memarahi anak efektif membuat mereka diam dan menurut. Padahal, anak yang sering dimarahi berisiko tumbuh menjadi sosok yang tidak percaya diri. Sedihnya lagi, anak cenderung memilih diam dan tidak melakukan apapun karena takut dimarahi.
Baca Juga: Sikap Ini Bikin Anak Tidak Percaya Diri
3. Cenderung pasif
Berkaitan dengan poin sebelumnya, sering memarahi anak tidak hanya menyebabkan mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri. Namun juga cenderung pasif dan kurang inisiatif. Hal ini disebabkan karena anak merasa tidak pernah benar di mata kedua orangtua. Alhasil, menyebabkan mereka memilih diam agar tetap aman.
4. Anak menjadi pemarah
Dampak negatif sering memarahi anak berikutnya menyebabkan mereka tumbuh menjadi pribadi yang pemarah. Parahnya, ternyata sifat pemarah tersebut disebabkan karena kebiasaan anak meniru perilaku yang sering dilakukan oleh kedua orangtua; sering marah.
Kalau tidak segera ditangani, sifat pemarah anak akan terus berkembang dan semakin parah. Tidak menutup kemungkinan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang egois dan keras kepada.
5. Anak suka menentang
Selain tumbuh menjadi pribadi yang pemarah, anak yang sering dimarahi berisiko tumbuh menjadi sosok yang suka menentang. Bukan hal yang patut dianggap remeh, pasalnya tidak menutup kemungkinan anak akan cenderung lebih berani, berbicara kasar, dan menentang orangtua demi membela diri sendiri.
6. Perkembangan otak terhambat
Dampak negatif akibat sering memarahi anak berikutnya menyebabkan perkembangan otak si kecil terhambat. Mengutip dari Kompas.com, menurut dr. Nurul Afifah, suara keras dan bentakan yang keluar dari mulut Mama Papa dapat menggugurkan pertumbuhan sel otak anak. Tidak hanya satu, bentakan yang kita keluarkan bisa membunuh lebih dari satu miliar sel otak anak, lo!
7. Sulit menjadi pendengar yang baik
Saat anak dimarahi, besar kemungkinan mereka memilih diam. Sayangnya, sifat diam anak bukan berarti mereka benar-benar mendengarkan apa yang Mama Papa ungkapkan. Apalagi kalau kita sering membentak dan menggunakan kata-kata kasar saat memarahi anak.
Bukan tidak mungkin jika anak cenderung memiliki kebiasaan menerima omongan dari telinga kiri, dan mengeluarkannya di telinga kanan. Kalau terus dibiarkan, kebiasaan ini menyebabkan anak akan sulit menjadi pendengar yang baik di masa depan.
8. Stres dan depresi
Meskipun tidak terlihat langsung, namun sering memarahi anak berisiko menyebabkan mereka stres dan depresi di masa depan. Kondisi ini diawali dengan perasaan sedih berlarut akibat sering dimarahi. Apabila tidak segera ditangani, perasaan cemas dan sedih berlarut menyebabkan anak rentan mengalami depresi.
Baca Juga: 7 Tanda Stres pada Anak yang Harus Dikenali Sejak Dini
Ternyata sering memarahi anak memiliki banyak dampak negatif yang memengaruhi kesehatan fisik dan psikologis si kecil, bukan? Sebelum terlambat, akan lebih baik kalau Mama Papa coba melakukan beberapa cara agar tidak mudah marah pada anak.
Misalnya melakukan teknik pernapasan sederhana. Coba tarik napas yang dalam dan hembuskan. Lakukan beberapa kali hingga Mama Papa merasa lebih rileks. Kalau perlu, coba dengarkan musik kesukaan untuk meredakan perasaan marah agar tidak cepat meledak.
Baca Juga: 5 Cara Mengajarkan Anak Disiplin, Jangan Dipaksa!