Meski diklaim dapat memberikan keuntungan yang besar, namun sebenarnya ada beberapa risiko berinvestasi saham yang perlu Mama Papa perhatikan. Pasalnya, berinvestasi tanpa memerhatikan risikonya dapat menyebabkan Mama Papa mengalami kerugian. Lantas, apa saja risiko investasi saham yang perlu diperhatikan agar tidak rugi?
Pastinya Mama Papa ingat ungkapan: high risk-high return, low risk-low return dalam dunia investasi, dong? Ungkapan tersebut sangat menggambarkan risiko investasi saham, yaitu memiliki risiko berinvestasi yang lebih tinggi, dibandingkan instrumen investasi lainnya.
Sampai sekarang, saham masih menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak diminati investor. Baik itu investor pemula, maupun investor profesional. Alasannya karena saham memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan instrumen investasi lainnya, seperti reksadana dan obligasi.
Sayangnya, karena sudah tergiur iming-iming keuntungan yang besar. Banyak investor yang tidak memerhatikan risiko investasi saham. Padahal, berinvestasi tanpa memahami risikonya dapat menyebabkan kerugian. Duh, pastinya Mama Papa tidak pengin, kan?
Guna meminimalkan risiko kerugian investasi saham. Berikut 5 risiko investasi saham yang perlu Mama Papa pertimbangkan sebelum berinvestasi:
Harga saham turun
Berbeda dengan instrumen investasi lainnya, harga atau nilai saham cenderung fluktuatif. Dengan kata lain, harga saham bisa naik dan turun secara mendadak tergantung keadaan pasar.
Meski harga saham turun menjadi salah satu risiko investasi yang “mengerikan”, Mama Papa tidak perlu khawatir berlebihan. Selama turunnya tidak drastis, Mama Papa disarankan untuk tidak asal menjualnya. Disarankan untuk buy and hold, agar mendapatkan keuntungan besar saat pasar kembali pulih.
Baca Juga: 10 Istilah Saham yang Wajib Investor Pemula Ketahui
Tidak dapat dividen
Dividen adalah pembagian laba dari perusahaan yang kita beli sahamnya. Pembagian dividen diputuskan bersama oleh para pemilik saham saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hanya saja, pembagian dividen tergantung dari kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Apabila kinerja perusahaan dalam keadaan baik, maka Mama Papa bisa mendapatkan dividen. Sebaliknya, apabila perusahaan merugi, maka kita tidak akan mendapatkan dividen.
Capital loss
Risiko investasi saham berikutnya adalah capital loss. FYI, capital loss adalah kerugian berinvestasi akibat harga jual saham lebih rendah dibandingkan saat membeli saham pertama kali.
Contoh, Mama Papa membeli saham dari perusahaan A seharga Rp500.000/lot. Namun, harga saham turun menjadi Rp450.000/lot. Artinya, total kerugian yang Mama Papa dapatkan adalah Rp50.000.
Baca Juga: Cara Membeli Saham yang Benar untuk Pemula, Wajib Tahu!
Suspend
Selanjutnya, suspend turut menjadi salah satu risiko investasi saham yang tidak kalah penting diperhatikan. Singkatnya, suspend atau suspensi saham adalah kondisi di mana penjualan saham diberhentikan oleh bursa efek.
Akibatnya, seluruh investor yang menanamkan modal tidak dapat melakukan transaksi saham, sampai suspensi tersebut dicabut dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Kabar baiknya, Mama Papa bisa mengetahui saham mana saja yang pernah atau sedang terkena suspensi supaya tidak terjebak. Caranya dengan membuka situs resmi IDX (Indonesian Stock Exchange), dan mengecek surat yang berisikan daftar saham yang terkena suspend, unsuspend, hingga emiten yang terkena UMA (Unusual Market Activity).
Risiko likuidasi
Risiko investasi saham yang perlu Mama Papa berikutnya adalah risiko likuidasi. Pada dasarnya, risiko likuidasi terjadi saat sebuah perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau bahkan dibubarkan.
Apabila perusahaan benar-benar dinyatakan bangkrut. Maka, prioritas utama perusahaan adalah memenuhi kewajiban dengan pihak lain, seperti salah satunya kreditor. Sementara itu, seluruh pemegang saham menjadi pihak yang akan mendapatkan “giliran” terakhir untuk mendapatkan haknya.
Parahnya, ada kemungkinan para pemegang saham tidak mendapatkan hak dari perusahaan. Hal ini biasanya terjadi apabila perusahaan tidak memiliki sisa harta setelah melunasi seluruh kewajibannya.
Untuk menghindari risiko investasi saham, Mama Papa harus menyusun strategi berinvestasi saham yang bijak. Lebih lengkapnya, Mama Papa bisa baca artikel: Cara Investasi Saham yang Benar.